VIRAL Iklan Vulgar di Website Belajar Online: Buat Resah Orang Tua, Pakar Berikan Saran
Video yang memperlihatkan website belajar online menampilkan iklan vulgar viral di media sosial.
Penulis:
Endra Kurniawan
Editor:
Citra Agusta Putri Anastasia
TRIBUNNEWS.COM - Video yang memperlihatkan website belajar online menampilkan iklan vulgar viral di media sosial.
Rekaman tersebut memperlihatkan seorang warganet tengah membuka sebuah website yang berisi soal-soal untuk pembelajaran online.
Namun, di setelah beberapa saat scrolling, ditemukan iklan yang vulgar dan dirasa tak pantas ketika dilihat oleh anak-anak usia sekolah
"Astaghfirullah, kalau anak-anak lihat ini bagaimana ya, wes tutup-tutup," kata warganet tersebut.
Pakar IT, Ruby Alamsyah, mencoba menjelaskan kenapa iklan pop-up vulgar dapat muncul di website pembelajaran online.
Menurutnya, iklan pop-up akan muncul di sebuah website saat pengelola memang menyediakan fasilitas atau opsi untuk menampilkan iklan dari pihak ketiga.
"Misalnya yang umum buka website media online atau apapun, itu ada beberapa iklan yang generate."
"Seperti Google Adsense atau perusahan advertising agency lainnya," katanya dikutip dari channel YouTube tvOne, Kamis (13/8/2020).
Baca: VIRAL Speech Composing Pidato Jokowi Pakai Lagu dari Blackpink - How You Like That, Ini Ceritanya
Baca: Viral Petugas Kubur Jasad Covid-19 Pakai Tangan, Warga Tak Pinjamkan Cangkul karena Takut
Baca: Begini Klarifikasi Citilink Soal Viral Petugas Seret Pria Diduga Gangguan Jiwa dari Dalam Pesawat
Baca: POPULER NASIONAL Viral Remaja Dikira Dicabuli Teman Dekat Orang Tua | R80 Dihapus dari Proyek Jokowi

Ruby melanjutkan, perusahaan besar seperti Google Adsense akan menampilan iklan yang lebih smooth, pas dan aman yang menyesuaikan dengan keinginan dari media online tersebut.
"Termasuk bisa melarang iklan-iklan berbau dewasa," tegasnya.
Ruby menduga, pengelola website pembelajaran yang sedang viral tersebut memperbolehkan iklan masuk tanpa melakukan seleksi.
Sehingga, iklan vulgar tampil saat ada konsumen mengakses website tersebut.
Selanjutnya, Ruby menjabarkan cara kerja iklan yang ditampilkan untuk para konsumen.
Ia menyebut, iklan tersajikan dalam sebuah website disesuaikan dengan profil konsumen itu sendiri.
Data seperti history bowser atau profile di media sosial kemudian diolah dengan algoritma hingga menghasilkan output iklan sesuai dengan profil konsumen.