Virus Corona
Saling Tempel Siku Pada Salam Corona Ternyata Kata Dirjen WHO Itu Masih Bahaya, Cara Ini Lebih Aman
Mengurangi kontak fisik, termasuk salaman menjadi pilihan untuk mencegah penyebaran virus corona.
Editor:
Anita K Wardhani
"Sekarang ini yang repot para kiai, kalau salaman musti cium tangan kan. Padahal katanya sekarang malah ada salamannya begini (mengatupkan kedua telapak tangan), ada yang pakai sikut, ada yang pakai kaki salamannya," kata Maruf Amin saat itu.
Ma'ruf Amin minta maaf karena tak bisa berjabat tangan
Pemandangan tak biasa terlihat saat Wakil Presiden Maruf Amin menghadiri Musyawarah Nasional Asosiasi DPRD Kota Seluruh Indonesia (Adeksi) di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Maruf Amin terlihat mengatupkan tangan di depan dada saat menyapa seluruh pengurus ADEKSI.
Maruf Amin menyebut cara itu terpaksa digunakan untuk mengantisipasi penyebaran virus corona.
Ia menyebut salam itu sebagai 'salam corona'.
"Saya mohon maaf karena terpaksa salamannya sekarang ini pakai salaman corona. Biasanya ada yang cium tangan," kata Ma'ruf, Rabu (11/3/2020) dilansir dari kompas.com.
Maruf Amin mengaku tak nyaman dengan kondisi ini.
Biasanya, ia selalu bersalaman dengan orang ditemuinya.
Bahkan, tak jarang tangannya juga dicium masyarakat.
"Kali ini terpaksa salamannya tidak ada cium tangan, untuk menangkal corona," kata Wapres.
Hal senada disampaikan Ketua DPRD Kota Mataram Didi Mariadi.

Menurutnya, cara bersalaman di berbagai negara memang dibatasi setelah penyebaran virus corona. Salaman harus dilakukan tanpa kontak fisik untuk mencegah penyebaran virus corona.
"Salah satunya dengan menghindari kontak fisik tidak hanya salaman seperti biasa, biasanya kita cium pipi kanan-cium pipi kiri juga, nah itu kita hindari," kata Didi.
Pencegahan penyebaran virus corona memang diterapkan di acara Munas V ADEKSI di Mataram.
Suhu tubuh para peserta diperiksa terlebih dulu sebelum memasuki area munas.
Pantauan Kompas.com saat itu, para petugas kesehatan telah berdiri di pintu masuk untuk memeriksa peserta munas dengan pistol pengukur suhu tubuh.
Para peserta yang terdiri dari anggota DPRD kota seluruh Indonesia ini juga menggunakan hand sanitizer sebelum memasuki ruangan.