Selasa, 16 September 2025

Virus Corona

Kemenkes Sebut Virus Corona yang Diidap Turis Jepang Usai Berlibur dari Bali Bentuk Mutasi COVID-19

Yuri meyakini SARS-CoV2 adalah bentuk mutasi dari COVID-19 atau nama lain dari virus corona berdasarkan pendapat pakar

(KOMPAS.com/Deti Mega Purnamasari)
Sekretaris Ditjen P2P Achmad Yurianto saat ditemui wartawan di Kantor Kemenkes, Jalan H.R Rasuna Said, Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (24/1/2020).(KOMPAS.com/Deti Mega Purnamasari) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) angkat bicara soal pria berusia 60 tahun yang merupakan warga negara Jepang dan dikabarkan positif virus corona setelah berlibur dari Indonesia

Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Achmad Yurianto mengatakan otoritas Jepang melaporkan yang bersangkutan terinfeksi SARS-CoV2

Baca: 1.000 Orang Dikurung di Hotel Spanyol Lantaran Ada Suspect Virus Corona, Pengunjung Resah

Yuri meyakini SARS-CoV2 adalah bentuk mutasi dari COVID-19 atau nama lain dari virus corona berdasarkan pendapat pakar.

Sementara WHO sendiri diketahui mengatakan SARS-CoV2 adalah penyebab COVID-19

"Ada hal yang mendasar yang kami terima dari para pakar. Di satu sisi SARS-CoV2 ini penyebab COVID-19 seperti yang ditulis oleh WHO, tapi pendapat lainnya mengatakan ini (SARS-CoV2) adalah bentuk mutasi dari COVID-19 yang ditengarai menjadi jinak dengan tanda-tanda minimal," ujar Yuri, dalam sambungan telekonference, di Kemenkes, Jl Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (25/2/2020). 

Yuri mengaku tak ingin memperdebatkan masalah nama.

Hanya saja dia memiliki referensi yang menyatakan SARS-CoV2 adalah mutasi dari COVID-19

Mutasi itu, kata dia, terlihat dari para pasien yang terinfeksi positif namun hanya menunjukkan gejala minimal atau bahkan tak memperlihatkan gejala sama sekali. 

Baca: Mahfud MD: Ada 232 Orang yang Minta Diperiksa Terkait Corona dan Hasilnya Negatif

"Kalau mau dibedakan silahkan dibedakan tapi saya punya referensi bahwa SARS-CoV tipe 2 merupakan bentuk mutasi gen. Bentuk perubahan yang dari penyebab pertama yang dulu disebut 2019-Novel Coronavirus," kata dia.

Jadi dua-dua referensinya ada dan kami tidak akan memperdebatkan nama, tapi bagaimana surveillance aktif dilakukan, tracing dilakukan. Itu yang lebih penting," imbuh Yuri. 

Turis Jepang dari Indonesia yang terinfeksi sakit parah

Seorang pria Jepang berusia 60 tahunan terinfeksi virus corona sepulang dari Bali bersama keluarganya.

Kini pria tersebut sedang sakit parah dan masih menjalani perawatan di rumah sakit khusus dan karantina di Tokyo.

"Pria tersebut sedang sakit parah, dan tampaknya sulit untuk merespons kepada siapa pun," ungkap sumber Tribunnews.com di Dinas Kesehatan Pemda Tokyo, Selasa (25/2/2020).

Menurutnya, ketika seseorang meninggalkan Jepang, itu tidak akan dipantau oleh Pemerintah Metropolitan Tokyo.

"Saat tiba di Bali, kami juga tidak tahu tentang perilaku orang tersebut saat berada di Indonesia," kata sumber itu.

Sementara itu informasi dikomunikasikan antar negara berdasarkan International Health Regulations (IHR) atau Peraturan Kesehatan Internasional (IHR).

"Investigasi sedang berlangsung, termasuk menanggapi kontak dekat di Indonesia dan di pesawat terbang," ujarnya.

Baca: Unggah Video dan Foto Pasien Rumah Sakit Dirawat di Tengah Banjir, Hotman Paris: Nasib Bangsaku!

Baca: KPK Periksa Tersangka Undang Sumantri Terkait Korupsi di Kemenag, Bakalan Ditahan?

Selain itu, persetujuan dari pihak-pihak terkait dengan keluarganya juga belum diperoleh.

"Pemda Tokyo hanya mempublikasikan informasi yang telah dia kunjungi di Indonesia. Itu saja, karena juga terkait privasi orang tersebut," katanya.

Tribunnews.com berusaha untuk mewawancarai pria tersebut di rumah sakit lewat jalur telepon.

"Mungkin perlu mempertimbangkan privasi pasien dan keluarga. Pihak Tokyo sendiri tidak memperkenalkan pasien atau keluarga mereka untuk berhubungan," ungkapnya.

"Hal yang sama berlaku untuk media domestik Jepang," tambahnya.

Pria tersebut bekerja pada semua panti jompo, bukan sebagai perawat tetapi sebagai pegawai administrasi.

Baca: Sah! Polisi Tetapkan 3 Pembina jadi Tersangka Tragedi Susur Sungai SMPN 1 Turi, Ini Pengakuan Mereka

Baca: Bus TransJakarta Nekat Terobos Banjir, Sopir Khawatir Menabrak Trotoar

Pihak Dinas Kesehatan Tokyo masih terus menyelidiki panti jompo tersebut agar virus corona yang dibawanya itu tidak menyebar ke mana-mana.

Tanggal 12 Februari pria itu mengaku badannya sudah tidak enak seperti masuk angin.

Dia kemudian langsung berkonsultasi dengan lembaga medis di Tokyo pada tanggal 12 Februari.

Sehari kemudian, 13 Februari dia bekerja kembali di fasilitas perawatan panti jompo tersebut.

Tanggal 14 Februari istirahat karena badannya masih tidak enak dan melakukan perjalanan ke Indonesia bersama keluarganya dari tanggal 15 Februari 2020.

Dia kembali ke Jepang pada tanggal 19 Februari dan langsung kembali ke institusi medis, di mana dia dirawat di rumah sakit karena pneumonia.

Tanggal 21 Februari Pemda Tokyo mengumumkan bawa pria itu positif terinfeksi virus corona yang diperkirakan sudah dimilikinya sebelum ke Indonesia.

Info lengkap dan diskusi Jepang bisa bergabung ke WAG Pecinta Jepang kirimkan email nama lengkap dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan