Minggu, 24 Agustus 2025

Pernyataan Jokowi Soal Beda Mudik dan Pulang Kampung, Pihak Istana: Tidak Boleh Dua-duanya

Pihak istana buka suara terkait pernyataan Jokowi yang menjadi ramai setelah mengatakan perbedaan mudik dan pulang kampung.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Sri Juliati
WARTAKOTA/Nur Ichsan
TUMPAH RUAH - Ribuan calon penumpang tumpah ruah memenuhi arel Terminal Bus AKAP Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (23/4/2020). Jelang satu hari penerapan larangan mudik, suasana di terminal ini ramai sekali seperti saat mudik lebaran. 

Menurut Drajat, bahasa yang digunakan oleh Jokowi akan tidak mudah untuk dipahami.

Pasalnya, Presiden adalah tokoh politik dan bahasa menjadi satu di antara alat untuk berpolitik.

"Dalam konteks konstelasi bahasa politik, karena beliau Presiden, maka bahasanya tidak semudah itu."

"Karena bahasa bisa digunakan sebagai alat untuk berpolitik," ujar Drajat kepada Tribunnews.com, Kamis (23/4/2020), melalui sambungan telepon.

Drajat juga menerangkan, masyarakat bisa menafsirkan pernyataan Jokowi sebagai argumen pembelaan.

Pembelaan itu, lanjut Drajat, bisa saja digunakan agar Presiden tidak disalahkan terkait ratusan ribu warga yang mencuri start untuk mudik.

Ratusan calon penumpang memadati areal Terminal Poris, Kota Tangerang, yang mayoritas di dominasi penumpang menuju sejumlah kota di pulau Jawa, Kamis (23/4/2020). Mereka nekat mudik di hati terakhir sebelum pemberlakuan larangan mudik, karena takut akan sanksi yang diberlakukan. Mereka mengaku sudah tak.punya lagi penghasilan sejak diberlakukannya PSBB sehingga memilih pulang kampung untuk berkumpul dengan keluarganya. (Wartakota/Nur Ichsan)
Ratusan calon penumpang memadati areal Terminal Poris, Kota Tangerang, yang mayoritas di dominasi penumpang menuju sejumlah kota di pulau Jawa, Kamis (23/4/2020).  (WARTAKOTA/Nur Ichsan)

Baca: Ditanya Beda Mudik dengan Pulang Kampung, Jawaban Susi Pudjiastuti Kocak

"Orang bisa menafsirkan itu sebagai argumen pembelaan Jokowi terhadap 'kecolongannya' selama ini."

"Karena sudah banyak orang yang pulang ke desanya."

"Baik karena tekanan ekonomi di masa Covid-19 yang banyak di PHK maupun memanfaatkan kesempatan untuk pulang sebelum benar-benar ditutup jalan tolnya," tuturnya.

Untuk itu, Drajat menilai, bahasa yang dilontarkan Jokowi, bisa saja diartikan sebagai penghalusan politik.

Pernyataan Jokowi bisa jadi cerminan budaya

Kendati demikian, Drajat juga menyampaikan bahasa yang digunakan Jokowi juga bisa menjadi sebuah cerminan budaya.

Pasalnya, oleh sebagian orang, bahasa tersebut mudah dipahami karena berkaitan dengan nilai kultur yang sudah turun-temurun.

Mudik digunakan sebagai cerminan budaya yang menjadi tradisi peringatan Hari Raya Idul Fitri atau berlebaran.

"Sebenarnya pernyataan Presiden Jokowi soal perbedaan mudik dan pulang kampung, itu bisa dipahami oleh orang-orang Jawa."

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan