Senin, 1 September 2025

Virus Corona

Wasekjen Demokrat : Logika Mahfud Keliru, Masyarakat Stres karena Negara Tak Jamin Hidup Mereka

Menurut Irwan, pemerintah sejak awal tidak pernah serius memerangi pandemi virus Covid-19 atau corona di dalam negeri.

Kemeko Polhukam
Menko Polhukam Mahfud MD. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Sekretaris Partai Demokrat Irwan menyebut logika Menko Polhukam Mahfud MD terlalu dibuat-buat dan keliru, dengan menyebut masyarakat stres karena status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). 

"Jikapun ada masyarakat yang stres, bukan karena PSBB. Tetapi karena biaya hidupnya selama dibatasi tidak dijamin oleh negara," kata Irwan kepada Tribun, Jakarta, Senin (4/5/2020).

Menurut Irwan, pemerintah sejak awal tidak pernah serius memerangi pandemi virus Covid-19 atau corona di dalam negeri. 

 

Baca: Penjelasan Mahfud MD Soal Salat Tarawih hingga Sebut Pemerintah Dinamis dalam Menangani Corona

Hal tersebut terlihat dari langkah menggenjot wisatawan asing ke Indonesia, padahal virus tersebut sedang melanda Wuhan, China dan beberapa negara lainnya.

Baca: Mahfud MD Sebut Tiga Negara yang Sempat Berlakukan Lockdown tapi Mencabut Lagi

"Kemudian saat awal Maret ada yang positif, kemudian ada yang meninggal, opsi yang dipilih justru PSBB bukan karantina wilayah alias lockdown," ucap Irwan. 

Ia menilai, status PSBB yang diterapkan pemerintah juga tidak jelas dan terlihat kebijakan yang diambil lebih mementingkan ekonomi, dibanding menyelamatkan rakyat Indonesia.

"Seharusnya pemerintah malah memperketat PSBB dengan aturan di bawahnya, karena regulasi PSBB tidak ada sanksi tegas, bersifat himbauan sehingga tidak efektif," papar Irwan. 

Anggota Komisi V DPR itu menyebut, tidak ada masyarakat yang ingin terjangkit Covid-19 dan semuanya ingin ikuti anjuran pemerintah agar wabah tersebut segera berakhir di Indonesia. 

Baca: KPU: Petahana Menyalahgunakan Wewenang terkait Covid-19 Bisa Gugur di Pilkada

"Tetapi masalahnya ada di pemerintah pusat, mereka hanya peduli penyelamatan ekonomi. TKA China terus masuk, moda transportasi terus beroperasi, penghematan APBN dan pinjaman utang lebih fokus ke stimulus ekonomi," tutur Irwan. 

Baca: Para Miliarder Dunia Untung 283 Miliar Dolar AS Selama Pandemi Corona

"Penyelamatan nyawa rakyat menjadi lemah dan tidak fokus. Pola yang dilakukan pemerintah ini lebih mirip herd immunity, pembiaran tanpa test kesehatan yang jelas dan masif. Jadi bukan justru merelaksasi PSBB yang sejatinya memang lemah dalam penanganan Covid-19 di tanah air," sambung legislator asal Kalimantan Timur itu. 

Sebelumnya, Menteri Kordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengatakan saat ini pemerintah tengah memikirkan relaksasi PSBB.

Sejumlah pertimbangan terkait relaksasi PSBB yang disebut Mahfud antara lain keluhan masyarakat yang kesulitan mencari nafkah dan belanja.

Selain itu pemerintah juga mempertimbangkan tingkat stres masyarakat. 

"Karena kita tahu kalau terlalu dikekang juga akan stress. Nah kalau stress itu imunitas orang itu akan akan melemah, juga akan menurun. Oleh sebab itu kita memikirkan mari kerjakan ini semua secara sabar bersama-sama," kata Mahfud dalam tayangan Berita Satu News Channel bertajuk Inspirasi Ramadhan pada Sabtu (2/5/2020).

Ia mencontohkan bentuk-bentuk relaksasi PSBB nantinya antara lain rumah makan dan tempat perbelanjaan akan bisa beroperasi dengan protokol khusus yang dirancang pemerintah. 

"Misalnya rumah makan boleh buka dengan protokol begini, kemudian orang boleh berbelanja dengan protokol begini, dan seterusnya dan seterusnya ini sedang dipikirkan," kata Mahfud. 

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan