Rabu, 8 Oktober 2025

Kemendikbud Tegaskan Tak Ada Klaster Penularan Covid-19 di Sekolah

Faktanya para siswa dan guru tertular Covid-19 sebelum penerapan pembelajaran tatap muka dan tidak di lingkungan sekolah.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Dewi Agustina
SURYA/SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
SIMULASI - Simulasi pembelajaran tatap muka di SMP 17 Agustus 1945, Selasa (4/8/2020). Simulasi proses pembelajaran tatap muka yang dilakukan Dinas Pendidikan Kota Surabaya dilakukan seminggu setelah pertemuan kepala SMP negeri dan Swasta bersama Wali Kota Surabaya. Sebanyak 10 sekolah swasta dari 21 sekolah pilot project pembelajaran tatap muka ditunjuk mewakili wilayahnya. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ 

Sementara kasus satu guru positif Covid-19 di Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumeri mengatakan hal itu akibat tertular dari tetangganya.

Guru itu langsung melakukan isolasi mandiri dan tidak melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Kemudian, peristiwa di Pontianak, Kalimantan Barat, terjadi pada 14 siswa dan 8 orang guru di SMA Pontianak yang dinyatakan reaktif Covid-19.

Baca: Pengamat Pendidikan Soroti Pembelajaran Online, Akui Mematikan Nilai Rasa dan Kepekaan Sosial

Jumeri mengatakan kasus di Pontianak merupakan contoh baik dari pemerintah daerah karena diketahui setelah dilakukan tes PCR terhadap guru dan siswa. Pemeriksaan ini dilakukan sebelum pembukaan sekolah.

"Ini adalah contoh praktik yang baik dari proses persiapan menghadapi pembukaan tatap muka. Ini Gubernur Kalimantan Barat melakukan swab tes terhadap guru dan random test terhadap peserta didik. Hasilnya 14 peserta didik adalah reaktif dan 8 guru reaktif," ungkap Jumeri.

Dia mengatakan sekolah belum beroperasi saat pemeriksaan tersebut. Akibat hasil tersebut, pembelajaran tatap muka di Pontianak ditunda.

Kemudian peristiwa di Tulungagung, Jawa Timur. Jumeri mengatakan penularan Covid-19 pada satu siswa di daerah ini terjadi bukan saat pembelajaran tatap muka.

Satu orang siswa tersebut terpapar corona dari ayahnya yang berprofesi sebagai pedagang. Siswa ini berinteraksi dengan empat siswa lain yang menjalani pembelajaran jarak jauh secara berkelompok.

"Empat siswa lain sudah isolasi, meskipun mereka dites tdk positif. Ya negatif. Ini kejadian di Tulungagung, nah ini merupakan ekses dari PJJ yang ternyata negatif dan ini ditemukan di Tulungagung," tutur Jumeri.

Kasus terakhir di Rembang, Jawa Tengah, yang terjadi di SMK Negeri 1 Gunem.

Jumeri mengungkapkan ada guru-guru yang positif di sebuah sekolah sebelum kegiatan belajar mengajar dibuka. Menurutnya, penularan bukan terjadi di sekolah karena belum ada SMK yang membuka layanan tatap muka.

Guru ini justru tertular dari pejabat daerah setempat.

Sejauh ini Kemendikbud terus melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah terkait pembukaan sekolah di zona hijau dan kuning.

Sekolah yang berada di zona hijau dan kuning wajib memenuhi seluruh daftar periksa yang mengacu pada protokol kesehatan.

Baca: Jelang Belajar Tatap Muka di Kota Sukabumi, Baru 42 Guru yang Siap Tes Swab

Sekolah tidak dapat melakukan pembelajaran tatap muka tanpa adanya persetujuan dari pemerintah daerah, kepala sekolah, komite sekolah, Orang tua. Jika orang tua tidak setuju maka peserta didik tetap belajar dari rumah dan tidak dapat dipaksa.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved