'Jurassic Park' Dibangun di Pulau Rinca, Truk Proyek Diadang Komodo
Salah satu kawasan yang akan mengalami perubahan desain secara signifikan adalah Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo
Editor:
Hendra Gunawan
*KLHK Jamin Tak Satupun Komodo akan Mati
*TN Komodo Ditutup Selama Pembangunan 'Jurassic Park'
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) saat ini tengah mengembangkan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Super Prioritas Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur ( NTT).
Salah satu kawasan yang akan mengalami perubahan desain secara signifikan adalah Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo (TNK), di Kabupaten Manggarai Barat.
Pulau ini bakal disulap menjadi destinasi wisata premium dengan pendekatan konsep geopark atau wilayah terpadu yang mengedepankan perlindungan dan penggunaan warisan geologi dengan cara berkelanjutan. Konsep pengembangan geopark ini popular dinamakan "Jurassic Park".
”Jurassic Park” adalah proyek pembangunan pusat penelitian di Pulau Rinca yang digagas Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan pada 2019 lalu. Sayangnya, pembangunan ”Jurassic Park itu menimbulkan kekecewaan terhadap masyarakat.
Baca juga: Walhi Khawatir Pembangunan Jurassic Park Justru Buat Komodo Tersiksa, Ini Bantahan Pemprov NTT
Baru-baru ini warganet di media sosial dibuat sedih dengan penampakan komodo yang berpapasan dengan truk proyek.
Dalam foto yang diunggah oleh pemilik akun Instagram @gregoriusafioma itu, tampak seekor komodo tengah mengadang truk pembangunan “Jurassic Park” di Pulau Rinca. Sementara di atas truk dua orang pekerja proyek mengamati komodo yang hendak lewat tersebut.
Ini menjadi pemandangan langka di mana komodo harus berhadapan dengan truk proyek untuk pembangunan. Pemandangan ini membuat publik geram lantaran aktivitas pengembangan proyek geopark itu pun tidak cukup berjarak dengan satwa yang dilindungi di pulau tersebut.
”Ini benar-benar 'gila', tak pernah dibayangkan sebelumnya bisa terjadi. Truk masuk ke dalam kawasan konservasi yang dijaga ketat selama puluhan tahun dan telah secara sistematik meminggirkan masyarakat dari akses terhadap pembangunan yang layak demi konservasi,” tulis akun gregoriusafioma.
Baca juga: Foto Truk Berhadapan dengan Komodo Viral di Medsos, Tagar #SaveKomodo Trending di Twitter
Dalam unggahan itu gregoriusafioma juga menyebut bahwa truk tersebut yang pertama kali masuk ke kawasan konservasi Komodo sejak Pulau Komodo menjadi perhatian dunia tahun 1912.
"Dengan santuy orang menyaksikan dari atas truk, tanpa mereka menyadari bahwa kawasan ini telah melewati sejarah yang sangat panjang dan melibatkan narasi-narasi pengorbanan dari berbagai pihak," ujar gregoriusafioma.
Hingga kemarin postingan tersebut telah mendapat respons dari 267 ribu pengguna Instagram. Dalam sejumlah komentar di postingan itu banyak yang khawatir dengan nasib komodo tersebut. Mereka juga kecewa lantaran pulau konservasi sebagai habitat komodo itu harus dirusak dengan adanya lahan proyek "Jurassic Park".
”Sedih banget. Kenapa ya maruk amat jd manusia? Gak ngerti lagi jujur diantara ratusan pulau disana kenapa harus di Pulau Rinca yang notabene sebagai kawasan konservasi habitat asli hewan ini. Miris," kata akun Kabutipis.
Baca juga: Beredar Foto Alat Berat di Taman Nasional Komodo, Ini Klarifikasi Kementerian LHK
"Miris banget, Taman Nasional yang harusnya dijaga keasliannya, malah dibangun, melanggar prinsip konservasi," ujar akun turissendaljepit.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sendiri langsung memberikan respons setelah foto itu viral.
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Dan Ekosistem KLHK, Wiratno berjanji bakal mengawasi jalannya proyek pembangunan ”Jurassic Park” di Pulau Rinca itu. KLHK ingin memastikan tidak ada komodo yang menjadi korban.
"Tidak boleh ada satu ekor pun komodo yang mati. Oleh karena itu saya memastikan lagi. Kamis saya ke Pulau Rinca, memastikan protokol yang lebih ketat lagi. Terutama pada pekerja," ungkap Wiratno.
Ia menegaskan, setiap harinya ada setidaknya 10 ranger yang berjaga untuk memastikan pembangunan tidak membahayakan komodo. Begitu juga dengan masyarakat sekitar yang diklaim turut mengawasi pembangunan.
Wiratno juga menjelaskan bahwa terdapat 60 ekor komodo yang berada di 500 hektare wilayah pulau yang sedang dibangun. Dari jumlah tersebut, ada 15 ekor komodo yang sering berkeliaran.
Sedangkan di luar kawasan tersebutmasih ada 1.300 komodo yang berhabitat di Pulau Rinca. Ia menegaskan sisa komodo tersebut tidak berada di wilayah yang sedang dibangun.
"Hanya ada 60 ekor dan 15 ekor yang sering keliatan di tempat pembangunan ini. Lalu tempat turis datang hanya 2,5 persen dari luas Pulau Rinca. Pulau Rinca luasnya 20 ribu hektar," jelasnya.
Wiratno mengatakan pembangunan di Pulau Rinca dilakukan agar wisatawan tidak lagi bersinggungan langsung dengan komodo seperti sekarang.
Ia mengatakan bakal dibuat bangunan yang menggantung di atas daratan sehingga wisatawan bisa melihat komodo dari atas.
Dermaga di Pulau Rinca juga bakal diperbesar sehingga bisa menampung lebih banyak kapal. Menurutnya pembangunan wilayah yang termasuk wisata prioritas itu bakal rampung Juni 2021.
Di sisi lain Menteri LHK Siti Nurbaya juga sudah menginstruksikan agar wilayah konstruksi itu ditutup dari wisatawan.
"Sejak sekarang sudah tidak ada turis yang masuk ke situ. Bukan karena menutupi pembangunan, tapi semua yang under construction tidak boleh ada yang masuk karena membahayakan,” kata Wiratno.
Rencananya Pulau Rinca akan ditutup sementara sejak 26 Oktober 2020 hingga 30 Juni 2021, dan dilakukan evaluasi setiap 2 pekan sekali. Penutupan Pulau Rinca itu tertuang dalam Surat itu ditandatangani Kepala Balai Taman Nasional Komodo Lukita Awang Nistyantara tertanggal 25 Oktober 2020.
Isinya surat itu ada 6 poin, antara lain di poin pertama bahwa Resort Loh Buaya, SPTN Wilayah 1 Kemudian di poin kedua disebutkan pembangunan sarana prasarana wisata alam di Loh Buaya seperti dermaga, pusat informasi wisatawan, jalan, serta penginapan bagi wisatawan harus tetap mengutamakan keselamatan satwa Komodo.
Sementara itu Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menilai proyek "Jurassic Park" ini bakal mengganggu dan mengancam ekosistem komodo yang merupakan satwa langka.
Karena itu Direktur Walhi Nusa Tenggara Timur, Umbu Wulang meminta KLHK segera menghentikan proses pembangunan 'Jurassic Park' di daerah konservasi komodo Pulau Rinca itu.
"Meminta KLHK untuk segera turun ke para pihak untuk mengatakan ini dihentikan dulu segala proses pembangunan di Pulau Rinca dan kembali ke fungsi pulau Rinca sebagai kawasan konservasi Komodo," kata dia.
Sebagai kawasan konservasi, Umbu menilai Pulau Rinca tak memerlukan pembangunan infrastruktur seperti yang dipikirkan pemerintah. Sebab, pembangunan ini justru akan membahayakan ekosistem Komodo sebagai satwa yang dilindungi.
Langkah pemerintah saat ini, kata dia, juga telah membuktikan kekhawatiran awal pihaknya bahwa pembangunan konservasi Pulau Rinca akan lebih didominasi kepentingan pariwisata.
"Kalau kami melihatnya fenomena itu membuktikan kekhawatiran di awal, soal bahwa proses menjadikan kawasan konservasi Pulau Rinca di dalamnya juga masuk urusan-urusan wisata yang berbasis pada infrastruktur skala besar," ungkap dia.(tribun network/rin/fah/dod)