Rabu, 10 September 2025

Jokowi Berterima Kasih kepada Suroto: 'Kalau ndak Ada Kamu, Saya ndak akan Tahu Kondisi di Bawah'

Presiden Jokowi berterima kasih kepada Suroto atas bentuk protes yang dilakukannya itu.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Dewi Agustina
Tribunnews.com/ Taufik Ismail
Suroto, peternak ayam yang membentangkan spanduk kepada Presiden setelah bertemu Jokowi di Istana, Rabu (15/9/2021). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suroto, peternak asal Kabupaten Blitar, Jawa Timur, akhirnya diundang ke Istana Negara.

Ia diundang bertemu Kepala Negara untuk membahas keluh-kesah yang sempat ia sampaikan lewat poster yang dibentangkannya saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan kerja ke Blitar pada 7 September lalu.

Pada poster yang dibentangkannya saat Presiden Jokowi melambaikan tangan dari jendela mobil ketika melaju dari area vaksinasi Covid-19 ke makam Bung Karno di Blitar itu, Suroto menulis "Pak Jokowi Bantu Peternak Beli Jagung dengan Harga Wajar."

Suroto sempat diringkus polisi dan dimasukkan ke dalam mobil setelah membentangkan poster itu.

Namun ia kemudian dilepaskan kembali.

Setelah kabar penangkapannya viral, pihak Istana lantas mengundang Suroto bertemu Presiden Jokowi.

Suroto mengaku kaget dan awalnya tidak percaya dirinya diundang ke Istana karena telah membentangkan spanduk saat Presiden melakukan kunjungan kerja ke Blitar.

"Undangan kemarin pagi jam 8, jadi mendadak, kita ndak tahu. Ah ini pasti bohong, ternyata ya betul-betul (diundang)," kata Suroto usai bertemu Presiden Jokowi di Istana, Rabu (15/9/2021).

Dalam pertemuan itu kata Suroto, Presiden Jokowi justru berterima kasih kepadanya atas bentuk protes yang dilakukannya itu.

"Berterima kasih, berterima kasih sekali dengan apa yang saya lakukan itu," kata Suroto usai bertemu Jokowi di Istana.

Suroto, peternak ayam yang membentangkan spanduk kepada Presiden setelah bertemu Jokowi di Istana, Rabu (15/9/2021).
Suroto, peternak ayam yang membentangkan spanduk kepada Presiden setelah bertemu Jokowi di Istana, Rabu (15/9/2021). (Tribunnews.com/ Taufik Ismail)

Menurut Suroto, Presiden Jokowi berterima kasih karena jika tidak ada insiden ia membentangkan poster itu, Jokowi tidak tahu ada persoalan di kalangan peternak.

"Kalau ndak ada kamu yang membentangkan poster, saya ndak akan tahu kondisi di bawah karena laporan anak buahnya ndak nyampe ke atas," kata Suroto menirukan pernyataan Presiden.

"Awalnya saat bertemu saya meminta maaf pada Pak Jokowi atas apa yang telah saya lakukan dengan membentangkan poster. Sekali lagi, poster itu tulisannya begini: Pak Jokowi, bantu peternak beli jagung dengan harga wajar, telur murah. Itu yang lengkap, jadi ada kata telur murah," ungkap Suroto.

Suroto menjelaskan aksi membentangkan poster yang dilakukannya itu hanya spontanitas.

Menurutnya, para ketua asosiasi dan koperasi sudah mencoba berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan dan Dinas Perdagangan setempat dan minta audiensi dengan Kementan. Tetapi belum menemukan solusi.

"Yang menemui cuma dirjen PKH-nya. Jadi, ndak bisa memberikan solusi, sedangkan kita terjepit posisinya. Usaha itu ndak bisa jalan," kata Suroto.

Baca juga: Cerita Suroto Diundang ke Istana Setelah Bentangkan Spanduk ke Jokowi, Sempat Mengira Bohong

Suroto menuturkan persoalannya memang berat.

Ia menjelaskan pihaknya memproduksi telur seumpama 100 persen saja masih rugi, apalagi ditambah harga pakan.

Karena itulah Suroto kemudian nekat membentangkan poster dengan harapan Jokowi bisa turun tangan.

"Makanya saya punya inisiatif. Kalau saya ndak nekat membentangkan poster, ini pasti ndak akan ditanggapi. Dalam artian, saya percaya ini ndak nyampai ke Pak Jokowi. Saya percaya satu-satunya orang di Indonesia pada saat ini yang bisa menolong peternak ya hanya Pak Jokowi, itu saja. Tidak ada tendensi politik apa-apa ya ini, murni saya sebagai peternak mandiri," tutur Suroto.

Suroto menemui Presiden Jokowi tidak sendirian. Ia ditemani peternak lain, termasuk Ketua Pinsar Petelur Nasional (PPN), Yudianto Yosgiarso.

Menurut Yudianto, dalam pertemuan itu Presiden Jokowi menginstruksikan kepada Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Perdagangan M Lutfi untuk menurunkan harga pakan jagung peternak menjadi Rp 4.500 per kg.

"Pak Jokowi menginstruksikan Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan secepatnya karena kondisi pakan saat ini mahal, Pak Jokowi menginstruksikan bahwa peternak harus diberikan pakan jagung Rp 4.500," ungkap Yudianto.

Baca juga: Buntut Aksi Nekat Peternak, Presiden Minta Harga Jagung Bagi Peternak Rp4500 Per Kilogram

Yudianto berharap Kementerian Pertanian segera mengimplementasikan instruksi Jokowi itu.

Dengan demikian, harga pokok produksi (HPP) peternak bisa turun dan menekan kerugian.

Menurutnya, harga pakan jagung beberapa waktu terakhir melonjak menjadi Rp 6.000 per kg.

Padahal, normalnya sekitar Rp 4.500 per kg.

"Kami menagih janji ini karena saat ini telur khususnya kami peternak telur rugi besar," terang Yudianto.

Di samping itu ia juga meminta kepada Kementerian Sosial untuk menggunakan telur dalam menyalurkan bantuan sosial (bansos).

Bantuan itu bisa masuk dalam program keluarga harapan (PKH) dan bantuan pangan non tunai (BPNT).

"Dan kami mengimbau pelaksanaan tidak seperti kemarin-kemarin. Pelaksanaan kemarin-kemarin digabung dua sampai tiga bulan, makanya ada kekosongan dalam penyerapan telur," jelas dia.

Sementara, Ketua Koperasi Blitar Sukarman mengatakan pemerintah akan memberikan pakan jagung dengan harga Rp 4.500 per kg sebanyak 30 ribu ton.

Ia mengusulkan agar pemerintah juga mempersiapkan stok pakan jagung untuk kebutuhan jangka menengah peternak.

Stok pakan bisa dilakukan oleh Perum Bulog atau BUMN lain.

"Agar pada saat jagung tidak panen, stok jagung itu dikeluarkan dan harga stabil," kata Suparman.(tribun network/fik)

Simak juga wawancara eksklusif dengan Mendikbud Ristek Nadiem Makarim di bawah ini:

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan