Kamis, 4 September 2025

Virus Corona

Kasus Covid-19 Melonjak, Pekerja di Sektor Non Esensial Diminta Kembali WFH

Satgas Covid-19 meminta pekerja di sektor non esensial agar bekerja dari rumah atau work from home (WFH).

Editor: Nuryanti
Tribunnews/Irwan Rismawan
Warga melintas di pelican crossing, Tosari, Jakarta, Jumat (2/7/2021). Satgas Covid-19 meminta pekerja di sektor non esensial agar bekerja dari rumah atau work from home (WFH). 

TRIBUNNEWS.COM - Satgas Covid-19 meminta pekerja di sektor non esensial agar bekerja dari rumah atau work from home (WFH).

Kasus harian Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan, bahkan pada Jumat (28/1/2022) mencapai penambahan hampir 10 ribu kasus.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito mengatakan ada tiga provinsi yang mendominasi kasus penambahan harian Covid-19.

Tiga provinsi tersebut yakni DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten, serta kabupaten/kota dalam wilayah aglomerasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).

Menyusul meningkatkan Covid-19 ini, Wiku meminta pekerja sektor non esensial agar dapat bekerja dari rumah.

Baca juga: Omicron Makin Meluas, Epidemiolog Sarankan Percepat Vaksin Booster dan Kerja WFH

Baca juga: Omicron Lebih Berpotensi Sebabkan Kesehatan Memburuk Pada Anak Dibandingkan Delta, Ini Faktornya

Hal ini menjadi antisipasi agar Covid-19 tidak menular secara lebih luas di tengah keberadaan varian Omicron.

"Mohon kepada perkantoran non esensial dapat mempertimbangkan untuk menerapkan WFH kembali sebagai bentuk antisipasi terus meningkatnya kasus Covid-19," tegasnya dalam keterangan pers, Kamis (27/1/2022) yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Tak hanya itu, pekerja yang memiliki intensitas mobilitas dan interaksi yang tinggi juga diminta untuk tidak lengah dalam menerapkan protokol kesehatan.

Wiku meminta Pemerintah Daerah yang tengah mengalami kenaikan kasus untuk kembali meningkatkan pengawasan protokol kesehatan di wilayahnya.

Lebih lanjut, Pemerintah Daerah juga diminta untuk mengevaluasi pengaturan kegiatan masyarakat dan melakukan penyesuaian atau perubahan jika diperlukan.

Menurutnya, masyarakat tidak boleh lengah pada Pandemi Covid-19 yang masih terjadi ini.

Pasalnya, virus tersebut tidak pandang bulu dan bisa menginfeksi siapa saja.

Masyarakat diminta menggunakan masker yang benar, dan menunda pergi ke tempat kerumunan dan turut membantu agar kasus segera turun.

"Saya ingin kembali menekankan bahwa Covid-19 adalah nyata dan masih ada disekitar kita."

"Selama status pandemi belum berubah menjadi endemi, maka kita harus tetap waspada dan menerapkan proteksi penuh terhadap diri kita," pesan Wiku.

Baca juga: Kata Satgas Covid-19 soal BA.2 Subvarian Omicron, Bisa Sebabkan Perbedaan Hasil PCR

Baca juga: Menkes: 75 Persen Kasus Covid-19 di Indonesia adalah Omicron, Termasuk Mayoritas Kasus di Jakarta

Antisipasi Lonjakan Kasus

Sementara itu, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa pemerintah telah mempersiapkan sejumlah hal untuk menghadapi lonjakan kasus harian Covid-19 yang saat ini tengah melanda Indonesia dan berbagai negara di dunia.

Hal tersebut dilakukan pemerintah karena kenaikan kasus Covid-19 diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa waktu ke depan.

"Belajar dari lonjakan kasus varian Omicron yang sudah terjadi terlebih dahulu di berbagai negara, pemerintah sudah melakukan banyak persiapan untuk menghadapinya," ujar Presiden Jokowi dalam keterangan pers, Jumat (28/1/2022) sore.

Menurut Jokowi, pemerintah telah melakukan perbaikan berbagai sarana dan prasarana fasilitas kesehatan yang disesuaikan dengan karakter varian Omicron yang berbeda dengan sebelumnya dan juga membutuhkan penanganan yang berbeda.

Salah satunya melalui layanan telemedicine, aplikasi layanan kesehatan sehingga dapat mengurangi beban fasilitas kesehatan, mulai dari puskesmas hingga rumah sakit.

"Ini penting agar fasilitas kesehatan kita dapat lebih fokus menangani pasien dengan gejala berat maupun pasien-pasien penyakit lain yang membutuhkan layanan intensif," ungkap Presiden. 

Baca juga: Menkes Beberkan Ciri-ciri Omicron dan Cara Cegah Penularannya, Gejala Ringan Seperti Flu Biasa

Baca juga: Kemenkes Terbitkan Sertifikat Vaksinasi Sesuai Standar WHO, Dapat Diakses Melalui Pedulilindungi

Presiden menambahkan bahwa tidak semua kasus Covid-19 membutuhkan layanan kesehatan secara langsung karena gejalanya tidak membahayakan.

Namun, Presiden menekankan pentingnya meminimalkan kontak guna mencegah penyebaran yang lebih luas. 

"Ketika hasil tes PCR saudara positif tanpa ada gejala, silakan melakukan isolasi mandiri di rumah selama 5 hari. Bila ada gejala batuk, pilek, demam, silakan gunakan layanan telemedicine, atau ke puskesmas atau dokter terdekat," tutur Presiden.

Presiden Jokowi pun mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, tidak panik, dan disiplin menerapkan protokol kesehatan serta mengurangi aktivitas yang tidak mendesak.

"Saya mengajak saudara-saudara sekalian juga menjaga kesehatan diri masing-masing sebaik-baiknya, untuk meningkatkan imunitas," ucap Presiden.

(Tribunnews.com/Tio)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan