Maulid Nabi Muhammad SAW
Sejarah Perayaan Maulid Nabi Pertama hingga jadi Tradisi dan Nilai Positif dari Perayaan Maulid Nabi
Berikut ini sejarah perayaan Maulid Nabi Muhammad pertama kali dan nilai positif dari perayaan Maulid Nabi; nilai spiritual hingga sosial.
Penulis:
Yunita Rahmayanti
Editor:
Daryono
Para ulama terkemuka dan Huffazh Al-Hadis telah menyatakan demikian.
Adapun ulama tersebut adalah:
- Al-Hafizh Ibn Dihyah (abad 7 H),
- Al-Hafizh Al-Iraqi (w. 806 H),
- Al-Hafizh As-Suyuthi (w. 911 H),
- Al-Hafizh Al-Sakhawi (w. 902 H),
- SyeIkh Ibn Hajar Al-Haitami (w. 974 H),
- Al-Imam Al-Nawawi (w. 676 H),
- Al-Imam Al-Izz ibn Abd Al-Salam (w. 660 H),
- Mantan mufti Mesir, Syeikh Muhammad Bakhit Al-Muthi’i (w. 1354 H),
- Mantan Mufti Beirut Lubnan yaitu Syeikh Mushthafa Naja (w. 1351 H).
Kemudian, perayaan Maulid Nabi menjadi tradisi umat Islam setiap bulan Rabiul Awal bagi generasi umat Islam dari masa ke masa.
Selain pendapat pertama tentang perayaan pertama oleh Sultan Al-Muzhaffar tersebut, ada juga pihak lain yang mengatakan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi adalah orang yang pertama kali mengadakan Maulid Nabi.
Sultan Salahuddin merayakan Maulid Nabi untuk membangkitkan semangat umat islam pada masa Perang Salib.
Ahmad bin ‘Abdul Halim Al Haroni rahimahullah mengatakan,