Kamis, 2 Oktober 2025

Cerita Pangkostrad Ketika AY Nasution Hampir Meneteskan Air Mata Minta Patung yang Digagasnya

Dudung menyampaikan ke anak buahnya saat apel luar biasa bahwa tiga patung di ruangan museum tersebut sudah tidak ada karena diambil penggagasnya

Penulis: Gita Irawan
Editor: Eko Sutriyanto
istimewa
Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Islam (BEM PTAI) bersilaturahmi dengan Panglima Kostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman di Mako Kostrad pada Rabu (29/9/2021). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima Kostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman menceritakan ketika mantan Pangkostrad Letjen TNI (Purn) Azmyn Yusri (AY) Nasution hampir meneteskan air mata meminta tiga patung yang digagasnya dari Museum Dharma Bakti Kostrad.

Pada 30 Agustus 2021, kata dia, AY Nasution datang ke tempatnya.

AY Nasution, kata Dudung, bercerita kepadanya bahwa ia memiliki uneg-uneg setelah ia berdinas sebagai Pangkostrad selama kurang lebih satu tahun.

Uneg-uneg tersebut, kata Dudung, telah mengganjal kehidupan AY.

Salah satu uneg-uneg tersebut, kata Dudung, adalah ketika AY Nasution menggagas membuat patung tiga tokoh militer yakni Soeharto, AH Nasution, dan Sarwo Edi di Museum Dharma Bakti Kostrad.

Dudung mengatakan AY Nasution bercerita bahwa menurut ajaran agama Islam membuat patung diharamkan.

Oleh karenanya AY Nasution memohon kepadanya untuk mengambil tiga patung tersebut dari museum untuk dimusnahkan.

Baca juga: AY Nasution Tegaskan Tak Ada Penyusupan Paham Komunis di Tubuh TNI: Prajurit Masih Kompak Semua

Hal tersebut disampaikannya menjawab pertanyaan warga dalam program Talk Highlight Radio Elshinta Jakarta bertajuk "Menjaga NKRI" bersama Pangkostrad Letjen Dudung Abdurachman yang disiarkan di kanal Youtube Radio Elshinta pada Kamis (30/9/2021).

"Beliau itu sampai hampir meneteskan air mata. Saya sudah tua Pak Dudung, saya tidak mau nanti meninggal saya masuk neraka. Yang mengganjal ini mohon Pak Dudung, ada patung yang saya buat, yang besar-besar.

Itu patungnya Pak Harto, Pak AH Nasution, dan Pak Sarwo Edi. Mohon patung itu akan saya tarik dan akan saya musnahkan di museum," kata Dudung menceritakan kembali apa yang disampaikan AY Nasution kepadanya.

Mendengar pertanyaan tersebut, Dudung kemudian memanggil Inspektorat Kostrad Mayjen TNI Ilyas Alamsyah dan Kepala Staf Kostrad Mayjen TNI Muhammad Nur Rahmad.

Kedua pejabat Kostrad tersebut, kata Dudung, merupakan teman seangkatannya yang sudah lama bertugas di Kostrad.

Baca juga: Pesan Pangkostrad Kepada Generasi Muda Terkait G30S/PKI dan Komitmen Kebangsaan

Keduanya juga, kata Dudung, pernah menjadi anak buah AY Nasution.

Dudung kemudian menanyakan terkait keinginan AY Nasution kepada kedua pejabat Kostrad tersebut.

Kemudian keinginan AY Nasution tersebut disetujuinya mengingat dialah yang menggagas pembuatan patung tersebut. 

Dudung mengatakan, ia akan melarang kehendak tersebut apabila bukan penggagasnya sendiri yang memintanya.

"Tapi karena beliau yang membuat, secara pribadi itu pun, bukan secara kedinasan membuat itu, maka dipersilakan Pak.

Kalau kemudian nanti institusi akan membuat lagi saya rasa tidak ada masalah. Akhirnya saya persilakan untuk diambil dan dilaksanakan hari itu juga," kata Dudung.

Sebelum patung itu diambil, kata Dudung, ia menyampaikan kepada seluruh anak buahnya pada apel luar biasa bahwa tiga patung di ruangan museum tersebut sudah tidak ada karena diambil penggagasnya.

Hal tersebut, kata dia, mengingat museum tersebut biasa digunakan untuk membangkitkan semangat nasionalisme, kebangsaan, dan patriotisme kepada prajurit-prajurit baru Kostrad.

Terlebih, kata Dudung, museum internal Kostrad tersebut sangat jarang dikunjungi masyarakat.

"Jadi tidak benar sama sekali kalau Kostrad menghilangkan sejarah. Itu menurut saya pemikiran yang sangat fatal, yang salah, menurut saya. Jadi itu tidak benar kalau menurut saya," kata Dudung.

Sebelumnya muncul polemik di masyarakat setelah mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo menuding adanya penyusupan komunisme di tubuh TNI yang didasarkan pada hilangnya tiga patung tokoh militer tersebut dari museum di Kostrad.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved