Jadwal dan Aturan Puasa Pantang Menjelang Hari Raya Paskah 2020
Umat Katolik tengah mempersiapkan Pra-Paskah menyambut Hari Wafatnya Yesus Kristus yang diawali dengan perayaan Rabu Abu, Rabu (26/2/2020).
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Umat Katolik tengah mempersiapkan Pra-Paskah yang diawali dengan perayaan Rabu Abu, Rabu (26/2/2020).
Persiapan Pra-Paskah ini untuk menyambut perayaan Hari Wafatnya Yesus Kristus atau Hari Raya Paskah yang jatuh pada Jumat (10/4/2020) mendatang.
Perlu diketahui, sebelum memperingati hari meninggalnya Isa Al-masih, umat Katolik wajib menjalani masa Pra Paskah.
Di antaranya melaksanakan wajib puasa dan pantang.
Baca: 6 Amalan Bulan Rajab Mulai Bisa Dilakukan untuk Menambah Pahala, Puasa & Baca Doa Ini
Dikutip dari laman Katedral Jakarta, titik mula masa Pra-Paskah akan diawali dengan perayaan Rabu Abu pada Rabu, 26 Februari 2020.
Inilah informasi lengkap jadwal dan aturan puasa pantang Paskah 2020.
Keuskupan Agung Jakarta telah menerbitkan aturan dan jadwal puasa pantang dalam masa Pra-Paskah 2020.
Dimulai pada Rabu (26/2/2020) nanti, umat Katolik akan melaksanakan misa Rabu Abu.
Sejalan dengan wajib puasa dan pantang yang diakhiri pada Sabtu (11/4/2020).

Jadwal Puasa:
Rabu (26/2/2020) : Puasa dan Pantang
Jumat (6/3/2020) : Pantang
Jumat (13/3/2020) : Pantang
Jumat (20/3/2020) : Pantang
Jumat (27/3/2020) : Pantang
Jumat (3/4/2020) : Pantang
Jumat Suci (10/4/2020) : Puasa dan Pantang
Baca: Masuk Bulan Rajab 1441 H, Ini Bacaan Niat Puasa Rajab Beserta Arti dan Keistimewaanya
Aturan Puasa dan Pantang
Masih dari laman Keuskupan Agung Jakarta, yang diwajibkan puasa menurut Hukum Gereja yang baru adalah semua yang sudah dewasa sampai awal tahun ke enam puluh (KHK k.1252).
Yang disebut dewasa adalah orang yang genap berumur delapan belas tahun (18) (KHK .,97 1).
Puasa artinya makan kenyang satu kali sehari.
Sementara untuk berpantang diwajibkan bagi semua yang sudah berumur 14 tahun e atas (KHK k.1252)
Pantang yang dimaksud adalah setiap keluarga atau kelompok atau perorangan memilih dan menentukan sendiri.
Misalnya pantang daging, pantang garam, pantang jajan, pantang rokok.
Dituliskan dalam laman Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), umat Katolik agar turut serta ambil bagian dalam gerakan pantang plastik dan styrofoam untuk mewujudkan pertobatan ekologis.
Di sisi lain, KAJ juga mengimbau dalam masa prapaskah ini agar mengusahakan orientasi dan perilaku yang membuat umatnya semakin bersyukur dan mewujudkannya dalam sikap peduli pada sesama.
Suasana tobat dan syukur diharap mewarnai masa penuh rahmat.
KAJ juga menuliskan bahwa pelayanan sakramen-sakramen diperbolehkan, seperti Sakramen atau Pemberkatan Perkawinan dengan memperhatikan suasana tobat terlebih kesederhanaan.
Serta berbelarasa dan berbagi kepada sesama yang miskin, menderita, terpinggirkan dan berkebutuhan khusus.
Ketentuan Konferensi para Uskup di Indonesia Menetapkan:
- Hari Puasa dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung.
- Hari Pantang dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan tujuh Jumat selama Masa Prapaska sampai dengan Jumat Agung.
- Yang wajib berpuasa ialah semua orang Katolik yang berusia 18 tahun sampai awal tahun ke-60.
Yang wajib berpantang ialah semua orang Katolik yang berusia genap 14 tahun ke atas.
- Puasa (dalam arti yuridis) berarti makan kenyang hanya sekali sehari.
- Pantang (dalam arti yuridis) berarti memilih pantang daging, atau ikan atau garam, atau jajan atau rokok.
Bila dikehendaki masih bisa menambah sendiri puasa dan pantang secara pribadi, tanpa dibebani dengan dosa bila melanggarnya.

Penerapannya adalah:
-Berpantang setiap hari Jumat sepanjang tahun (contoh: pantang daging, pantang rokok dll) kecuali jika hari Jumat itu jatuh pada hari raya, seperti dalam oktaf masa Natal dan oktaf masa Paskah.
Penetapan pantang setiap Jumat ini adalah karena Gereja menentukan hari Jumat sepanjang tahun (kecuali yang jatuh di hari raya) adalah hari tobat.
Namun, jika kita mau melakukan yang lebih, silakan berpantang setiap hari selama Masa Prapaskah.
- Jika kita berpantang, pilihlah makanan/minuman yang paling kita sukai. Pantang daging adalah contohnya, atau yang lebih sukar mungkin pantang garam.
Tapi ini bisa juga berarti pantang minum kopi bagi orang yang suka sekali kopi, dan pantang sambal bagi mereka yang sangat suka sambal, pantang rokok bagi mereka yang merokok, pantang jajan bagi mereka yang suka jajan.
Jadi jika kita pada dasarnya tidak suka jajan, jangan memilih pantang jajan, sebab itu tidak ada artinya.
- Pantang tidak terbatas hanya makanan, namun pantang makanan dapat dianggap sebagai hal yang paling mendasar dan dapat dilakukan oleh semua orang.
Namun jika satu dan lain hal tidak dapat dilakukan, terdapat pilihan lain, seperti pantang kebiasaan yang paling mengikat, seperti pantang nonton TV, pantang 'shopping', pantang ke bioskop, pantang `gossip', pantang main `game' dll.
Jika memungkinkan tentu kita dapat melakukan gabungan antara pantang makanan/ minuman dan pantang kebiasaan ini.
- Puasa minimal dalam setahun adalah Hari Rabu Abu dan Jumat Agung, namun bagi yang dapat melakukan lebih, silakan juga berpuasa dalam ketujuh hari Jumat dalam masa Prapaskah (atau bahkan setiap hari dalam masa Prapaskah).
- Waktu berpuasa, kita makan kenyang satu kali, dapat dipilih sendiri pagi, siang atau malam. Harap dibedakan makan kenyang dengan makan sekenyang-kenyangnya.
Karena maksud berpantang juga adalah untuk melatih pengendalian diri, maka jika kita berbuka puasa/pada saat makan kenyang, kita juga tetap makan seperti biasa, tidak berlebihan. Juga makan kenyang satu kali sehari bukan berarti kita boleh makan snack/camilan berkali-kali sehari.
Ingatlah tolok ukurnya adalah pengendalian diri dan keinginan untuk turut merasakan sedikit penderitaan Yesus, dan mempersatukan pengorbanan kita dengan pengorbanan Yesus di kayu salib demi keselamatan dunia.
Pada saat berpuasa, kita dapat mendoakan untuk pertobatan seseorang, atau mohon pengampunan atas dosa kita.
Doa-doa seperti inilah yang sebaiknya mendahului puasa, kita ucapkan di tengah-tengah kita berpuasa, terutama saat kita merasa haus/ lapar, dan doa ini pula yang menutup puasa kita/ sesaat sebelum kita makan.
Di sela-sela kesibukan sehari-hari kita dapat mengucapkan doa sederhana, "Ampunilah aku, ya Tuhan. Aku mengasihi-Mu, Tuhan Yesus. Mohon selamatkanlah ..." (sebutkan nama orang yang kita kasihi)
Karena yang ditetapkan di sini adalah syarat minimal, maka kita sendiri boleh menambahkannya sesuai dengan kekuatan kita.
Jadi boleh saja kita berpuasa dari pagi sampai siang, atau sampai sore, atau bagi yang memang dapat melakukannya, sampai satu hari penuh.
Juga tidak menjadi masalah, puasa sama sekali tidak makan dan minum atau minum sedikit air.
Diperlukan kebijaksanaan sendiri (prudence) untuk memutuskan hal ini, yaitu seberapa banyak kita mau menyatakan kasih kita kepada Yesus dengan berpuasa, dan seberapa jauh itu memungkinkan dengan kondisi tubuh kita.
Walaupun tentu, jika kita terlalu banyak `excuse' ya berarti kita perlu mempertanyakan kembali, sejauh mana kita mengasihi Yesus dan mau sedikit berkorban demi mendoakan keselamatan dunia.
Dalam puasa Katolik, tidak diatur mengenai jam berbuka puasa dan jam sahur. Demikian juga tentang istilah puasa yang batal, tidak ada.
Makna utama puasa bagi umat Katolik adalah penyangkalan diri sebagai tanda pertobatan.
Maka agak rancu kalau mengatakan puasa yang batal.
Apakah artinya batal bertobat?
Jika pertobatan ada, namun puasa tidak sempurna dilakukan, maka sebenarnya yang adalah pelaksanaan penyangkalan diri yang tidak sempurna.
Baru jika ternyata orang itu mengabaikan puasa pada saat yang diwajibkan oleh Gereja, maka artinya ia telah melakukan kesalahan/ dosa karena melanggar perintah Gereja.
Demikian ulasan mengenai pantang dan puasa menurut ketentuan Gereja Katolik.
Semoga bermanfaat.
(Stefanus Tay & Ingrid Tay)
Stefanus Tay, MTS dan Ingrid Listiati, MTS adalah pasangan suami istri awam dan telah menyelesaikan program studi S2 di bidang teologi di Universitas Ave Maria -Institute for Pastoral Theology, Amerika Serikat.
Sumber: katolisitas.org
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani/Chrysnha)