45.266 Kasus Demam Berdarah di Indonesia, Angka Kematian Paling Banyak di NTT
NTT menjadi wilayah dengan angka kematian akibat DBD terbanyak yaitu 48 orang.
Penulis:
Apfia Tioconny Billy
Editor:
Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM JAKARTA - Direktur Penyakit Tular Vektor Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menyebutkan bahwa sejak 1 Januari hingga 21 April 2020, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia telah mencapai angka 45.266 kasus.
"Kalau dilihat grafik harian kasusnya masih naik turun, dan penambahan masih di atas 50 kasus per hari," kata Siti kepada Tribunnews.com, Rabu (22/4/2020).
Dari puluhan ribu kasus itu, Provinsi Jawa Barat merupakan wilayah dengan jumlah kasus terbanyak yaitu sebanyak 6.337 kasus.
Lalu, disusul wilayah yang menduduki posisi kedua kasus terbanyak yaitu Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sedangkan, Lampung menjadi wilayah ketiga kasus terbanyak dengan 4.074 kasus DBD.
Dari 45.266 total kasus DBD, 297 orang di antaranya meninggal dunia.
NTT menjadi wilayah dengan angka kematian akibat DBD terbanyak yaitu 48 orang. Lalu, Jawa Tengah menduduki posisi kedua dengan 39 kasus dan Jawa Barat 33 kasus.
Baca: Angka Pasien Sembuh Covid-19 di Kota Semarang Relatif Tinggi
Siti mengungkapkan, ketika sebagian besar masyarakat berdiam di rumah karena adanya pandemi Covid-19, mereka justru berpotensi terkena DBD jika tidak melakukan pemberantasan nyamuk (PSN).
Nyamuk juga bisa saja berkembang biak di kantor hingga sekolah-sekolah yang saat ini sedang kosong karena semua aktivitas dilakukan di rumah saja mencegah Covid-19.
"Bisa saja justru di rumah mungkin tidak dilakukan PSN dan kedua sekolah, kantor, musala, dan tempat ibadah yang sekarang sepi karena work from home (WFH). Tempat-tempat itu bisa saja jadi sarang nyamuk," kata Siti.
Meski saat ini Indonesia sedang dilanda pandemi Covid-19, Siti mengingatkan semua pihak harus tetap memberikan perhatian terhadap kasus DBD.
Siti juga mengimbau untuk melakukan pembersihan sarang nyamuk di lingkungan masing-masing.
"Masyarakat harus membersihkan sarang nyamuk di rumah dan lingkungannya. Pencegahan tetap sama karena sama seperti Covid-19, perlu kepatuhan dan peran serta masyarakat," tuturnya.
Sementara itu dokter ahli penyakit dalam, dr. Malik Ibrahim, Sp.PD, menyarakan kepada masyarakat yang terkena demam berdarah untuk melakukan terapi cairan, yakni dengan cara banyak minum air putih.
Menurut Malik, orang yang terkena DBD maka sel cairan darahnya rusak sehingga bisa menimbulkan dehidrasi yang bisa membuat tubuh semakin lemah.
Baca: Sejuta Orang Sudah Pulang ke Daerah Sebelum Dilarang, Jokowi Sebut Itu Pulang Kampung Bukan Mudik
"Yang paling utama kecukupan cairan karena pada DBD virusnya merusak sel cairan darah, sehingga sering terjadi dehidrasi dan shock. Maka perlu dijaga asupan cairan yang memadai," ungkap dokter yang berpraktek di Rumah Sakit Yadika Kebayoran Lama, Jakarta itu.
Karena itu, kata Malik, orang yang terkena DBD harus mengonsumsi air seperti waktu sehat minimal 2 liter per hari.
Bisa juga dengan mengonsumsi minuman isotonik agar tubuh tidak terjadi dehidrasi.
Minum yang banyak saat terkena DBD bermanfaat untuk menurunkan suhu tubuh, karena biasanya saat DBD suhu tubuh meningkat.
"Kecukupan cairan dan ion mebantu menurunkan suhu tubuh yang salah satu tanda demam berdarah. jadi suhu tubuh normal lagi, trombosit dapat kembali dan membantu oksigenassi ke seluruh tubuh," katanya.(tribun network/fia/dod)
Sebaran Kasus DBD di Indonesia hingga 21 April 2020:
1. Jawa Barat 6.337 kasus, 33 meninggal dunia
2. NTT 4.679 kasus, 48 meninggal dunia
3. Lampung 4.047 kasus, 17 meninggal dunia
4. Jatim 3.622 kasus, 29 meninggal dunia
5. DKI Jakarta 2.288 kasus, 0 meninggal dunia
6. Jateng 2.176 kasus, 39 meninggal dunia
Baca: Kesaksian Prabowo Subianto Soal Kinerja Jokowi: Beliau Terus Berjuang Demi Kepentingan Rakyat
7. Bali 2.173 kasus, 3 meninggal dunia
8. Yogyakarta 1.766 kasus, 4 meninggal dunia
9. Riau 1.683 kasus, 7 meninggal dunia
10. Sumatera Selatan 1.628 kasus, 11 meninggal dunia
11. Jambi 1.371 kasus, 9 meninggal dunia
12. Sulawesi Selatan 1.319 kasus, 11 meninggal dunia
13. Kalimantan Selatan 1.263 kasus, 6 meninggal dunia
14. Kalimantan Timur 1.183 kasus, 10 meninggal dunia
15. Banten 1.107 kasus, 16 meninggal dunia

16. Sumatera Utara 1001 kasus, 2 meninggal dunia
17. Sumatera Barat 725 kasus, 2 meninggal dunia
18. Sulawesi Tenggara 682 kasus, 6 meninggal dunia
19. Sulawesi Utara 627 kasus, 10 meninggal dunia
20. Bangka Belitung 602 kasus, 2 meninggal dunia
21.Kalimantan Barat 598 kasus, 3 meninggal dunia
22. Kalimantan Tengah 574 kasus, 5 meninggal dunia
23. NTB 558 kasus, 1 meninggal dunia
Baca: Ingat Sinetron Ramadhan Doaku Harapanku? Lebih dari 20 Tahun Berlalu, Ini Kabar Para Pemainnya
24. Bengkulu 500 kasus, 7 meninggal dunia
25. Gorontalo 508 kasus, 5 meninggal dunia
26. Sulawesi Barat 476 kasus, 2 meninggal dunia
27. Sulawesi Tengah 474 kasus, 6 meninggal dunia
28. Aceh 452 kasus, 0 meninggal dunia
29. Kepulauan Riau 370 kasus, 1 meninggal dunia
30. Maluku Utara 175 kasus, 6 meninggal dunia
31. Kalimantan Utara 127 kasus, 1 meninggal dunia
32. Papua Barat 121 kasus, 0 meninggal dunia
33. Maluku 11 kasus, 2 meninggal dunia
34. Papua 0 kasus, 0 meninggal