Kisah Unik
Jenderal M Jusuf Latihan Baris Berbaris Selama 3 Hari Sebelum Jadi Panglima ABRI
Selama 14 tahun berada di luar organisasi militer, Jenderal M Jusuf akhirnya kembali ke barak militer dan langsung menempati posisi Panglina ABRI.
Penulis:
Febby Mahendra
Editor:
cecep burdansyah
Benny juga tidak pernah menduduki jabatan teritorial (Komandan Kodim, Komandam Korem, atau Pangdam) dan tidak pernah mengikuti pendidikan Sekolah Staf dan Komando (Sesko). Sebagian besar kariernya di pasukan tempur dan dunia intelijen.
Oleh karena itu penunjukan Benny Moerdani sebagai Panglima ABRI disebut tidak mengikuti rute yang lazim.
“Saya tidak pernah bermimpi duduk di kursi ini. Saya teken (tandatangan) mati sebagai intel,” ujar Benny kepada Salim Said, 14 November 1984.
Baca juga: Foto Terpidana Mati Usman dan Harun Terpajang Khusus di Rumah Mochtar Kusuma-atmadja
Jusuf cepat populer
Setelah menjabat Panglima ABRI, M Jusuf cepat menjadi populer. Meski semua kegiatan publiknya selalu atas nama Soeharto (selalu menyampaikan salam dari Soeharto kepada para prajurit yang didatangi), kunjungan dan perhatiannya, menarik perhatian masyarakat luas.
Ketika cerita buruk mengenai Soeharto dan keluarganya mulai menyebar ke masyarakat, fokus harapan berangsur tertuju kepada M Jusuf. Akibatnya Seharto dikabarkan mulai agak cemas.
Rupanya M Jusuf sadar akan kondisi itu. Namun ia tidak terlalu cemas sebab ia tahu persis terus menerus dibayangi Benny Moerdani sebagai Kepala Intelijen ABRI, dan Laksamana TNI Sudomo, Panglima Kopkamtib yang juga Wakil Panglima ABRI.
M Jusuf yakin Soeharto tahu dirinya tidak melakukan hal-hal yang mengancam kekuasaan Presiden.
Setiap menghadapi hal-hal yang sensitif, M Jusuf selalu memberi perintah kepada Benny Moerdani, “Kau laporkan ini kepada Pak Harto, Ben.”
Mengetahui Soeharto sangat percaya kepada Benny Moerdani pada waktu itu, konon M Jusuf pula yang menyarankan agar Benny saja yang diangkat sebagai penggantinya.
Ternyata Benny Moerdani yang kemudian ditunjuk sebagai pengganti M Jusuf dan menjabat sebagai Panglima ABRI selama 5 tahun.
Ada sebuah cerita menarik yang ditulis Atmadji Sukarmidjo dalam buku ‘Jenderal M Jusuf: Panglima Para Prajurit’ mengenai sebuah pertemuan di rumah Soeharto yang dihadiri sejumlah pejabat tinggi negara, termasuk M Jusuf.
Pada saat itu Jenderal TNI Amir Machmud, menteri Dalam Negeri, mengatakan, semakin populernya Jenderal M Jusuf selaku Menteri Pertahanan dan Keamanan (Menhankam)/Panglima ABRI, diduga ada ambisi tertentu yang perlu ditanyakan kepada yang bersangkutan.
Tiba-tiba M Jusuf menggebrak meja. “Bohong! Itu tidak benar semua! Saya ini diminta untuk menjadi Menhankam/Pangab karena perintah Bapak presiden. Saya ini orang Bugis. Jadi saya tidak tahu arti kata kemanunggalan yang bahasa Jawa itu. Tapi, saya laksanakan perintah itu sebaik-baiknya tanpa tujuan apa-apa.”
Melihat kondisi itu Soeharto sebagai tuan rumah membubarkan pertemuan yang hanya berlangsung beberapa menit itu. Kabarnya sejak itu hubungan M Jusuf-Soeharto jadi mendingin.