Selasa, 9 September 2025

Kisah Sedih Driver Ojek di Semarang, Terima Order Fiktif, Saldo Tabungannya di ATM Juga Dikuras

Setelah order diterima, barang pesanan ternyata diantar ke alamat tujuan fiktif seperti rumah kosong.

Editor: Choirul Arifin
KOMPAS.COM/Riska Farasonalia
Audy Hamdani (59), driver ojol warga Tlogosari Kulon, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang (KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Kita sering mendengar kisah sedih pengemudi ojek online yang tertipu oleh order fiktif bernilai hingga ratusan ribu rupiah.

Setelah order diterima, barang pesanan ternyata diantar ke alamat tujuan fiktif seperti rumah kosong.

Kisah pilu semacam ini kembali terjadi di Kota Semarang. Kali ini menimpa pengemudi ojek online ( ojol) asal Tlogosari Kulon, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang, bernama Audy Hamdani (59).

Pengemudi ojol berusia lanjut ini mengalami nasib kurang mujur lantaran mendapatkan order fiktif dan uang tabungannya ludes dikuras seorang penipu.

Dalam satu hari itu, Audy merugi ratusan ribu rupiah. Padahal, dia biasanya hanya memeroleh pendapatan Rp 30.000 hingga Rp 70.000 jika orderannya ramai.

Cerita sedih ini bermula saat Audy mendapatkan pesanan 14 bungkus ayam geprek dan minuman dengan harga Rp 315.000.

Baca: Driver Ojol Dapatkan Order Fiktif, Saldo Rekeningnya Dikuras Penipu untuk Beli Pulsa

Meski kondisi hujan, dia tetap berusaha sesegera mungkin mengantarkan makanan ke Jalan Taman Blimbing, Peterongan, Semarang Selatan.

Audy kebingungan lantaran setelah sampai di alamat yang dituju, ternyata rumah itu tak berpenghuni.

Baca: Bukannya Marah, Ojol yang Dapat Order Fiktif Jam 12 Malam ini Sumbangkan Makanannya ke Panti Asuhan

"Ada pesanan waktu 22 September sore. Waktu diantar ke alamat ternyata malah rumah kosong," jelas Audy saat dikonfirmasi, Sabtu (26/9/2020).

Diminta batal

Dalam kondisi kehujanan, Audy lalu berteduh di sekitar lokasi agar makanan tersebut tidak basah. "Saya takut makanan yang saya bawa ini basah," ucapnya.

Audy lalu menelepon pemesan.

Pemesan meminta agar pesanan itu dibatalkan. "Setelah sampai tempat itu malah disuruh untuk cancel pesanannya," kata dia.

Dalam kondisi bingung, Audy mendapatkan telepon dari pemesan ayam geprek.

Baca: Akhir Teror Order Fiktif di Kendal: Pelaku Ternyata Teman Dekat Korban, Punya Dendam 2 Tahun Lalu

Namun kali ini orang misterius itu meminta Audy mengecek uang tabungan di mesin anjungan tunai mandiri (ATM).

Audy secara tidak sadar menuruti berbagai instruksi penelepon, mulai dari memfotokan jumlah saldo sampai memasukkan sejumlah nomor.

Ternyata penelepon ingin menguras tabungan Audy. "Saya tidak sadar jadi menurut saja yang diminta penelepon," jelasnya.

Setelahnya, Audy menyerahkan makanan itu ke sebuah panti asuhan di Tlogosari, Semarang agar tidak sia-sia.

Baru sadar ditipu Audy baru menyadari dirinya menjadi korban penipuan setelah hendak mengisi saldo di akun ojek online-nya.

Audy terkejut ketika melihat tabungannya sebesar Rp 500.000 lenyap.

"Saya kaget, pas saya cek ternyata saldo di rekening saya sudah habis. Saat itu saya ingin ambil uang untuk top-up," ucapnya.

Dia sudah berusaha menelepon orang misterius tersebut, tetapi nomornya telah diblokir.

Ikhlas menerima

Setelah mengecek di bank, Audy mendapati si penipu ternyata membeli pulsa menggunakan uang tabungannya.

Pria yang sudah tiga tahun menjadi pengemudi ojol itu memilih ikhlas dan kembali bekerja dengan semangat. Sebab dirinya harus tetap mencari nafkah untuk keluarganya.

Meski saat pandemi, pendapatannya sebagai pengemudi ojol semakin tak menentu, Audy mengaku ikhlas.

"Yang penting bisa kerja dan sehat terus," pungkasnya.

Kisah sedih lainnya gara-gara menerima order fiktif juga pernah dialami driver ojol di Sukoharjo, Jawa Tengah.

Pelakunya adalah remaja usia belasan tahun berinisial FAF.

Akibatnya, rumah remaja yang tinggal di Desa Cemani, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah, didatangi puluhan driver ojek online Grab dan Go-Jek, Senin (25/3/2019) malam yang tidak terima atas aksi oder fiktif yang dilakukannya hingga ratusan kali.

Sebanyak 13 driver ojek online korban penipuan orderan fiktif di Banten, Sabtu (23/11/2019).
Sebanyak 13 driver ojek online korban penipuan orderan fiktif di Banten, Sabtu (23/11/2019). (- Istimewa)

Para driver yang datang menanyakan keberadaan FAF.

"Saya baru tahu driver ojek online datang ke rumah terkait persoalan order Go-Food fiktif yang dilakukan oleh FAF," katanya kepada TribunSolo.com, Selasa (26/3/2019).

FAF melakukan order fiktif dengan memesan makanan melalui ojek online sebanyak 185 kali.

MF mengaku situasi sempat memanas ketika sejumlah driver online itu meminta FAF agar bertanggung jawab membayar semua order fiktif yang telah dilakukan.

Menurut mereka, FAF sudah melakukan hal tersebut selama hampir tiga pekan ini.

"Saya kroscek dulu ke anak saya serta memintanya agar jujur, ternyata dia mengakui semua yang ditudingkan itu," katanya.

MF tidak menyangkan FAF melakukan hal itu. Selama ini FAF saat bersekolah tidak pernah membawa ponsel saat di sekolah.

Saat ini, ponsel milik FAF sudah diamankan polisi. Kasus ini sudah pun sudah selesai dan MF berharap tidak ada lagi kejadian order fiktif.

Penulis : Kontributor Semarang, Riska Farasonalia | Editor : Dheri Agriesta)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul

Kehujanan dan Antar 14 Porsi Ayam Geprek ke Rumah Kosong, Ini Cerita Pengemudi Ojol Audy Hamdani

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan