Kehadiran Megawati di KLB Gerindra Dinilai Sebagai Upaya Rekonsiliasi Dua Partai
Kehadiran Megawati di acara Partai Gerindra untuk memulihkan hubungan persahabatan kedua partai, yang sebelumnya sempat renggang karena Pemilu.
Penulis:
Seno Tri Sulistiyono
Editor:
Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menghadiri dan memberikan sambutan secara virtual di Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Gerindra, Sabtu (8/8/2020).
Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Raharjo Jati menyebut kehadiran Megawati di acara Partai Gerindra untuk memulihkan hubungan persahabatan kedua partai, yang sebelumnya sempat renggang karena Pemilu.
"Saya pikir itu bagian dari rekonsiliasi politik Megawati dan Prabowo yang selama 2014 dan pemilihan gubernur DKI Jakarta pada 2017 saling bersebrangan," kata Wasisto saat dihubungi Tribunnews.com, Senin (10/8/2020).
Baca: Pengamat: Kemesraan Megawati dan Prabowo Saat Ini Belum Tentu Berlanjut hingga 2024
Ia pun menyebut kehadiran Megawati tidak dapat langsung diartikan bahwa nantinya kedua pimpinan partai tersebut akan bersama-sama maju pada Pilpres 2024.
"Prabowo-Megawati terlalu dini untuk menjadi capres, saya pikir pemilih sekarang cenderung menyukai karakter politisi yang merangkak dari bawah dan bukan Jakarta-sentris," ucap Wasisto.
Hal yang sama juga diungkapkan Pengamat politik dari Al-Azhar Indonesia, Ujang Komaruddin yang menilai kehadiran Megawati belum tentu berujung koalisi PDIP dan Gerindra pada Pilpres 2024.
"Semua masih cair, masih serba kemungkinan. Bisa berkoalisi dan bisa juga tidak, tergantung kepentingannya sama atau tidak," ujar Ujang.
Ujang menjelaskan, PDIP dan Gerindra pernah bersama-sama pada Pilpres 2009, di mana Megawati menjadi capres dan Prabowo sebagai cawapres.
"Mereka kalah oleh SBY-JK. Lalu keduanya membuat perjanjian batu tulis di mana PDIP akan dukung Prabowo di Pilpres berikutnya (Pilpres 2014). Tapi faktanya PDIP dukung Jokowi," papar Ujang.