Minggu, 24 Agustus 2025

Virus Corona

Anggota Komisi XI Soroti Pengangguran Makin Tinggi saat Pandemi Covid-19

Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PKS Anis Byarwati menyoroti data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) tahun 2020.

zoom-inlihat foto Anggota Komisi XI Soroti Pengangguran Makin Tinggi saat Pandemi Covid-19
ilustrasi pengangguran

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PKS Anis Byarwati, menyoroti ketimpangan (in equality) yang terjadi akibat pandemi Covid-19, dalam kunjungan kerja spesifik Komisi XI DPR RI ke Jawa Timur

Kunjungan kerja spesifik ini sendiri dilakukan dalam rangka Sosialisasi UU Cipta Kerja dan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) oleh Bank Indonesia. 

Hadir juga dalam acara ini Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Anggota Dewan Komisioner OJK, Wakil Gubernur Jawa Timur, BPS, Bulog, dan Himpunan Bank Negara (Himbara).

Baca juga: Kurangi Pengangguran, Handika Pratama Bikin Usaha Warkop Naik Kelas

Menanggapi paparan dari BI, OJK, BPS dan Himbara, Anis menyoroti data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) tahun 2020, dimana angka pengangguran sangat tinggi. 

Tingginya angka pengangguran akibat pandemi covid-19 ini didominasi oleh masyarakat miskin yang jumlahnya 54%, sedangkan masyarakat menengah jumlah penganggurannya 39%, dan masyarakat kaya jumlahnya 7%. 

Data ini dengan jelas menegaskan bahwa pengangguran di Indonesia separuhnya adalah masyarakat miskin.

Menurut Anis, hal ini menuntut program-program yang dicanangkan pemerintah seharusnya menyasar masyarakat miskin.

 “Jadi kalau kita melihat paparan program-program yang dipaparkan tadi, yang ingin betul-betul ingin saya tekankan, semestinya program-program tersebut dapat memperbaiki angka ketimpangan,” tutur Anis, dalam keterangannya, Senin (5/4/2021).

Baca juga: Kemnaker Dukung Langkah Pemda Turunkan Pengangguran

Selain itu, Anis juga menyoroti penurunan pendapatan yang lebih banyak dirasakan oleh masyarakat kelas menengah dan masyarakat miskin. 

Jika dikaitkan dengan WFH (Work From Home), data menunjukkan yang melakukan WFH sebagian besarnya adalah pekerja berpendapatan tinggi yang jumlahnya 47%. 

Sedangkan masyarakat miskin harus berjibaku dengan tingginya working hour atau mencari pekerjaan sampingan.

Itu sebabnya, menurut Anis, ketimpangan selalu linier dengan kerentanan menghadapi covid.

Semakin besar ketimpangan disuatu daerah, maka semakin rentan masyarakat di daerah tersebut terpapar covid-19.

"Saya kembali mengingatkan agar program-program yang digulirkan pemerintah harus benar-benar menyasar masyarakat miskin yang paling terdampak dengan pandemi," ucapnya.

Baca juga: Kritik KPK Keluarkan SP3 pada Kasus BLBI, PKS: Jangan karena Tidak Mampu, Semua Di-SP3

Anis yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI ini kemudian mengungkit data sakernas terkait dengan pengguna e-commerce di Indonesia yang menyebutkan bahwa 63,39% pengguna e-commmerce merupakan masyarakat kaya, 34,62% masyarakat menengah dan hanya 18,92% penggunanya masyarakat miskin. 

Halaman
12
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan