Local Heroes
Berikut Profil 21 Local Heroes yang Mendapat Penghargaan dari Tribun Network
Tribun Network dan Tribun Institute memberikan penghargaan kepada 21 Local Heroes terpilih dari seluruh penjuru Indonesia.
Editor:
Hasanudin Aco
Bahkan saat masih menjadi Kapolri, Jenderal Polisi Tito Karnavian bangga pada kiprah anggotanya ini.
Brigadir Ali membangun rumah singgah Bumi Damai. Yayasan ini menjadi tempat bernaung dari 117 anak yatim dan fakir miskin. Sungguh ketulusannya menginspirasi.
6. NTT: Ansi Damaris Rihi Dara,SH
DIBERKATI untuk memberkati. Itulah motto dari perempuan bernama lengkap Ansi Damaris Rihi Dara,SH alias Ansi (45), Direktur Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan atau LBH APIK NTT.
Sebagai pemimpin di lembaga nirlaba itu, Ansi bersama lima stafnya terus berupaya memastikan perempuan dan anak di NTT mendapatkan hak-hak dan keadilan di muka hukum dan sosial kemasyarakatan.
Tak melulu advokasi untuk kasus pelecehan dan kekerasan seksual, kekerasan fisik dan verbal, ia juga membentuk paralegal di sejumlah Kabupaten di NTT. Semua itu ia lakukan tanpa imbalan. Ikhlas tanpa pamrih.
Karena komitmennya pada kemanusiaan, sudah tak terhitung berapa banyak anak dan perempuan NTT yang ia dampingi.

7. Jawa Barat: Pak Guru Dodo
Guru yang satu ini tak mau mengalah pada pandemi. Belasan muridnya di SD Negeri IV Darmacaang, Kecamatan Cikoneng Propvinsi Jawa Barat tinggal di gunung dan tak bisa mengakses pelarahan online.
Pak Dodo menginisasi belajar ala Home Visit ke murid-murid yang tinggal di kawasan Gunung Sawal.
Jalan terjal ke sana melewati lereng dan tebing curam. Karena kegigihan dan keuletannya sebagai pendidik, ia pantas disebut sebagai Local Hero.
8. Kalimantan Selatan: Amalia Rezeki
Penyelamat Bekantan sekaligus perintis restorasi mangrove rambai di Kalimantan Selatan.
Nama Amalia Rezeki di dunia konservasi khususnya primata endemik Kalimantan berhidung mancung yakni bekantan (nasalis larvatus) sudah tidak asing lagi.
Dosen muda Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini bisa dikatakan perempuan pertama yang mendedikasikan diri melindungi bekantan dari kepunahan melalui berbagai aksinya.