Pengamat soal Hubungan Jokowi dan Megawati : Bukan Ingin Dijauhkan Tapi Saling Menjauhkan
Ujang menyatakan kalau hubungan kedua elit pemerintah itu memang sedang tidak akur sehingga lebih tepatnya disebut saling menjauhkan bukan dijauhkan
Penulis:
Rizki Sandi Saputra
Editor:
Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menyoroti isu adanya indikasi hubungan Joko Widodo dengan Megawati Soekarnoputri ingin dijauhkan.
Indikasi tersebut disampaikan oleh Ketua Bappilu PDIP Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul.
Menyikapi hal tersebut, Ujang menyatakan, kalau hubungan kedua elit pemerintah itu memang sedang tidak akur sehingga lebih tepatnya disebut saling menjauhkan bukan dijauhkan
"Saya melihatnya bukan dijauhkan, tapi saling menjauhkan satu sama lain. Sedang tak akur saja," kata Ujang saat dimintai tanggapannya, Rabu (1/6/2022).
Baca juga: Ketua Umum Gerindra Prabowo Bertemu Surya Paloh di Kantor Nasdem
Kondisi tersebut kata Ujang, merupakan hal lumrah dan kerap terjadi di dunia politik.
Kendati begitu untuk saat ini, kebetulan saja yang terlibat adalah kedua sosok yang berpengaruh bagi partai, sehingga menjadi sorotan.
"Dan dalam dunia politik, hubungan putus nyambung itu biasa saja. Kadang nyambung atau bersatu dan kadang putus atau berseteru itu hal biasa saja," beber Ujang.
Keadaan yang dinilai tidak akur antara Jokowi dan Megawati sudah terlihat kata Ujang sejak perayaan Idul Fitri kemarin.
Di mana, Jokowi sebagai Presiden yang diusung oleh PDI-P tidak memprioritaskan untuk bertemu dengan Megawati Soekarnoputri yang notabenenya Ketua Umum Partai.
Jokowi saat Idul Fitri kemarin diketahui merayakannya di Yogyakarta bersama anak dan sang istri Iriana Jokowi.
"Indikasinya misalkan ketika lebaran, Jokowi tak memprioritaskan menemui Megawati sebagai orang pertama yang harus ditemui," ucap Ujang.

Beberapa momen krusial yang turut dihadiri oleh pejabat juga kata Ujang terekam tidak dihadiri oleh satu sama lain.
Seperti halnya pernikahan adik Jokowi, Idayati dan acara peresmian Sekolah Tinggi Intilijen Negara (STIN) BIN yang turut dihadiri oleh Megawati.
"Ketika nikah adiknya Jokowi, Megawati juga tak datang. Dan sebaliknya, beberapa hari lalu, ketika acara di BIN, yang dihadiri oleh BG, Megawati, Prabowo, dan Hendropriyono, Jokowi tak datang," beber Ujang.
Atas kondisi tersebut, Ujang menilai memang sedang ada ketidakharmonisan antara Jokowi sebagai Presiden RI dengan Megawati Soekarnoputri yang merupakan mantan Presiden RI.
Ujang beranggapan, kondisi tersebut tercipta karena adanya perbedaan kepentingan di antara keduanya.
"Misalkan soal Jokowi 3 periode. Megawati dan PDIP menolak, sedangkan Jokowi mau tapi malu," kata Ujang.
Ujang menambahkan, dengan begitu, maka dirasa tidak tepat jika kerenggangan antara Jokowi dan Megawati disebabkan karena ada pihak yang ingin menjauhkan.
Ilmuwan Politik itu lebih sepakat, kalau kondisi ini terjadi karena Jokowi dan Megawati berbeda kepentingan.
"Mungkin karena hubungannya sedang tak baik, maka muncul persepsi dari Bambang Pacul, bahwa seolah-olah Jokowi dan Megawati dijauhkan," ucapnya.
"Saya melihat bukan dijauhkan, tapi jauh sendiri saja, karena kepentingan yang berbeda," tukas Ujang.
Baca juga: Jokowi Pakai Baju Adat Ende saat Kunjungi Taman Renungan Bung Karno, Tempat Lahirnya Pancasila
Sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Bidang Pemenangan Pemilu Bambang Wuryanto melihat, ada indikasi kuat hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ingin dijauhkan.
Hal itu disampaikannya merespons isu keretakan hubungan antara Megawati dengan Jokowi.
"Ini kan ada indikasi, saya tidak mau mengatakan fakta ini. Ada indikasi kuat hubungan antara Pak Jokowi dengan ibu mau dijauhkan, itu sudah terjadi sejak lama, ini pengulangan, ini replay lagi," kata Bambang, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (31/5/2022).
Isu keretakan hubungan kedua tokoh itu berhembus usai Jokowi memberi sinyal dukungan terhadap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk Pilpres 2024, pada saat berpidato di Rakernas V Projo beberapa waktu lalu.
Ditambah, dengan ketidakhadiran Megawati dan Ketua DPR RI Puan Maharani di pernikahan adik Jokowi, Idayati dengan Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman.
"Ini saya kasih bocoran kata-kata Ibu ketua Umum, gini ngomong di antara kader nih. Pak Jokowi itu dilahirkan oleh PDI Perjuangan, dari rahim PDI Perjuangan, dan dibidani oleh Bu Megawati Soekarnoputri ketua umum. Itu kata ibu (Megawati)," ujar Bambang Pacul, sapaan akrab Bambang Wuryanto.
"Pak Jokowi sendiri pernah ngomong sama saya, 'saya sama ibu itu sama seperti anak dan orang tua'. Ini harus dipahami karena Pak Jokowi adalah orang Solo, Bambang Pacul juga orang Solo, Kota Solo adalah kota budaya, karena di kota kecil ini yang hanya ada lima kecamatan ini muncul ada dua kerajaan," imbuhnya.

Ketua Komisi III DPR RI itu menilai Jokowi adalah sosok yang tahu budi. Oleh karena itu dia menjamin Jokowi tak akan berseberangan dengan Megawati.
"Tahu budi, itu pasti, karena itu kultur, Pak Jokowi pasti, enggak mungkin, one hundred percent saya jamin bahwa Pak Jokowi tak akan pernah bertabrakan dengan Bu Megawati," ujar Pacul.
Lebih lanjut, Pacul mengungkapkan alasan Megawati dan Puan tidak hadir dalam acara pernikahan Idayati dengan Anwar Usman.
Dia mengungkapkan, Puan tidak hadir karena harus memenuhi dua agenda pada hari tersebut.
Namun, dia memastikan Puan diundang dalam acara pernikahan itu.
"Mbak Puan diundang, tapi Mbak Puan punya acara dua. Pagi ke Bali untuk urusan mitigasi bencana nasional, kemudian siangnya Mbak Puan harus membuka Festival Kopi Indonesia," ucapnya.
Terkait ketidakhadiran Megawati, Pacul mengaku tidak tahu.
Dia hanya mengungkapkan bahwa aktivitas Megawati di luar rumah selalu dievaluasi secara ketat selama masa pandemi Covid-19.
"Bu Megawati saya tidak tahu, karena aku enggak disamping ibu. Tapi ibu (Megawati) untuk pertimbangan keluar itu pasti akan bertimbang ketat, ibu (Megawati) dalam masa Covid tidak pernah keluar," tandasnya.