Kisah Sedih Driver Ojek di Semarang, Terima Order Fiktif, Saldo Tabungannya di ATM Juga Dikuras
Setelah order diterima, barang pesanan ternyata diantar ke alamat tujuan fiktif seperti rumah kosong.
Editor:
Choirul Arifin
Audy secara tidak sadar menuruti berbagai instruksi penelepon, mulai dari memfotokan jumlah saldo sampai memasukkan sejumlah nomor.
Ternyata penelepon ingin menguras tabungan Audy. "Saya tidak sadar jadi menurut saja yang diminta penelepon," jelasnya.
Setelahnya, Audy menyerahkan makanan itu ke sebuah panti asuhan di Tlogosari, Semarang agar tidak sia-sia.
Baru sadar ditipu Audy baru menyadari dirinya menjadi korban penipuan setelah hendak mengisi saldo di akun ojek online-nya.
Audy terkejut ketika melihat tabungannya sebesar Rp 500.000 lenyap.
"Saya kaget, pas saya cek ternyata saldo di rekening saya sudah habis. Saat itu saya ingin ambil uang untuk top-up," ucapnya.
Dia sudah berusaha menelepon orang misterius tersebut, tetapi nomornya telah diblokir.
Ikhlas menerima
Setelah mengecek di bank, Audy mendapati si penipu ternyata membeli pulsa menggunakan uang tabungannya.
Pria yang sudah tiga tahun menjadi pengemudi ojol itu memilih ikhlas dan kembali bekerja dengan semangat. Sebab dirinya harus tetap mencari nafkah untuk keluarganya.
Meski saat pandemi, pendapatannya sebagai pengemudi ojol semakin tak menentu, Audy mengaku ikhlas.
"Yang penting bisa kerja dan sehat terus," pungkasnya.
Kisah sedih lainnya gara-gara menerima order fiktif juga pernah dialami driver ojol di Sukoharjo, Jawa Tengah.
Pelakunya adalah remaja usia belasan tahun berinisial FAF.
Akibatnya, rumah remaja yang tinggal di Desa Cemani, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah, didatangi puluhan driver ojek online Grab dan Go-Jek, Senin (25/3/2019) malam yang tidak terima atas aksi oder fiktif yang dilakukannya hingga ratusan kali.
