UU Cipta Kerja
Pelajar Ikut Demo Tolak UU Cipta Kerja, Ada yang Masih SMP ada yang Dibayar Rp 5.000
Pihak kepolisian pun menengarai adanya aktor di balik keterlibatan mereka yang seharusnya belajar di rumah.
Penulis:
Hendra Gunawan
"Ribuan anak nampak di dalam massa yang memadati lingkaran patung kuda dan depan pintu Monas," kata Jasra.
Bahkan ada anak-anak yang mengaku mendapatkan uang Rp 5.000 dari seseorang.
Hal tersebut diketahui setelah Jasra mencoba berdialog dengan anak-anak tersebut.
Meski begitu, Jasra mengaku tidak mendalami pihak yang memberi anak-anak tersebut uang.
"Hasil pengakuan anak seperti itu, tentu perlu didalami. Saya melihat anak-anak sedang memegang uang Rp 5000. Saya ngobrol dengan mereka, 'duitnya baru-baru ya'. Spontan anak itu menyampaikan ke saya, bahwa uang itu ada abang-abang memberi mereka. Saya tidak dalami siapa abang-abang itu, karena banyak orang disana," ungkap Jasra.
Jasra juga mengobrol dengan anak-anak yang mengaku berasal dari Cengkareng, Jakarta Barat.
Mereka mengaku dua kali menumpang mobil bak terbuka untuk sampai ke arena aksi.
Mereka menumpang dari Cengkareng sampai Grogol kemudian dilanjut sampai Harmoni.
Bocah-bocah ini lalu berjalan kaki dari Harmoni.
Para bocah ini mengaku bosan untuk mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) sehingga tergerak mengikuti demontrasi ini.
"Kata mereka meski PJJ tapi lama lama hanya tugas yang diberikan guru. Sehingga mereka libur panjang dan sering nongkrong. Teman sebelahnya berseloroh sekarang lebih banyak tawuran, katanya," ungkap Jasra.
Ditunggangi Anarko
Kapolda Metro Jaya Irjen Polisi Nana Sudjana mengatakan aksi unjuk rasa Undang-undang Cipta Kerja yang berujung bentrok, Selasa (13/10/2020) diduga ditunggangi kelompok anarko.
Nana mengatakan aksi unjukrasa pada awalnya berjalan damai.
Unjuk rasa yang dilakukan aliansi nasional Anti-Komunis NKRI melibatkan sekitar 6 ribu massa.