Jumat, 22 Agustus 2025

Megawati: Ayah Saya Dilengserkan Tapi Roda Kehidupan Berputar

Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri menyinggung peristiwa saat ayahnya Soekarno dilengserkan dari kursi Presiden.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco
Tribunnews.com/Chaerul Umam
Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri saat acara pengukuhan menjadi profesor kehormatan (Guru Besar Tidak Tetap) Ilmu Pertahanan bidang Kepemimpinan Strategik dari Universitas Pertahanan (Unhan) RI, dalam Sidang Senat Terbuka, Jumat (11/6/2021). 

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA -  Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri menyinggung peristiwa saat ayahnya Soekarno dilengserkan dari kursi Presiden.

Megawati menyampaikan hal itu dalam orasi ilmiah penganugerahan gelar Profesor Kehormatan dengan status Guru Besar Tidak Tetap oleh Universitas Pertahanan (Unhan), Jumat, (11/6/2021).

Megawati awalnya bercerita tentang makna dari anugerah profesor yang diterimanya tersebut.

Ia mengatakan pemberian gelar profesor semakin menyadarkannya bahwa hidup itu sebagai Cakra Manggilingan.

Artinya sebagai manusia harus menerima bahwa roda kehidupan berputar. 

Megawati mengatakan bahwa ia sudah terlahir sebagai anak Presiden di Gedung Agung, Istana Yogyakarta.

Ia tumbuh di Istana Yogyakarta karena saat itu ada agresi militer di Jakarta. 

Baca juga: Anies Bertemu Ridwan Kamil di Sumedang, Pengamat: Keduanya Sulit Berpasangan di Pilpres 2024

Hidup sebagai anak presiden tidak berlangsung lama.

Akibat peristiwa politik, salah satunya pelengseran Soekarno sebagai Presiden, Megawati  tidak bisa melanjutkan sekolah.

"Saya tumbuh besar di istana akibat peristiwa politik tahun 65 saya tidak bisa melanjutkan sekolah, dan tentu saja karena ayah saya dilengserkan," kata Megawati.

Setelah tidak di istana, Megawati mengatakan hidup sebagai rakyat biasa. Masa-masa itu kata dia merupakan masa sulit bagi keluarganya. 

Namun menurut Megawati, roda kehidupan selalu berputar.

Sejarah memanggilnya untuk terjun ke dunia politik.

Ia menjadi Anggota DPR selama tiga periode, sebelum kemudian menjadi wakil Presiden dan Presiden RI ke V.

"Sejarah memanggil saya untuk pertama kali  menjadi anggota DPR dari sampai tiga periode terpotong dua tahun karena lalu menjadi wakil presiden dan setelah itu menjadi presiden kelima Republik Indonesia," pungkasnya.

Dipuji Rektor Unhan

Rektor Unhan RI Laksamana Madya TNI Prof. Amarulla Octavian menilai Megawati adalah putri terbaik bangsa yang telah membuktikan keberhasilannya menjadi anggota DPR RI, Wakil Presiden hingga menjadi Presiden RI.

“Profesor Doktor HC Megawati Soekarnoputri adalah seorang putri terbaik bangsa Indonesia yang telah membuktikan keberhasilan menjadi Wakil Presiden RI 1999-2002, selanjutnya sebagai Presiden RI 2002-2004,” ujar Rektor Unhan ini.

"Di kalangan pemimpin dunia, belum ada seorang wanita dapat menjabat berturut-turut sebagai wakil presiden dan presiden. Sejarah dunia juga mencatat tidak banyak seorang presiden yang juga putri dari seorang presiden sebelumnya," ucapnya.

Baca juga: Megawati: Pemimpin Strategik Itu Turun ke Rakyat, Bukan Jago Pencitraan

Sebagai pemimpin nasional, kata dia, Megawati mampu membawa negara dan bangsa Indonesia melalui masa-masa sulit pasca-reformasi 1998.

Dengan karakter dan wibawa yang kuat, Megawati mampu menyelesaikan krisis multidimensi dan meletakkan pondasi yang kuat bagi tata negara dan pemerintahan.

"Beliau mampu menyelesaikan krisis multidimensi dan meletakkan pondasi yang kuat bagi tata negara dan tata pemerintahan yang terbukti kebenarannya sampai dengan masa kini," jelasnya.

Keberhasilan dan prestasi Megawati dalam kepemimpinan tidak saja pada tataran regional dan global.  

Hal itulah lanjut dia, yang dinilai merupakan wujud nyata ilmu pengetahuan Kepemimpinan Strategis.

"Prestasi sebagai kepala negara dan kepala pemerintah merupakan wujud nyata ilmu pengetahuan kepemimpinan strategis. Beberapa penghargaan doktor honoris causa dari berbagai perguruan tinggi di dalam negeri dan luar negeri merupakan bukti pengakuan pemikiran akademik atas kepakaran beliau dalam bidang kepemimpinan strategic (strategis), yang juga sangat terkait dengan bidang pertahanan," jelasnya. 

Lebih lanjut ia mengatakan selama periode kepemimpinan Megawati, banyak menerbitkan berbagai kebijakan yang sangat mendukung tugas-tugas Kementerian Pertahanan RI dan TNI.

Berbagai ide dan gagasan tentang pertahanan juga dituangkan dalam berbagai dokumen negara dan menjadi rujukan doktrin pertahanan, strategi pertahanan dan postur pertahanan.

"Menata komponen utama pertahanan merupakan langkah stratejik mewujudkan profesionalisme TNI, sekaligus membangun kesadaran pentingnya mempersiapkan komponen cadangan dan komponen pendukung di dalam sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta," paparnya.

Bukan itu saja, Megawati juga menunjukkan kepemimpinan yang kuat di dalam menjadikan Pancasila sebagai falsafah negara, dasar negara, dan sekaligus landasan kebijakan pemerintahan negara.

Di dalam kepemimpinan Megawati, kata dia, Pancasila juga diperkokoh menjadi sistem nilai, pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara, dan yang terpenting bagaimana menjadikan Pancasila sebagai dasar haluan pembangunan negara guna mewujudkan Indonesia yang berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian di dalam kebudayaan.

"Seluruh ide, gagasan dan kebijakan tersebut dapat dinilai sebagai serangkaian karya ilmiah yang signifikan atas kepemimpinan beliau memperkuat jati diri bangsa Indonesia yang memegang teguh ideologi Pancasila. Kita semua yakin bahwa ideologi Pancasila adalah senjata pamungkas Sishankamrata," tegasnya.(

Dalam acara penganugerahan yang digelar di Kampus Bela Negara Universitas Pertahanan Sentul Bogor tersebut, sejumlah pejabat turut hadir diantaranya yakni Ketua MPR Bambang Soesatyo,  Ketua DPR Puan Maharani, Mendikbudristek Nadiem Makarim, Menhan Prabowo Subianto, Seskab Pramono Anung, Mensos Tri Rismaharini, Menhub Budi Karya, MenpanRB Tjahjo Kumolo, Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono, Kepala BIN Budi Gunawan, KSAD Jenderal Andika Perkasa, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, Menteri ESDM Arifin Tasrif, dan Lainnya.

Selain itu hadir secara virtual yakni Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Keuangan Sri Mulyani . 

Penulis: Taufik/Sri Malau

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan