Bursa Capres
Siapa yang Lebih Pantas Diusung PDIP Jadi Capres 2024, Ganjar atau Puan? Berikut Kata Para Pengamat
Antara Ganjar Pranowo dan Puan Maharani, siapakah yang lebih pantas diusung PDIP menjadi capres 2024?
Penulis:
Pravitri Retno Widyastuti
Editor:
Citra Agusta Putri Anastasia
Analis Politik Universitas Islam Syekh Yusuf (UNIS) Tangerang, Adib Miftahul, memprediksi PDIP bisa kembali meraih kemenangan pada Pilpres 2024 jika mengusung Ganjar Pranowo.
Hal ini berdasarkan elektabilitas Ganjar yang cenderung dinamis di beberapa survei, seolah mengingatkan pada momen munculnya Jokowi di Pemilu 2014.
"Survei yang merangkak naik dan Jokowi dipilih jadi capres dan menang."
"Posisi Ganjar sekarang saya kira mirip dengan itu, mirip dengan Jokowi, sederhana, merakyat dan egaliter," jelasnya, Senin (24/5/2021), dilansir Tribunnews.
Meski begitu, Adib tak menampik kemungkinan PDIP juga akan mengusung Puan sebagai capres.
Baca juga: Ganjar Tak Diundang di Pengarahan Puan, Pengamat: Bukan Tak Mungkin Ada Benturan Soal Capres PDIP
Baca juga: Selain Ganjar dan Puan, Pengamat Nilai PDIP Punya Banyak Calon Kinclong di Pilpres 2024
Karena menurutnya, dengan komando tertinggi partai masih dipegang Megawati Soekarnoputri, sosok capres yang akan diusung tak bakal jauh-jauh dari trah Soekarno.
Namun, ia menilai sejarah 2004 akan terulang jika PDIP tetap mengusung Puan.
"Modal Puan yang pernah menjadi menteri dan sekarang jadi ketua DPR, saya kira tak akan kuat (menaikkan elektabilitas)."
"Ingat dulu, Mega pada tahun 2004 jadi presiden, toh juga kalah dengan SBY," jelas Adib.
"Intinya kalau mau mengusung Ganjar, PDIP bisa mengulang sukses Jokowi di 2014, sebaliknya jika mengusung Puan, tak bisa melupakan sejarah 2004, saat Mega kalah," tandasnya.
5, Hendri Satrio

Membantah pernyataan Adib Miftahul, Pengamat Politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, tak setuju dengan prediksi tersebut.
Menurutnya, apa yang dialami Ganjar dengan Jokowi adalah hal berbeda.
"Ceritanya berbeda, antara Mas Ganjar dengan Pak Jokowi. Pak Jokowi di Solo menang 90 persen."
"Lalu, pindah ke Jakarta, mengalahkan banyak sekali tokoh kuat dan elektabilitasnya besar," ucapnya kepada Tribunnews, Selasa (25/5/2021).