Selasa, 30 September 2025

Pemilu 2024

Prediksi PAN dan PPP Terancam Tak Lolos Ambang Batas Parlemen di Pemilu 2024, Karena Partai Ini

Ahmad Khoirul Umam, memprediksi PPP hingga PAN bakal jadi parpol basis Islam yang terdegradasi atau tak lolos ke parlemen pada Pemilu 2024 mendatang.

Penulis: Reza Deni
Editor: Johnson Simanjuntak
Tribunnews.com/ Fransiskus Adhiyuda
Pengamat politik dari Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam saat ditemui di Kampus Paramadina, Jalan Gatot Subroto, Mampang, Jakarta Selatan, Kamis (7/11/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Analis Politik sekaligus Managing Director of Paramadina Democracy Forum (PDF), Ahmad Khoirul Umam, memprediksi PPP hingga PAN bakal jadi parpol basis Islam yang terdegradasi atau tak lolos ke parlemen pada Pemilu 2024 mendatang.

"Ancaman degradasi dari zona parliamentary treshold 4 persen yang berpotensi menghantui PAN dan menghantui PPP," kata Umam dalam diskusi publik Paramadina Democracy Forum (PDF) yang bertajuk “Peran & Tantangan Partai Politik Islam Menuju Pemilu 2024,  Selasa (19/4/2022).

Dia menjelaskan PAN sebagai parpol mempunyai diaspora kekuatan, di mana kekuatan PAN dengan Zulkifli Hasan terdegradasi dengan adanya Partai Ummat dan Partai Pelita.

"Pak Amien Rais, bagaimanapun beliau, sekontroversial beliau, tetapi setidaknya beliau masih punya pengaruh yang cukup kuat di basis pemilih masyarakat Muhammadiyah, Pak Din Syamsuddin juga sama," kata  dia.

Jika PAN tidak mampu mempertahankan perolehan suara 4 persennya, Umam menyebut representasi kekuatan politik Muhammadiyah berpotensi hilang. 

Baca juga: Zulhas: Kehadiran Partai Ummat & Partai Pelita tak Perlu Membuat Kader PAN Merasa Tersaingi

Untuk PPP, Umam menyebut partao berlambang kakbah itu jika tak punya coattail effect dan tak punya split ticket voting, maka itu berpotensi menjadi ancaman.

"Kemarin di 2019 mendapatkan 4,52 persen, hanya sedikit, hanya lebih dari 0,52 persen dari ambang batas 4 persen parliementary treshold," katanya.

"Kalau kemudian tidak terjadi misalnya coattail effect tidak ada, kemudian kembali terjadi split ticket voting maka itu berpotensi menjadi ancaman, silakan itu bagian dari evaluasi yang harus dimatangkan untuk mendapatkan konsolidasi ekkuatan yang lebih maksimal," tandasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan