Jumat, 22 Agustus 2025

Bursa Capres

Mulai dari Ganjar, Anies Baswedan, dan Kini Giliran Prabowo Subianto yang Diusung Jadi Capres 2024

DPD Partai Gerindra Provinsi Jawa Barat beserta seluruh struktur partainya di Jawa Barat, hari ini (22/10/2021) menyatakan siap mendukung Prabowo

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowi Subianto (kedua kiri) memberi hormat kepada Presiden Joko Widodo (kanan). 

Albertus Sumbogo mengatakan, simpatisan dan kader PDI Perjuangan yang mendukung Ganjar Pranowo hanya menyampaikan aspirasi sebelum Megawati memutuskan capres dari partai banteng itu untuk Pilpres 2024.

Ikhtiar politik ini supaya memengaruhi Bu Mega, bisa juga lebih objektif memandang kader PDIP yang baik dan memang punya kans menang,” kata Albertus, Senin (11/10/2021), seperti ditulis KOMPAS TV.

Di sisi lain, ia mengaku siap menerima sanksi hingga pemecatan sebagai kader PDIP, bila dinilai melanggar aturan partai.

Baca juga: Peluang Anies Baswedan untuk Pilpres 2024 Disebut Mirip Ganjar, Berat karena Tak Punya Parpol

“Saya sudah katakan sejak awal, kalau itu dianggap melanggar aturan partai, saya sudah siap kok. Diberi sanksi sampai dengan pemecatan sebagai pribadi, saya siap,” tegas Albertus.

Albertus merasa masih dalam barisan PDI Perjuangan. Dia mengaku, hanya menampung aspirasi masyarakat.

“Bagi saya, saya masih dalam barisan. Hak bicara, hak aspirasi itu dijamin oleh aturan. Saya tidak memutuskan yang harus jadi Ganjar, bukan. Aspirasi masyarakat ini kan perlu ditampung,” kata Albertus kepada KOMPAS TV.

Semakin ketat

Sementara Pengajar Komunikasi Politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, mengatakan, mendekati pemilu, persaingan antarbakal capres akan semakin ketat.

Sebab, saat ini saja sudah banyak tokoh lain yang mulai mengenalkan diri kepada publik.

”Selama ini yang kuat Prabowo dan Anies Baswedan, tetapi para ketua umum partai lain, kan, juga mulai menggeliat. Ada Airlangga, ada Cak Imin (Muhaimin Iskandar).

Belum lagi menteri, ada Erick Thohir (Menteri BUMN), Sandiaga, ada Sri Mulyani (Menteri Keuangan). Jadi, artinya makin dekat ke hari-H (pemilu), pasti akan semakin mengecil selisih elektabilitasnya,” kata Hendri.

Terpisah, Direktur eksekutif Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie menilai sejumlah model transaksional, politik identitas, oligarki, hingga capres boneka masih akan muncul dalam Pilpres 2024 nanti.

Menurutnya, pemilih harus selektif memilih pemimpin Indonesia ke depan.

“Jangan memilih capres pencitraan dan terlalu banyak janji serta irasional,” kata Jerry dalam pesan yang diterima Tribunnews, Selasa (19/10/2021).

Jerry menambahkan capres boneka yang ada nanti pada Pilpres 2024 akan dikendalikan oligarki.

"Pentingnya agar pemilih waspada jangan terlena dan terpengaruh akan rayuan palsu dari capres tersebut. Belajar dari pengalaman," tambahnya.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan