Selasa, 30 September 2025

Singgung KLB, Pendiri Partai Demokrat Tuding Kepemimpinan AHY Penuh Intrik

Darmizal menilai, gaya kepemimpinan AHY di Partai Demokrat saat ini yang terkesan melupakan perjuangan para pendirinya.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Partai Demokrat
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dugaan kudeta kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono di Partai Demokrat oleh Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko memancing mantan politisi Demokrat yang sudah keluar bersuara.

Muhammad Darmizal MS, salah satu pendiri Partai Demokrat menilai, gaya kepemimpinan AHY di Partai Demokrat saat ini yang terkesan melupakan perjuangan para pendirinya.

"Analisa saya, pengurus saat ini banyak yang instan, tidak mau paham dengan tetesan darah dan keringat para pendiri yang sekarang diabaikan," kata Darmizal kepada wartawan Selasa (9/2/2021).

Darmizal juga menyatakan, gaya kepemimpinan yang penuh intrik namun minus semangat berjuang dan kebersamaan akan membuat Partai Demokrat dihukum oleh sistem demokrasi di Indonesia.

Baca juga: Popularitas Demokrat Melejit, PKS: Isu Kudeta Jika Ditangani dengan Baik Bisa Bawa Insentif Politik

"Bayangkan saja, banyak kader bahkan pendiri yang kecewa dengan Partai Demokrat, juga masyarakat umum yang dulu mengidolakan Partai Demokrat sebagai pilihan terbaiknya saat pesta demokrasi, utamanya pada pemilu tahun 2009," ujarnya.

Baca juga: Demokrat: Moeldoko Janjikan Para Kader Uang Senilai Rp 100 Juta untuk Muluskan Jalan Jadi Ketua Umum

"Jika caranya seperti ini maka tahun 2024 bisa menjadi pemilu terakhir yang diikuti partai Demokrat," kata dia.

Darmizal  membeberkan di Pemilu tahun 2004, perolehan suara partai Demokrat 7,3 %, dengan Ketua Umum Prof. Subur Budhisantoso.

Baca juga: Pascaisu Kudeta, Demokrat Perkuat Soliditas Internal dengan Cara Ini

Pada Pemilu tahun 2009 suara Demokrat 20,7 % saat ketua umum dipegang Hadi Utomo.

Namun saat Pemilu tahun 2014, suara Demokrat turun menjadi 11% dengan Ketua Umum SBY yang meneruskan kepemimpinan Anas Urbaningrum pasca KLB.

Kemudian di Pemilu 2019, perolehan suara Demokrat tersisa hanya sekitar 7% saja, ini dimasa periode kedua SBY menjadi Ketua umum dan AHY sebagai ketua Kogasma partai Demokrat.

"Tahun ini, Parlemen Treshold (PT) berpotensi naik menjadi sekitar 5 sampai 7 %.

Ini yang menakutkan para kader setia Partai Demokrat terutama para senior yang sudah sejak awal membesarkan partai dipusat dan di daerah.

Dia menilai, gaya play victim dan pencitraan yang terlalu berlebihan justru membuat partai Demokrat mulai ditinggalkan. Ini bukan nilai yang dibangun oleh para pendiri.

"Play victim dan pencitraan berlebihan adalah gaya pengurus baru yang lupa akan sejarah partai," kata dia.

Singgung KLB

Darmizal juga menyinggung soal Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat. Dia mengatakan, semangat kader yang meminta KLB semakin meluas karena keinginan menjadikan partai ini besar.

"Bagi saya ini sangat fenomenal dan mengejutkan. Ini pertanda baik, karena KLB bukanlah suatu kudeta kekuasaan partai politik atau pengambil alihan kekuasaan pimpinan partai secara ilegal," ujarnya.

"KLB merupakan suatu misi yang jelas dan tegas tertuang pada AD/ART partai, sebagai mekanisme demokrasi yang dapat dilakukan oleh para tokoh atau kader untuk menyelamatkan partai," klaimnya.

Dia membantah KLB untuk menyingkirkan keluarga Cikeas. Dia beralasan, KLB untuk menyelamatkan Partai Demokrat dan merebut kembali kejayaaan politik yang pernah dicapai demi mewujudkan kehidupan masyarakat Indonesia yang lebih baik.

"Kami hanya ingin melihat partai Demokrat kembali meraih suara gemilang pada Pemilu 2024 nanti," kata dia.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved