Jumat, 3 Oktober 2025

PDIP soal BLT ala Jokowi: Banyak Gejolak Eksternal, Harus Dipahami Sebagai Solusi Sementara

banyak pihak yang kembali mempertanyakan konsistensi Presiden Jokowi yang pernah mengkritik program BLT di era Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyo

Editor: Johnson Simanjuntak
Tribunnews/HO/Biro Pers Setpres/Lukas
Presiden Joko Widodo membagikan bantuan langsung tunai (BLT) bagi para pedagang kaki lima dan warung di Pasar Porsea, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, Rabu (2/2/2022). Bantuan sebesar Rp 1,2 juta per orang tersebut diharapkan bisa membantu meringankan beban para pedagang yang terdampak pandemi Covid-19. Tribunnews/HO/Biro Pers Setpres/Lukas 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PDIP Hendrawan Supratikno merespons soal ramai kritikan program pemerintahan Presiden Jokowi terkait Bantuan Langsung Tunai (BLT) minyak goreng dan BLT bagi pekerja dengan gaji di bawah Rp3 juta.

Dimana, banyak pihak yang kembali mempertanyakan konsistensi Presiden Jokowi yang pernah mengkritik program BLT di era Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Hendrawan mengatakan, bahwa BLT yang dijalankan oleh pemerintah saat ini harus dipahami sebagai jalan keluar sementara.

"BLT harus dipahami sebagai solusi sementara," kata Hendrawan saat dihubungi Tribunnews, Selasa (5/4/2022).

PDIP pun bisa memahami langkah pemerintah Presiden Jokowi yang mengambil jalan lewat BLT kepada masyarakat.

Pasalnya, kata Hendrawan, kebijakan pemerintah saat ini diperuntukan guna membenahi struktur pasar dan efisiensi dunia usaha yang harus benar-benar dilakukan dalam meningkatkan ekonomi.

"Ini solusi permanen yang harus diambil," terangnya.

Baca juga: Penyaluran BLT Minyak Goreng Bakal Digabungkan dengan BPNT di Bulan April

Ia juga menjelaskan, bahwa kondisi yang dihadapi Presiden Jokowi sekarang berbeda dengan yang dialami pada pemerintahan Presiden ke-6 RI SBY. 

Dimana, ketika itu PDIP ikut lantang menolak penyaluran BLT di era SBY.

"Konteksnya berbeda. Dalam dua tahun terakhir ini, banyak gejolak eksternal yang efeknya benar-benar memukul daya beli masyarakat, pandemi, disrupsi rantai pasok, kenaikan harga-harga pangan dan energi, dan perang Rusia-Ukraina," jelasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved