Bursa Capres
Perseteruan Ganjar vs Puan Dinilai Telah Berakhir setelah Ganjar Akui Jasa Besar Puan
Perseteruan antara Ganjar Pranowo versus Puan Maharani dinilai telah berakhir setelah Ganjar mengakui jasa besar Puan.
TRIBUNNEWS.COM - Ketua DPD PDIP Jawa Tengah (Jateng) Bambang Wuryanto atau dikenal Bambang Pacul kembali buka suara menanggapi perseteruan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo dengan Ketua DPP PDIP Bidang Politik dan Keamanan sekaligus Ketua DPR RI, Puan Maharani.
Menurut Bambang, perseteruan tersebut sudah selesai setelah Ganjar mengakui jasa besar Puan saat memenangkan dirinya menjadi Gubernur Jateng.
Kendati demikian, Bambang mengungkapkan, pernyataannya tentang ambisi Ganjar menjadi Presiden adalah sebuah fakta.
"Saya tidak ada komentar apapun soal ini. Biarkan itu mengalir. Biarkan saja mengalir, semua mengalir."
"Yang saya ungkapkan fakta, Pak Ganjar juga mengungkapkan fakta. Jadi mau apa? Everything okay, clear," kata Bambang, dikutip dari Youtube Kompas TV, Minggu (30/5/2021).
Bambang juga mengaku belum pernah bertemu dengan Ganjar lagi setelah polemik ini muncul ke publik.

Namun, ia tidak menutup kemungkinan akan bertemu dengan Ganjar di waktu yang tepat.
"Secara fisik enggak, (kontak-kontakan?) enggak, jadi mungkin one day, sewaktu-waktu, Karena kan begini, seseorang itu berkomunikasi pasti ada persepsi."
"Kalau persepsi belum sama, pasti susah. Sudut pandang belum sama agak susah. Jadi harus punya sudut pandang yang mirip," ujar Bambang.
"Apakah di Republik ini dinafikan perbedaan? Ya enggak. Perbedaan itu keniscayaan. Tapi berorganisasi itu punya hal yang disepakati bersama namanya value organisasi," lanjutnya.
Sementara, menurut Bambang, prinsip dalam PDIP adalah tegak lurus.
Untuk itu, ia mengingatkan sebagai kader, semua harus mengikuti perintah partai, termasuk Ganjar Pranowo.
"Valuenya berbeda, tata nilainya berbeda. Tata nilai keluar bentuk simbol, slogan, tagline."
"Misal PDI Perjuangan, tegak lurus! Marhaen tegak lurus perintah ketua umum, tegak lurus instruksi partai. Itu salah satu value," ungkapnya.

Di sisi lain, pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari juga menanggapi persoalan Ganjar versus Puan yang dinilai telah berakhir.
Menurut Qodari, perseteruan ini hanya sebagai pengingat agar Ganjar Pranowo tidak seperti kacang lupa dengan kulitnya.
Terlebih kepada sosok Puan Maharani dan Bambang Pacul yang telah berjasa dalam memenangkan dirinya menjadi Gubernur Jateng.
"Mas Ganjar ini jadi Gubernur dalam kampanyenya, Ketua Kemenangannya Mbak Puan dan yang di lapangan adalah Mas Pacul."
"Dengan cerita itu sebetulnya mungkin ada kesan Mas Ganjar jangan seperti kacang lupa dengan kulitnya," kata Qodari, dalam tayangan Youtube tvOne, Minggu (30/5/2021).
Terlebih, menurut Qodari, sosok Ganjar yang disebut sebagai calon kuat pada Pilpres 2024 sesungguhnya tidak memiliki elektabilitas sekuat Presiden Jokowi pada 2013 lalu.
"Kalau kita bicara Pilpres, Mas Ganjar ini belum menjadi fenomena nasional yang sesungguhnya, seperti Pak Jokowi di tahun 2013."
"Pak Jokowi surveinya sudah 40 persen saat itu dan dukungannya sudah merata di seluruh indonesia."
"Tetapi kalau Mas Ganjar itu lebih kurang masih fenomena jateng," ungkap Qodari.
Ganjar Mengakui Jasa Besar Puan Maharani
Sebelumnya diberitakan Tribun Jateng, Ganjar Pranowo akhirnya buka suara terkait kabar perseteruan dirinya dengan Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani.
Ganjar menegaskan, dirinya tidak pernah beekonflik dengan putri kandung dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri tersebut.
Ia pun mengaku tidak enak hati ketika di media sosial banyak yang membenturnan dirinya dengan Puan Maharani, seolah-olah ada pertempuran besar, Ganjar versus Puan.
Baca juga: Survei Indikator Politik Indonesia: Elektabilitas Anies Masih Mengungguli Ahok, Risma, dan Ganjar
"Saya ngikutin apa yang di medsos, sungguh-sungguh saya tidak enak."
"Sungguh saya tidak enak, saya sangat hormat sama Mbak Puan, sangat sangat hormat," kata Ganjar usai mengikuti Rapat Paripurna di Gedung Berlian DPRD Jateng, Jumat (28/5/2021).
Bagaimana pun, lanjutnya, ketika dirinya mencalonkan diri sebagai calon Gubernur Jateng, partai yang menaunginya yakni PDIP lah yang banyak membantu hingga dia terpilih.
Ganjar pun menuturkan ketika mencalonkan diri sebagai gubernur, ia tidak punya modal. Saat itu, partai juga banyak membantu.
"Maka saya masih ingat dan belum lupa, ketika elektabilitas saya sangat rendah di (pilgub) 2013 lalu, lantas komandan tempurnya partai, itu saya tidak pernah lupa."
"Saya tidak punya modal saat itu, dan tidak pernah lupa, maka partai saat itu yang bergerak sehingga saya menang," ungkapnya.
Oleh karena itu, ketika di media sosial banyak pihak yang membenturkan dirinya dengan Ketua DPR RI itu, ia merasa kaget.
Sebagai orang Jawa sekaligus kader partai, dia selalu menerapkan filosofi hidup mikul duwur mendem jero.
Yakni, untuk selalu hormat kepada orang tua atau pemimpin serta memendam atau menutupi kekurangan atau kesalahannya.
Baca juga: Ganjar Akui Puan Sangat Berjasa dengan Posisinya Sekarang ini: Saya Tidak Pernah Lupa
"Maka ini lah cara penghormatan saya kepada Mba Puan. Karena sampai hari ini, saya tidak pernah berkonflik dengan beliau, baik baik saja," ucapnya.
Bahkan, ketika dirinya sowan dengan Megawati di Jakarta beberapa waktu lalu sekaligus mengirimkan lukisan, Puan ada lokasi.
"Bahkan pada saat saya sowan ibu (Megawati), halalbihalal, Mba Puan ada di sana. Dan kami sempat bercanda. Jadi ketika di medsos seperti itu, sungguh- sungguh saya kaget," imbuhnya.
Awal Mulai Perseteruan Ganjar Pranowo dan Puan Maharani
Sebelumnya diberitakan Tribunnews, hubungan antara Ganjar Pranowo dan PDIP yang dikabarkan merenggang, menjadi perbincangan publik.
PDIP diketahui tidak mengundang Ganjar dalam pertemuan partai yang dihadiri Ketua DPP PDIP, Puan Maharani di Semarang, Sabtu (22/5/2021).
Padahal, seluruh kepala daerah asal PDIP di Jawa Tengah diundang dan hadir dalam acara tersebut.
Dalam undangan yang tersebar, tertulis susunan acara atau agenda antara lain arahan Puan Maharani kepada seluruh kader partai Jateng secara tatap muka.
Baca juga: Sejarah 2004 Disebut Bisa Terulang jika PDIP Usung Puan Jadi Capres Dibanding Ganjar Pranowo
Kemudian diikuti: DPR RI Jateng, DPD Jateng, DPRD Provinsi Jateng, kepala daerah dan wakil kader se-Jateng.
Secara terang-terangan, petinggi PDIP menyebut Ganjar sudah kelewatan terkait ambisinya untuk mencalonkan diri di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Ketua DPD PDI Perjuangan Jateng, Bambang Wuryanto membenarkan semua kepala daerah di Jateng dari PDI Perjuangan diundang, kecuali gubernur.

Ia pun menungkapkan alasan tidak diundangnya orang nomor satu di Jateng tersebut.
"Tidak diundang! (Ganjar) wis kemajon (kelewatan atau kebablasan). Yen kowe pinter, ojo keminter (kalau kamu pintar, jangan merasa jadi orang pintar)," kata Bambang Wuryanto, dalam pernyataan tertulis yang diterima Tribunjateng.com, Minggu (23/5/2021).
Pria yang akrab Bambang Pacul ini menyebut dengan terang-terangan bahwa Ganjar terlalu berambisi maju nyapres sehingga meninggalkan norma kepartaian.
Baca juga: Pengamat: Sikap PDIP Kucilkan Ganjar Pranowo Bisa Jadi Kesalahan dan Kelemahan
Bambang melanjutkan, PDIP Jateng sebenarnya sudah lama memberikan sinyal jika sikap Ganjar yang terlalu ambisi dengan jabatan presiden tidak baik.
Di satu sisi, belum ada instruksi dari Ketua Umum, Megawati Soekarnoputri.
Di sisi lain, itu tidak baik bagi keharmonisan partai yang wajib tegak lurus pada perintah Ketua Umum.
"Wis tak kode sik. Kok soyo mblandang, ya tak rodo atos (sudah saya kasih kode, tapi malah tambah kebablasan).

Saya di-bully di medsos, ya bully saja. Saya tidak perlu jaga image saya,'' tegasnya.
Padahal, hal serupa tidak dilakukan oleh kader PDI Perjuangan lain yang juga berpotensi untuk nyapres.
Menurutnya, kader PDI Perjuangan lain itu bukannya tak bisa melakukan hal yang sama, namun tak berani karena belum mendapatkan perintah Ketua Umum.
Bambang menuturkan jika elektabilitas saat ini belum bisa dijadikan patokan dalam pertempuran pemilihan presiden yang sesungguhnya.
Elektabilitas saat ini hanya terdongkrak dari pemberitaan dan media sosial. Hal itu mudah dikalahkan dalam pertarungan secara riil.
"Ini bukan teguran, karena ia (Ganjar) merasa lebih tinggi dari kita (DPD PDI Perjuangan Jateng). Ia merasa yang bisa menegur hanya Ibu (Ketua Umum Megawati Soekarnoputri)," tukasnya.
(Tribunnews.com/Maliana, Tribunjateng.com/Mamdukh Adi Priyanto)
Berita lain terkait Ganjar Pranowo