Minggu, 24 Agustus 2025

Virus Corona

Saling Tempel Siku Pada Salam Corona Ternyata Kata Dirjen WHO Itu Masih Bahaya, Cara Ini Lebih Aman

Mengurangi kontak fisik, termasuk salaman menjadi pilihan untuk mencegah penyebaran virus corona.

TribunJakarta.com/Muhammad Rizki Hidayat
Menteri BUMN Erick Thohir bersama Kepala BNPB Doni, melakukan salam siku, di stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Kamis sore (12/3/2020) 

TRIBUNNEWS.COM - Mengurangi kontak fisik, termasuk salaman menjadi pilihan untuk mencegah penyebaran virus corona.

Cara ini dilakukan menambagh deret upaya meluasnya virus corona seperti menerapkan gaya hidup sehat, memperbanyak mencuci tangan, memakai masker.
Baru-baru ini para pejabat di lingkungan Istana Kepresidenan mulai memperkenalkan 'Salam Corona'.

Salam Corona adalah cara bersalaman dengan menempelkan siku atau lengan tangan dua orang yang bertemu.

Salam Corona untuk mencegah penyebaran Virus Corona ini berbeda dengan kebiasaan salam yang lazim berlaku di Indonesia yakni dengan berjabat tangan.

Kepala Staf Staf Kepresidenan Moeldoko menganggap bagus Salam Corona dilakukan di Istana atau sejumlah tempat.

Sejumlah pejabat mulai dari Wapres KH Maruf Amin, mantan Wapres Jusuf Kalla, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri BUMN Erick Thohir dan Kepala BNPB Doni Monardo pun sudah mempraktikkan Salam Corona tersebut.

Tetapi, Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal World Health Organization (WHO), memilih cara lain dalam bersalaman.

Tedros memilih bersalaman dengan cara menempelkan tangan di dadanya daripada saling menempelkan siku atau lengan tangan dengan orang lain.

Artinya, cara salaman WHO sebaiknya tidak bersentuhan langsung karena masih berpotensi terjadinya penularan atau penyebaran Virus Corona atau COVID-19.

"Selama # COVID19, saya memilih untuk hand-on-heart daripada hand shake," ujar Tedros dalam cuitan di akun twitternya.

Tedros pun menunjukkan foto saat dirinya bersalaman dengan Presiden Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Gianni Infantino .

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menunjukkan cara bersalaman yang benar dengan Presiden FIFA Gianni Infantino dengan menempelkan tangan di dada.

Cara bersalaman 'hand-on-heart' itu dinilai lebih bisa mencegah penyebaran Virus Corona daripada Salam Corona dengan menempelkan siku dan lengan. (@Tedros Adhanom Ghebreyesus)

Cara salaman yang ditunjukkan Tedros Adhanom Ghebreyesus dan Gianni Infantino itu kemudian diretweet oleh mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo dengan memberikan komentar tambahan.

Roy Suryo mengingatkan para pejabat Indonesia supaya belajar terlebih dahulu sebelum memperkenalkan 'Salam Corona' kepada publik.

Roy Suryo pun mengirimkan pesannya melalui twitter tersebut kepada Presiden Joko Widodo atau Presiden Jokowi.

Roy Suryo juga mengkritisi kebijakan Moeldoko yang akan memperkenalkan Salam Siku di Istana Kepresidenan karena tidak dianjurkan Dirjen Badan Kesehatan Dunia (WHO) Dr Tedros.

Simak komentar Roy Suryo melalui akun twitternya berikut ini;

@KRMTRoySuryo2: Waduh, Ini @GeneralMoeldoko baru mau "membudayakan" SALAM SIKU di Lingkungan Istana, ternyata menurut DirJen WHO @DrTedros hal tsb TIDAK DIANJURKAN karena masih dalam Range Bahaya Penularan COVID-19 Bagaimana ini Pak @jokowi?

Sebaiknya Para Pejabat Indonesia belajar dulu lagi.

Ketika JK dan Sri Mulyani lakukan salam corona

Dilansir dari tribunnews.com, Ketua Dewan Pertimbangan Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Jusuf Kalla (JK) dan Ketua Umum IAEI Sri Mulyani Indrawati menyambangi kantor Wakil Presiden Maruf Amin, di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (12/3/2020).

Dalam pertemuan tersebut JK dan Sri Mulyani memberikan laporan soal ekonomi islam kepada Maruf Amin.

Sebelum memasuk ruang pertemuan, terlihat baik Sri Mulyani dan JK melakukan salam yang berbeda.

Jusuf Kalla dan Sri Mulyani tunjukkan salam corona saat menemui Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (12/3/2020). (Dokumentasi Setwapres)
Jusuf Kalla dan Sri Mulyani tunjukkan salam corona saat menemui Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (12/3/2020). (Dokumentasi Setwapres) ()

Dari foto yang diberikan Sekretariat Wakil Presiden, JK dan Sri Mulyani tampak bersalaman dengan siku keduanya saling diadu.

Diketahui, salam tersebut dinamakan 'Salam Corona'.

Salam itu menjadi salah satu bentuk mitigasi dari penyebaran virus corona.

Sesampainya di ruang pertemuan, JK dan Sri Mulyani disambut Maruf Amin dengan salaman.

Namun kali ini, Maruf Amin menyalami keduanya dengan menangkupkan kedua tangan tanpa menyentuh orang yang disalami.

Menteri BUMN Erick Thohir bersama Kepala BNPB Doni, melakukan salam siku, di stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Kamis sore (12/3/2020) (TribunJakarta.com/Muhammad Rizki Hidayat)
Menteri BUMN Erick Thohir bersama Kepala BNPB Doni, melakukan salam siku, di stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Kamis sore (12/3/2020) (TribunJakarta.com/Muhammad Rizki Hidayat) ()

Ma'ruf Amin ketika membuka rakornas IKADI di Istana Wapres, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (9/3/2020), menjelaskan soal budaya salaman di tengah situasi wabah corona.

"Sekarang ini yang repot para kiai, kalau salaman musti cium tangan kan. Padahal katanya sekarang malah ada salamannya begini (mengatupkan kedua telapak tangan), ada yang pakai sikut, ada yang pakai kaki salamannya," kata Maruf Amin saat itu.

Ma'ruf Amin minta maaf karena tak bisa berjabat tangan

Pemandangan tak biasa terlihat saat Wakil Presiden Maruf Amin menghadiri Musyawarah Nasional Asosiasi DPRD Kota Seluruh Indonesia (Adeksi) di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Maruf Amin terlihat mengatupkan tangan di depan dada saat menyapa seluruh pengurus ADEKSI.

Maruf Amin menyebut cara itu terpaksa digunakan untuk mengantisipasi penyebaran virus corona.

Ia menyebut salam itu sebagai 'salam corona'.

"Saya mohon maaf karena terpaksa salamannya sekarang ini pakai salaman corona. Biasanya ada yang cium tangan," kata Ma'ruf, Rabu (11/3/2020) dilansir dari kompas.com.

Maruf Amin mengaku tak nyaman dengan kondisi ini.

Biasanya, ia selalu bersalaman dengan orang ditemuinya.

Bahkan, tak jarang tangannya juga dicium masyarakat.

"Kali ini terpaksa salamannya tidak ada cium tangan, untuk menangkal corona," kata Wapres.

Hal senada disampaikan Ketua DPRD Kota Mataram Didi Mariadi.

Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat membukaa saat membuka rakornas IKADI di Istana Wapres, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (9/3/2020). (Dokumen Setwapres)
Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat membukaa saat membuka rakornas IKADI di Istana Wapres, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (9/3/2020). (Dokumen Setwapres) ()

Menurutnya, cara bersalaman di berbagai negara memang dibatasi setelah penyebaran virus corona. Salaman harus dilakukan tanpa kontak fisik untuk mencegah penyebaran virus corona.

"Salah satunya dengan menghindari kontak fisik tidak hanya salaman seperti biasa, biasanya kita cium pipi kanan-cium pipi kiri juga, nah itu kita hindari," kata Didi.

Pencegahan penyebaran virus corona memang diterapkan di acara Munas V ADEKSI di Mataram.

Suhu tubuh para peserta diperiksa terlebih dulu sebelum memasuki area munas.

Pantauan Kompas.com saat itu, para petugas kesehatan telah berdiri di pintu masuk untuk memeriksa peserta munas dengan pistol pengukur suhu tubuh.

Para peserta yang terdiri dari anggota DPRD kota seluruh Indonesia ini juga menggunakan hand sanitizer sebelum memasuki ruangan.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan