Eksklusif Tribunnews
Sersan Mayor Maksum Bangga Baca Alquran di Depan Presiden Jokowi: Lebih Minder di Depan Ulama
Sebagai satu-satunya qori di satuan Kopassus, maksum kerap diminta Mabes TNI untuk mengisi acara-acara keagamaan.
Sejak kapan belajar tilawatil Quran?
Kalau cita-cita saya dari kecil, kalau pekerjaan kan kepingin jadi guru, anggota dewan sampai akhirnya jadi seorang TNI.
Tetapi kalau boleh jujur, sejak kecil cita-cita saya itu kepingin jadi Qori memang. Bahkan kalau saya dengar di masjid itu, disetel kasetnya Haji Muhammad, sampai saya diam.

Saya dengar benar-benar, sampai saya punya angan-angan, ya Allah saya kepingin bisa baca Quran sampai seperti ini. Cuma waktu itu kita mau belajar susah, karena nyari gurunya susah.
Makanya salah satunya cara untuk saya belajar dengan menggunakan kaset beliau, dan Alhamdulillah, setelah bisa, bahkan sering manggung bareng.
Motivasi awal menjadi seorang Qori itu apa?
Saya tertarik itu karena begini, kalau kita sudah bisa tilawatil quran, nanti kaitannya dengan kita menjadi imam salat, kaitannya dengan baca shalawat, karena itu semua kaitannya sudah dengan seni, pasti enak didengar.
Biasanya di kampung-kampung itu kalau sudah bisa tilawatil quran, sering dipakai tenaganya sama masyarakat, sering diundang sama masyarakat, sehingga sedikit tidak kita bisa dikenal masyarakat lewat tilawatil quran.

Kita mungkin tidak hafal beliau-beliau yang mengenal kita, tapi beliau-beliau insyaallah hafal kepada kita.
Dan itu, ternyata Allah buktikan juga, meskipun saya seorang TNI, di samping kita dinas, ada waktu diundang mengisi acara.
Baca: Aparat TNI di Entikong Amankan Pekerja Migran Selundupkan 5,4 Kilogram Sabu dari Malaysia
Dengan itu juga Alhamdulillah kita bisa kenal para Habib, Kiai, sampai-sampai dulu kita kenal Kiai Haji Zainudin MZ, Kiai Jefri al-buchori juga sering manggung bareng.
Kita kenal Qori legendaris kita Kiai Haji Muammar sering juga manggung bareng beliau. Itu merupakan bukti yang Allah tunjukkan pada saya punya kemampuan atau hidayah dari Allah lewat Tilawatil Quran.
Apa setiap ada kegiatan internal TNI, khususnya kegiatan keagamaan umat Islam, apa Anda selalu diminta mengisi acara?
Selama ini kalau ada kegiatan keagamaan, kalau itu tabligh Akbar, seperti maulid nabi, Isra miraj, atau Muharam, itu mayoritas minta saya sebagai pembaca ayat suci Al-Quran.
Kalau dia Salat Id, itu biasanya pemimpin takbiran. Kalau seperti hari biasa, salat lima waktu, itu saya biasanya diminta jadi imam salat. Nanti kalau bulan puasa, bulan suci Ramadan, diminta jadi imam salat tarawih.