Seleksi Kepegawaian di KPK
Sebagian Peserta Aksi yang Datang ke Gedung KPK Dukung Firli Bahuri Mengaku Tak Paham Permasalahan
Senada dengan Fajri, Iwan (34) mengaku juga tidak mengetahui permasalahan dalam aksi yang diikutinya itu.
Penulis:
Rizki Sandi Saputra
Editor:
Malvyandie Haryadi
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Puluhan orang melakukan aksi demonstrasi di dekat gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta Selatan, Jumat (28/5/2021).
Dalam seruannya mereka mendukung pimpinan KPK yang menonaktifkan 51 pegawai KPK yang dinyatakan gagal dalam tes wawasan kebangsaan (TWK) untuk alih status menjadi ASN.
Namun saat ditanyakan, beberapa dari mereka mengaku tidak memahami permasalahan yang sedang terjadi.
Bahkan, sebagian dari massa aksi itu mengaku masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP), satu di antaranya Fajri.
Baca juga: Dijuluki Raja OTT di KPK, Kini Harun Al Rasyid Tagih Utang Budi Firli Bahuri
Dalam pengakuannya, remaja yang masih kelas 8 SMP itu mengatakan kalau dirinya hadir dalam aksi karena hanya ikut-ikutan.
"Pengen ikut aja gitu, karena bosan di rumah. Ikut aja jadinya," ucap Fajri saat ditemui awak media di sekitaran Gedung KPK, Jumat (28/5/2021).
Ketika ditanya permasalahan 75 pegawai KPK yang tidak lulus asesmen tes wawasan kebangsaan (TWK), Fajri tidak mengetahui kabar tersebut.
"Nggak tau deh (kabarnya), soalnya baru kali ini ikut," tuturnya.
Fajri juga mengaku kalau keikutsertaan dirinya dalam aksi ini karena diiming-imingi akan diberikan uang.
Namun untuk besaran uang yang dijanjikan itu dirinya mengaku tidak mengetahui secara detail.
Baca juga: Komnas HAM RI akan Minta Keterangan Pimpinan KPK Dugaan Pelanggaran HAM TWK
"Dibayar, dengernya si dibayar, nggak tau (jumlahnya), saya baru ikut," imbuhnya.
Senada dengan Fajri, Iwan (34) mengaku juga tidak mengetahui permasalahan dalam aksi yang diikutinya itu.
Dirinya menyebut kalau mengikuti aksi karena sedang libur kerja guna mengisi waktu luangnya.
"Saya kurang tahu, saya lagi libur kerja aja," tutur Iwan.
Selain Fajri dan Iwan, massa aksi bernama Damar (16) seorang pelajar yang masih berstatus sebagai pelajar, mengaku sedikit mengetahui terkait permasalahan yang turut disampaikan dalam aksi.
"Iya (pengin ikut aksi), kalau yang itu saya kurang tahu," kata Damar.
Damar mengatakan kalau keikutsertaan dirinya dalam aksi itu diiming-imingi bayaran, namun dia tidak membeberkan jumlah uang yang dijanjikan.
"Iya (dibayar), gak tau berapanya, katanya si dibayar," tukasnya.
Sebelumnya, Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri membenarkan akan adanya aksi di sekitaran Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi, pada Jumat (28/5/2021).
"Berdasarkan informasi yang kami terima, dalam rangka penjagaan keamanan obyek vital diantaranya gedung KPK. Kabar dari pihak Polres benar akan ada unjuk rasa di depan gedung KPK," ucap Ali melalui keterangannya.
Adapun dalam hal penjagaan keamanan ini, pihak TNI juga disiagakan karena kata Ali, kepolisian membutuhkan tambahan personel.
"Ada juga dibantu pihak TNI karena pihak polres memerlukan tambahan personel," tuturnya.
Kendati begitu, dirinya meyakini bahwa penjagaan serta aksi yang akan digelar siang nanti ini akan berjalan persuasif.
"Namun demikian, penjagaan ini dipastikan akan dilakukan dengan upaya persuasif kepada pihak-pihak jika terjadi potensi gangguan kemanan," tukasnya.
Berdasarkan pantauan Tribunnews di lokasi pada siang tadi, puluhan aparat keamanan gabungan berjaga ketat di sekitaran Gedung Merah Putih KPK.
Bahkan beberapa pengendara sepeda motor yang ingin melintas tepat di depan gedung KPK harus terpaksa dimatikan mesinnya dan didorong.
Tak hanya itu, beberapa kendaraan taktis juga turut disiagakan seperti halnya armada Barracuda dari Brimob hingga mobil pengurai massa (Raisa) di ruas jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan.