Virus Corona
Pasien Positif Virus Corona Terus Bertambah, Pemerintah Disarankan Lakukan Lockdown
"Meminta kepada presiden RI untuk me-lockdown Indonesia selama 2 minggu," katanya
Editor:
Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasien positif corona di Indonesia bertambah dua kali lipat pemerintah pun diminta bergerak cepat agar tidak menimbulkan keresahan.
Pemerintah pun disarankan melakukan lockdown alias isolasi selama dua pekan.
Baca: Sejumlah Artis Waspada Virus Corona, Mulai dari Batalkan Bulan Madu Hingga Tunda Liburan
"Meminta kepada presiden RI untuk me-lockdown Indonesia selama 2 minggu dan segenap jajaran pemerintah melakukan tahapan-tahapan pencegahan penyebaran virus corona yang terkoordinasi dengan baik," kata Ketua Umum DPP KNPI, Haris Pertama dalam keterangan persnya, Jumat (13/3/2020).
Tidak hanya itu, presiden juga harus terbuka soal data virus corona ini.
Mengingat semakin bertambahnya korban ada kesan pemerintah menutup-nutupi.
"Meminta presiden melalui menteri kesehatan untuk mempublikasikan perkembangan virus corona yang sudah terjadi di Indonesia," tegasnya.
KNPI menilai apa yang sudah dilakukan oleh beberapa kepala daerah, gubernur, walikota dan bupati sudah tepat.
Sehingga penyebaran virus ini bisa dibatasi.
"Kami mengapresiasi kerja kepala daerah (gubernur, walikota dan bupati) yang bertindak pro aktif dalam upaya pencegahan penyebaran virus corona," ujarnya.
KNPI Pusat kata Haris juga menginstruksikan kepada seluruh pengurus DPD KNPI se-Indonesia untuk berkoordinasi dan membantu kepala daerah dalam pencegahan penyebaran virus corona.
"Seluruh pengurus wajib melakukan koordinasi dan membantu menginformasikan kepada masyarakat tahap-tahap dalam penanggulangan penyebaran virus corona," beber Haris.
Baca: Perbedaan Pneumonia yang Disebabkan oleh Virus Corona dan Pneumonia Biasa, Simak Penjelasannya
Meski kondisi yang semakin mengkhawatirkan, KNPI mengajak masyarakat Indonesia untuk bersikap tenang, menjaga kesehatan dan kebersihan dan senantiasa berdoa kepada Tuhan Yang maha Esa agar bangsa ini terhindar dari penyebaran virus corona.
"Kami meminta kepada masyarakat untuk ikut melawan penyebaran virus corona ini. Paling tidak di lingkungan terdekat. Ikuti petunjuk yang sudah diberikan oleh pakar kesehatan kita," ujarnya. (Willy Widianto)
Solo KLB virus corona
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, menetapkan Kota Solo dengan status Kejadian Luar Biasa (KLB) Virus Corona, Jumat (13/3/2020) malam.
Dengan adanya status KLB virus Corona ini, Pemerintah Kota Solo menerapkan sejumlah kebijakan.
Satu di antaranya, kegiatan belajar mengajar para siswa di sekolah yang dialihkan ke rumah hingga batas waktu yang tak ditentukan.
Baca: Cegah Virus Corona, Mensos Rutin Konsumsi Minuman Tradisional Buatan Sang Istri
Baca: Isi Surat Lengkap WHO untuk Pemerintah Indonesia Soal Virus Corona
"Semua siswa SD-SMA dan madrasah belajar di rumah, bukan diliburkan," kata Rudy kepada awak media.
Kegiatan belajar mengajar di rumah akan diberlakukan mulai Senin (16/3/2020).
Tidak hanya itu, sejumlah tempat wisata di Kota Solo juga akan ditutup selama 14 hari.
Baca: Kota Solo KLB Virus Corona: Sekolah Diliburkan 2 Minggu, Tempat Wisata Ditutup Total
Di antaranya, Museum Keris, Taman Jurug dan lainnya.
Baca: BREAKING NEWS: Kota Solo Diberlakukan Status KLB Virus Corona
Sementara itu, moda transportasi Batik Trans akan berhenti beroperasi sementara waktu.
Begitu pun dengan sejumlah kegiatan yang digelar mingguan, seperti car free day dan Pasar Minggu Pagi, yang ditiadakan hingga batas waktu yang tak ditentukan.
Surat WHO kepada Pemerintah Indonesia
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyurati Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait dengan terdeteksinya virus corona di Indonesia.
Melalui surat tersebut, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus meminta Jokowi untuk mengikuti langkah-langkah pencegahan virus corona yang diberikan oleh WHO.
Surat yang dikirimkan WHO kepada Jokowi pada 10 Maret lalu ini, berisikan tentang tujuh langkah yang harus diikuti pemerintah Indonesia untuk menangani virus corona.
Diketahui, Indonesia telah mengumumkan adanya 69 kasus, 4 meninggal dan 5 orang sembuh dari virus corona per Jumat (13/3/2020) hari ini.
Baca: Kota Solo KLB Virus Corona: Sekolah Diliburkan 2 Minggu, Tempat Wisata Ditutup Total
Baca: Pemerintah Belum Berniat Lakukan Lockdown Terkait Corona, Maruf Amin: Nanti Dampaknya Macam-macam
Dalam surat tersebut, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengapresiasi pemerintah Indonesia dalam menangaini virus yang bernama Covid-19 ini.
Selain itu, ia juga meminta setiap negara perlu mengambil langkah-langkah kuat yang dirancang untuk memperlambat penularan dan menahan penyebaran virus corona.
Tedros juga menyebutkan, WHO telah melihat kasus yang tidak terdeteksi atau terdeteksi pada tahap awal wabah mengakibatkan peningkatan yang signifikan dalam kasus dan kematian di beberapa negara.
Maka dari itu, kata Tedros, WHO terus mendesak negara-negara untuk fokus pada deteksi kasus dan kapasitas pengujian laboratorium, terutama di negara-negara dengan kapasitas sistem kesehatan yang besar dan beragam di seluruh negara.
Baca: BREAKING NEWS: Kota Solo Diberlakukan Status KLB Virus Corona
Baca: WHO Minta Indonesia Waspadai Kasus Corona yang Gagal Terdeteksi
Berikut isi surat lengkap WHO yang diterima Tribunnews.com untuk Presiden Jokowi terkait penanganan virus corona:
Yang Mulia
Bapak Joko Widodo
Presiden Republik Indonesia
Istana Merdeka
Jakarta-Pusat
Indonesia
10 Maret 2020
Yang Mulia,
Saya mendapat kehormatan untuk menulis kepada Anda untuk menyatakan penghargaan saya atas upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dalam mengatasi situasi COVID-19 di Indonesia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bekerja tanpa lelah dengan Negara-negara Anggota dan jaringan para pakar untuk menganalisis dan menyebarluaskan pengetahuan vital tentang tanggapan COVID-19.
Untuk mengalahkan virus ini, setiap negara perlu mengambil langkah-langkah kuat yang dirancang untuk memperlambat penularan dan menahan penyebarannya.
Sayangnya, kami telah melihat kasus yang tidak terdeteksi atau terdeteksi pada tahap awal wabah mengakibatkan peningkatan yang signifikan dalam kasus dan kematian di beberapa negara.
Untuk tujuan ini, WHO terus mendesak negara-negara untuk fokus pada deteksi kasus dan kapasitas pengujian laboratorium, terutama di negara-negara dengan kapasitas sistem kesehatan yang besar dan beragam di seluruh negara.
Konfirmasi awal kasus merupakan faktor penting untuk memahami penularan COVID-19 dan untuk dapat menahan wabah pada beberapa kasus dan cluster pertama.
Di daerah di mana ada transmisi lokal yang sedang berlangsung tidak terdeteksi atau kurang terdeteksi, WHO sangat merekomendasikan tindakan mendesak berikut untuk mengurangi transmisi dan mencegah penyebaran lebih lanjut:
• meningkatkan mekanisme respons darurat termasuk deklarasi darurat nasional;
• mendidik dan berkomunikasi secara aktif dengan publik melalui komunikasi risiko yang tepat dan keterlibatan masyarakat;
• mengintensifkan penemuan kasus, pelacakan kontak, pemantauan, karantina kontak, dan isolasi kasus;
• memperluas pengawasan COVID-19 menggunakan sistem pengawasan penyakit pernapasan yang ada dan pengawasan berbasis rumah sakit;
• menguji kasus-kasus yang dicurigai per definisi kasus WHO, kontak kasus-kasus yang dikonfirmasi; menguji pasien yang diidentifikasi melalui pengawasan penyakit pernapasan;
• menetapkan kapasitas laboratorium yang memadai dan terdesentralisasi yang akan memungkinkan tim mengidentifikasi kelompok-kelompok penularan sehingga tindakan segera dapat diambil - ini termasuk menguji tidak hanya kasus dengan kaitan langsung yang diketahui dengan kasus positif, tetapi semua pasien yang menderita penyakit seperti influenza dan penyakit pernapasan akut berat; dan
• mengintensifkan promosi langkah-langkah kesehatan masyarakat, termasuk kebersihan tangan, etiket pernapasan dan mempraktikkan jarak sosial.
Saya akan sangat menghargai dukungan penuh Anda untuk menerapkan langkah-langkah kesehatan masyarakat di atas, karena mereka mewakili paket intervensi yang diperlukan untuk mengatasi situasi ini secepat mungkin.
Saya juga akan berterima kasih jika Republik Indonesia dapat memberikan informasi terperinci kepada WHO tentang pendekatan pengawasan dan pengujian, identifikasi kontak, dan pelacakan kontak untuk COVID-19 dan setiap data atau ringkasan.
Adalah penting bahwa WHO menerima data penting tersebut untuk memperkaya penilaian risiko yang lebih komprehensif secara global, dan untuk secara efektif berkolaborasi dan berkoordinasi dengan kementerian kesehatan dan otoritas nasional terkait dari semua negara yang terkena dampak.
Melalui Kantor Regional kami untuk Asia Tenggara dan Kantor Perwakilan di Indonesia, WHO siap mendukung upaya Pemerintah Indonesia dan kementerian terkait.
Saya mengerti bahwa Direktur Regional kami telah menulis surat kepada Menteri Kesehatan dan Kantor Negara bekerja erat dengan otoritas dan mitra terkait.
Saya mengandalkan kepemimpinan pribadi dan kemauan politik Anda, yang tidak hanya memusatkan kemitraan yang kuat dengan WHO, tetapi juga menunjukkan komitmen Republik Indonesia terhadap keamanan kesehatan global.
Terimalah, Yang Mulia, jaminan pertimbangan tertinggi saya.
Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus
Direktur Jenderal