Kartu Pra Kerja
Minat Masyarakat Tinggi, Ini Kata Pengamat Soal Efektivitas Program Kartu Prakerja di Tengah Pandemi
Pengamat Ekonomi Anton Agus Setyawan menjelaskan soal efektivitas program kartu prakerja di tengah pandemi.
"Lalu mereka inisiatif mendaftarkan pekerjanya Kartu Prakerja, pendaftarannya difasilitasi kantor."
"Kalau dengan cara seperti itu tepat sasaran karena mereka memang sedang butuh," ujar Guru Besar Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMS ini.
Di sisi lain, Anton menjelaskan, program ini juga berdampak cukup baik bagi mereka yang 'dirumahkan'.
Pasalnya, mereka tidak hanya duduk dan diam hanya menerima BLT saja.
Tetapi juga produktif untuk mengikuti pelatihan yang bisa meningkatkan kompetensinya.
"Bagi mereka yang terkena dampak pandemi akan efektif, kalau untuk fresh graduate juga sama efektifnya," ujar Anton.

Baca: Kuotanya Semakin Dibatasi, Ini Rahasia Agar Lolos Kartu Prakerja Gelombang 10 di www.prakerja.go.id
Kendati demikian, ada beberapa hal dalam program ini yang harus diperbaiki.
Terlebih soal teknis pendaftaran dan pelatihannya.
Anton melihat masih banyak pekerja yang kurang memahami penggunaan internet.
Oleh sebab itu, para pekerja pun terpaksa melanggar protokol kesehatan demi mendaftar dan ikut pelatihan Kartu Prakerja.
"Beberapa kejadian di lapangan, memang kendalanya beberapa pekerja tidak familiar dengan internet."
"Bahkan dalam kondisi seperti ini terpaksa ada pelanggaran protokol karena yang harusnya bisa daftar dari rumah tapi ia datang ke kantor untuk mendaftar," terang Anton.

Baca: Peserta Kartu Prakerja Gelombang 10 Wajib Cek Batas Waktu Pemilihan Pelatihan Sebelum Kena Blacklist
Menurut Anton, bila program ini akan dilanjutkan dalam situasi normal, perlu ada perbaikan dari sisi teknis.
Seperti membuat dua program Kartu Prakerja, dengan metode luring atau konvensional dan daring seperti saat ini.
"Karena beberapa pekerja kasar agak susah melakukan transformasi kalau pendidikannya rendah dan kondisi ini tetap butuh atensi," jelasnya.
"Tapi dalam situasi pandemi seperti saat ini, membantu para pencari kerja dengan Rp 600 ribu perbulan ini hal yang baik daripada tidak sama sekali," pungkas Anton.
(Tribunnews.com/Maliana)