Jumat, 5 September 2025

Kapal Selam Nanggala Hilang Kontak

Masih Beroperasi di Usia 42 Tahun, DPR Soroti Kelayakan Kapal Selam TNI AL yang Hilang Kontak

Anggota Komisi I DPR RI Dave Laksono ikut menyoroti hilangnya kapal selam TNI Angkatan Laut, KRI Nanggala 402. Pertanyakan kondisi kelayakan kapal.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
KOMPAS.com CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
Kapal selam KRI Nanggala-402 berlayar mendekati dermaga Indah Kiat di Kota Cilegon, Banten, beberapa waktu lalu. 

TRIBUNNEWS.COM - Anggota Komisi I DPR RI, Dave Laksono, ikut menyoroti hilangnya kapal selam TNI Angkatan Laut, KRI Nanggala 402, pada Rabu (21/4/2021) dini hari.

Menurut Dave, pihaknya menyoroti mengenai kelayakan dari KRI Nanggala 402 ini.

Pasalnya, kapal selam ini telah berusia tua, yakni sekitar 42 tahun.

Sementara, batas aman dari operasional kapal selam diketahui sekitar 20-30 tahun.

Baca juga: Hilang Kontak, Kapal Selam KRI Nanggala 402 Diduga Masuk Palung Sedalam 700 Meter

"Ini tentu ada penilaian dari TNI, kenapa kapal yang usianya hampir 42 tahun masih dioperasionalkan di kedalaman yang cukup dalam," kata Dave, dikutip dari tayangan Kompas TV, Kamis (22/4/2021).

Dave menilai, TNI AL memiliki perhitungan tertentu untuk mengetahui kemampuan kapal selam melakukan operasional militer.

Satu di antaranya adalah terkait perawatannya yang baik.

Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar, Dave Laksono saat ditemui dalam sebuah diskusi di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (24/11/2017).
Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar, Dave Laksono saat ditemui dalam sebuah diskusi di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (24/11/2017). (Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda Prasetia)

"Tentu ada pehitungan yang dianggap masih mampu, tapi itu berkaitan dengan perawatannya."

"Bila kapal itu memang dirawat dengan baik ,maka sanggup untuk dioperasikan lebih lama," ungkap Dave.

Anggota DPR dari Fraksi Golkar ini lantas membandingkan dengan usia kapal terbang yang tetap layak digunakan meski berusia lebih dari 50 tahun.

"Yang lebih penting dari masalah umur itu kondisi kapalnya itu sendiri."

Baca juga: KN SAR Arjuna Diterjunkan Bantu Pencarian Kapal Selam Nanggala

Baca juga: Sejarah KRI Nanggala 402, Kapal Selam TNI AL yang Hilang Kontak, Didatangkan dari Jerman Tahun 1981

"Karena banyak kapal terbang yang usianya lebih dari 50 tahun tapi yang paling utama adalah perawatannya," ujarnya.

Kendati demikian, Dave menyebut, cepat atau lambat kondisi kapal selam pasti akan mengalami kerusakan karena memang sudah umurnya.

Untuk itu, ia mengingatkan agar tidak memaksa penggunakan kapal selam yang kondisinya kurang layak untuk digunakan.

Kapal selam KRI Nanggala-402 berlayar mendekati dermaga Indah Kiat di Kota Cilegon, Banten, beberapa waktu lalu.
Kapal selam KRI Nanggala-402 berlayar mendekati dermaga Indah Kiat di Kota Cilegon, Banten, beberapa waktu lalu. (KOMPAS.com CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO)

"Memang segala sesuatu ada umurnya, dan yang bisa menilai itu TNI AL sendiri apakah masih layak dan mampu."

"Karena mengingat kapal itu 100 persen besi dan masuk ke dalam air laut."

"Kalau tidak layak ya sebaiknya jangan dipaksa untuk melakukan operasi militer di kedalaman yg dalam," tegas Dave.

Di sisi lain, Dave juga menyoroti terkait minimnya kapal selam yang dimiliki oleh Indonesia.

Baca juga: Siapa Letkol Laut (P) Heri Oktavian? Komandan Kapal Selam KRI Nanggala-402 yang Hilang Kontak

Baca juga: Kapal Selam KRI Nanggala–402 Hilang, Indonesia Minta Bantuan Singapura dan Australia untuk Mencari

Adapun, sampai saat ini, TNI AL hanya memiliki 5 kapal selam, termasuk KRI Nanggala 402.

Untuk itu, Dave mengatakan, satu buah kapal sangatlah berharga.

"Kondisi kapal selam terbatas jadi setiap satu buah kapal laut kita sangat berharga."

"Tapi lebih dari diatas segalanya kondisinya harus dalam keadaan prima dan sanggup dioperasikan," tuturnya.

Kapal Selam TNI, KRI Nanggala 402, Hilang Kontak

Sebelumnya diberitakan, satu dari lima kapal selam yang dimiliki Indonesia, KRI Nanggala 402, hilang kontak pada Rabu (21/4/2021) pagi.

Kapal selam buatan Jerman tahun 1979 tersebut dikhawatirkan tenggelam.

Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, membenarkan insiden itu.

Ia mengatakan, kapal selam diperkirakan hilang di perairan sekitar 60 mil atau sekitar 95 kilometer, dari utara Pulau Bali, pagi tadi, sekitar pukul 03.00.

Baca juga: TNI Libatkan Singapura dan Australia Cari Kapal Selam Nanggala yang Hilang Kontak di Perairan Bali

Baca juga: Penyebab Kapal Selam KRI Nanggala-402 Hilang Kontak, Diduga Black Out hingga Tak Terkendali

"Baru ijin menyelam, setelah diberi clearance, langsung hilang kontak," kata Hadi, dikutip dari Kompas.com.

Hadi berharap, kapal selam tersebut masih bisa ditemukan.

Saat ini, TNI tengah mengerahkan berbagai kapal perang menuju ke tempat kejadian.

KRI Nanggala 402
KRI Nanggala 402. (grid)

Selain itu, Indonesia telah meminta bantuan Singapura dan Australia yang memiliki kapal penyelamat kapal selam.

Ada dugaan, kapal itu kini berada di palung di kedalaman 700 meter.

"Besok saya segera menuju ke lokasi," kata Hadi.

KRI Nanggala semula ikut dalam skenario latihan penembakan rudal di laut Bali.

Baca juga: Panglima TNI: Ada 53 Personel di Dalam Kapal Selam Nanggala yang Hilang Kontak di Perairan Bali

Baca juga: TNI AL Sebut Pasokan Oksigen Kapal Selam Nanggala 402 Aman untuk 53 Awaknya

Latihan yang rencananya dihadiri oleh Panglima TNI dan Kepala Staf TNI AL (KSAL), Laksamana Yudho Margono, tersebut akan digelar Kamis (22/4/2021).

KRI Nanggala diduga tenggelam saat sedang gladi resik untuk latihan penembakan rudal.

Semula, sejumlah wartawan akan dilibatkan untuk meliput latihan penembakan rudal tersebut.

Para wartawan yang seharusnya sudah memasuki KRI dr Soeharso pada pukul 10.00, hingga kini masih belum mendapat informasi tentang rencana keberangkatan.

(Tribunnews.com/Maliana, Kompas.com/Achmad Nasrudin Yahya)

Berita lain terkait Kapal Selam Nanggala Hilang Kontak

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan