Minggu, 17 Agustus 2025

Virus Corona

Luhut: Jabodetabek, DIY, Bali, dan Bandung Raya akan Masuk PPKM Level 3

Aglomerasi Jabodetabek, DIY, Bali, dan Bandung Raya akan berstatus level 3 dalam perpanjangan PPKM.

Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Nuryanti
Tangkap layar kanal YouTube Sekretariat Presiden
Menteri Koordiantor Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan dalam Keterangan Pers Ratas Evaluasi PPKM di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (7/2/2022). 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, aglomerasi Jabodetabek, DIY, Bali, dan Bandung Raya akan berstatus level 3 dalam perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Hal tersebut disampaikan Luhut dalam konferensi pers evaluasi PPKM yang ditayangkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (7/2/2022).

"Berdasarkan level asesmen, aglomerasi Jabodetabek, DIY, Bali, dan Bandung Raya akan ke level 3," ujar Luhut

Luhut menambahkan, hal tersebut diungkapkannya dikarenakan rendahnya tracing.

"Bukan karena tingginya kasus, tapi karena rendahnya tracing," lanjutnya.

Baca juga: Menkes: 69 Persen Pasien Covid-19 yang Meninggal Belum Vaksinasi Lengkap

Aturan di Wilayah PPKM Level 3

Mall dan Bioskop

Kapasitas maksimal 50 persen dan jam operasional sampai dengan pukul 21.00 waktu setempat

Adapun anak usia di bawah 12 tahun dilarang memasuki pusat perbelanjaan/mal/pusat perdagangan.

Supermarket

Untuk supermarket, hypermarket, pasar tradisional, toko kelontong dan pasar swalayan yang menjual kebutuhan sehari-hari dibatasi jam operasional sampai dengan pukul 21.00 waktu setempat dengan kapasitas pengunjung 50 persen.

Pasar Rakyat

Pasar rakyat yang menjual barang non kebutuhan sehari-hari dapat beroperasi dengan kapasitas maksimal 50 persen dan jam operasional sampai dengan pukul 17.00 waktu setempat.

Luhut menuturkan, keterangan lengkap mengenai level PPKM akan diatur dalam Instruksi Mendagri (Inmendagri).

Luhut menjelaskan, pemerintah meminta masyarakat yang sudah melakukan vaksinasi lengkap dan booster untuk melakukan aktivitas seperti biasa dengan terus menjaga protokol kesehatan yang ditetapkan.

"Tidak perlu panik dengan varian Omicron ini, namun kita hanya perlu tetap waspada dengan tetap terus menerapkan protokol kesehatan," jelas dia.

Baca juga: Menkes: Tak Usah Panik Lihat Jumlah Kasus Covid-19 Naik, Pasien Meninggal dan Masuk RS Rendah

Vaksin Covid-19 Kurangi Risiko Kematian Akibat Corona

Sementara itu, hasil penelitian dari data sampel rumah sakit rujukan COVID-19, RSPI Sulianti Saroso, terhadap pasien COVID-19 yang dirawat di ICU menunjukkan bahwa vaksinasi sangat penting untuk mengurangi risiko fatal infeksi COVID-19.

Hal tersebut disampaikan melalui laman resmi Kementerian Kesehatan pada Minggu (6/2/2022).

Dari 12 sampel pasien COVID-19 yang dirawat dengan kondisi berat dan kritis, 6 pasien (50 persen) belum melakukan vaksinasi.

"Data ini kembali menunjukkan pentingnya vaksinasi untuk mengurangi risiko terburuk dari terpapar COVID-19, yaitu kematian. Kelompok lansia, anak-anak, orang yang memiliki komorbiditas, dan yang belum divaksinasi, keempat kelompok inilah yang perlu diperhatikan dan kerap menjadi korban paling dirugikan di masa COVID-19 ini," terang dr Siti Nadia Tarmizi, M.Epid., Juru Bicara Covid-19 Kemenkes.

Meski Covid-19 varian Omicron bisa dilalui dengan gejala ringan atau tanpa gejala bagi sebagian orang yang sudah divaksinasi, masyarakat dihimbau agar berempati pada kelompok yang perlu dilindungi.

Selain itu, vaksinasi lengkap sangat penting untuk mempersiapkan diri dari kesakitan dan risiko dirawat yang lebih berat, hingga kematian akibat Covid-19.

"Utamanya bagi kelompok masyarakat lanjut usia dan orang yang memiliki penyakit bawaan (komorbid), segera lakukan vaksinasi."

"Apabila sudah waktunya booster agar segera mengikuti vaksinasi booster."

"Untuk yang memiliki komorbid, bisa berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19. Karena risiko kelompok rentan ini sangat besar apabila terpapar Covid-19," tegas dr Nadia.

Artikel Terkait Lainnya

(Tribunnews.com/Widya)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan