Profil 9 Komisoner Baru Kompolnas yang Dilantik Jokowi, Dua Orang Pernah Jadi Caleg Nasdem
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik sembilan komisoner baru Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) periode 2020-2024 di Istana Negara, Rabu (19/8/2
Penulis:
Daryono
Editor:
Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik sembilan komisoner baru Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) periode 2020-2024 di Istana Negara, Rabu (19/8/2020).
Dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, setkab.go.id, sembilan anggota Kompolnas itu terdiri tiga orang dari unsur pemerintah, tiga orang dari unsur pakar kepolisian dan tiga orang dari unsur masyarakat.
Tiga orang dari unsur pemerintah sudah tak asing lagi yakni Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD sebagai Ketua Kompolnas, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian sebagai Wakil Ketua dan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly sebagai anggota.

Adapun enam orang dari unsur pakar kepolisian dan unsur masyarakat sebagian besar merupakan wajah baru.
Enam orang ini menyisihkan enam nama lainnya sebagai calon anggota Kompolnas yang diserahkan ke Jokowi pada Juli lalu.
Baca: Pimpinan Komisi III Berharap Adanya Nama Tito Karnavian di Kompolnas Bisa Jaga Profesionalisme Polri
Dari enam orang anggota Kompolnas dari unsur pakar kepolisian dan masyarakat itu, dua di antaranya pernah menjadi caleg dari Partai NasDem.
Berikut profil enam anggota Kompolnas dari untuk kepolisian dan masyarakat yang dilantik Jokowi hari ini:
1. Benny Jozua Mamoto

Benny Joshua Mamoto mewakili unsur pakar kepolisian sebagai anggota;
Ia merupakan purnawirawan Polri.
'
Benny tercatat pernah menjabat sebagai Direktur BNN dan juga Deputi Pemberantasan BNN.
Lepas dari kepolisian, Benny pernah menjadi caleg dari Partai Nasdem.
Dikutip dari laman pintarmemilih.id, Benny menjadi caleg Nasdem dari Dapil Sulawesi Utara di Pemilu 2019.
2. Pudji Hartanto Iskandar

Puji Hartanto Iskandar mewakili unsur pakar kepolisian sebagai anggota.
Ia juga merupakan purnawirawan Polri.
Puji Hartanto merupakan lulusan Akademi Kepolisian tahun 1982.
Kariernya di kepolisian cukup sukses.
Baca: Mahfud MD hingga Tito Karnavian Resmi Jadi Anggota Kompolnas Periode 2020-2025
Banyak jabatan strategis pernah ia emban antaralain pernah menjabat sebagai Kakorlantas Polri, Wakapolda Banten, Gubernur Akpol hingga Kapolda Sulselbar.
Selain itu, ia pernah menjadi ajudan Wapres Hamzah Haz.
Puji Hartanto juga pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan di tahun 2016.
Dikutp dari laman Partai Nasdem, partainasdem.id, di Pemilu 2019, ia mencalonkan diri sebagai caleg DPR RI dari Partai Nasdem dapil Jabar IV meliputi Kabupaten dan Kota Sukabumi.
3. Albertus Wahyurudhanto

Albertuas Wahyurudhanto merupakan pengajar di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian.
Dikutip dari laman stikptik.academia.edu, Albertus Wahyurudhanto menyelesaikan pendidikan S1 Komunikasi FISIP dari Universitas Diponegoro Semarang.
Di kampus yang sama, ia menyelesaikan S2 Administrasi Publik.
Setelah itu, ia memperoleh gelar S3 Ilmu Pemerintahan dari Universitas Padjadjaran Bandung.
4. Yusuf
Yusuf mewakili unsur tokoh masyarakat sebagai anggota.
Dalam penelusuran Tribunnews.com dengan pencarian google, tak banyak informasi tentang Yusuf.
5. Muhammad Dawam

Tak banyak informasi tentang Muhammad Dawam.
Namun, Muhammad Dawam ternyata pernah menjadi anggota Komisi Informasi DKI Jakarta selama dua periode yakni untuk periode 2012-2016 dan 2016-2020.
Hal itu berdasarkan salinan SK yang ditetapkan Gubernur Anies Baswedan di laman jdih.jakrta.go.id
6. Poengky Indarti

Poengky Indarti merupakan wajah lama di Kompolnas.
Ia merupakan anggota Kompolnas 2016-2020 yang kini terpilih lagi.
Poengky Indarti merupakan alumni Fakultas Hukum Unievsritas Airlangga.
Ia dikenal sebagai aktivis HAM.
Dikutip dari wikipedia, awalnya, ia aktif di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya periode 1993 - 2000.
Selain mengabdi di LBH Surabaya, Poengky juga dikenal sebagai pengacara yang mengangkat isu-isu tentang penindasan masyarakat di Surabaya.
Di tahun 2000, Poengky pindah ke Jakarta. Beliau melanjutkan karir di bidang yang sama, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (YLBH).
Baca: Kompolnas Dorong Usut Institusi Lain yang Ikut Terlibat Penghapusan Red Notice Djoko Tjandra
Tidak puas dengan sarjana yang telah didapatkan di Universitas Airlangga, Poengky melanjutkan perkuliahannya di Northwestern University School , USA dengan gelar Master untuk Internasional Human Rights law di tahun 2003.
Poengky bekerja sebagai monitoring di YLBH, dari YLBH beliau pindah ke KontraS (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan) pada Kepala Divisi Kampanye.
Di tahun 2002 berdirilah Human Right Monitor (Imparsial), Poengky tercatat sebagai salah satu pendiri LSM dari 18 orang penggerak HAM lainnya. Imparsial sendiri adalah salah satu LSM yang bergerak di bidang pengawasan dan penyelidikan pelanggaran HAM di Indonesia.
(Tribunnews.com/Daryono)