Kamis, 14 Agustus 2025

Respons Keinginan Ridwan Kamil, Waketum Golkar: Kami Partai Terbuka, Tapi Capres Kami Airlangga

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan sinyal bakal masuk partai politik (parpol) pada 2022 mendatang.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Adi Suhendi
Ist
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan sinyal bakal masuk partai politik (parpol) pada 2022 mendatang.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia mengetakan, Golkar terbuka bagi siapapun yang ingin bergabung.

Asalkan, orang tersebut memiliki kesamaan visi dan ideologi dengan Partai Golkar.

"Kami ini adalah partai terbuka kalau ada yang mau bergabung dengan visi yang sama bukan soal kepentingan ya, soal visi yang sama, membangun negara berdasarkan ideologi pancasila, kemudian bisa memahami doktrin-doktrin yang ada di partai, kami terbuka," kata Doli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (2/12/2021).

Namun, Doli mengingatkan seseorang yang ingin bergabung dengan partai politik jangan dilandasi atas kepentingan tertentu.

Ketua Komisi II DPR RI itu juga menegaskan, jangan bergabung dengan sebuah partai politik karena berharap bakal diusung sebagai calon presiden 2024.

"Ya kan orang mau gabung Parpol itu kan tentu tadi itu, harus berdasarkan dia mempunyai visi dan pandangan yang sama dengan partai itu, bukan karena kepentingan tertentu. Bahwa kemudian setelah gabung dengan partai ia ikuti proses soal rekrutmen tentang posisi-posisi politik, itu urusan lain," ujarnya.

Baca juga: Golkar Apresiasi Gerakan BerkAH yang Diinisiasi Anak Muda

Lebih lanjut, Doli mengatakan bahwa Golkar telah memutuskan mendukung pencapresan Ketua Umum Airlangga Hartarto.

Hal itu sesuai hasil Munas 2019 dan Rapimnas 2021 Partai Golkar.

"Tapi saya tegaskan, kalau soal pilpres Golkar sudah punya keputusan, capres kita adalah pak Airlangga Hartarto," katanya.

Partai Pancasilais

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memutuskan akan masuk partai politik pada 2022.

Keputusan ini sekaligus akan menguatkan rencananya maju dalam Pilpres 2024.

Ridwan Kamil mengatakan hal ini saat tampil di acara Future Leader yang digelar Fisipol Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta, Kamis (2/12/2021).

Saat itu dia menjawab pertanyaan mengenai kemungkinan ia mencalonkan diri dalam Pilpres 2024.

Baca juga: Politikus Golkar Optimistis UU Cipta Kerja Bisa Direvisi Kurang dari Dua Tahun

Menurutnya, pilihan politiknya ke depan berlandaskan realita dan dua pilihan.

Pintu pertama adalah melanjutkan periode dua sebagai Gubernur Jabar.

"Kalau saya pilih kiri, 2024 saya ikut Pilgub lagi. Atau pintu kedua, kepemimpinan nasional. Karena kan Pak Jokowi selesai dalam dua periode,” katanya.

Menurutnya, ia akan selalu mendapatkan pertanyaan terkait Pilpres 2024, karena publik bertanya siapa yang akan melanjutkan kepemimpinan usai Jokowi.

Maju dalam kontelasi nasional menurutnya membutuhkan tiga modal besar, yakni elektabilitas dan popularitas, dua logistik, lalu ketiga partai yang dalam sistem demokrasi menjadi kendaraan untuk maju.

“Dua modal itu saya belum punya. Duit tidak ada, partai juga belum. Yang saya miliki sekarang elektabilitas dan kesukaan,” tuturnya.

Karena belum memiliki modal logistik dan berpartai, dirinya saat ini tengah meningkatkan kinerja.
Jika upaya ini direspon partai politik dengan meminangnya untuk maju, Ridwan Kamil memastikan pihaknya tidak akan menolak.

Baca juga: Mahkamah Partai Gelar Perkara Dualisme Kepengurusan Golkar Kota Bekasi

"Tapi politik tahu diri itu, saya harus tahu diri, anda itu siapa. Diusung partai belum pasti, kalau nggak, saya tahu diri. Kalau tidak ada partai, saya akan melanjutkan menjadi gubernur. Tapi kalau ada partai butuh tokoh elektabilitas yang lumayan, saya dihitung, saya bismillah,” katanya.

Dibanding menunggu dipinang, Ridwan Kamil akhirnya memutuskan dirinya akan masuk partai politik pada tahun depan.

“Sudah saya putuskan, tahun depan saya akan masuk parpol. Warnanya yang mana, taplak ini, warna baju satpam, hijab merah, saya belum tahu. Yang pasti, yang paling Pancasilais, karena Pancasila itu nomer satu. Tidak boleh terlalu kiri, kanan, politik jalan tengah lah yang saya pilih,” katanya.

Menurutnya posisi politik di tengah saat ini dibutuhkan untuk merangkul yang di kiri dan kanan. Di luar itu, Ridwan Kamil juga sudah mempelajari dua pilkada yang dia ikuti untuk bisa memenangkan sebuah kontestasi.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan