Senin, 11 Agustus 2025

Penyakit Mulut dan Kuku

Wabah PMK Merebak, DPP LDII Dorong Umat Islam Tetap Berkurban dengan Prinsip Kehati-hatian

Wabah penyakit mulut dan kaki (PMK) yang melanda di Jawa, jangan sampai mengendurkan minat umat Islam untuk berkurban pada Idul Adha nanti. 

Penulis: Larasati Dyah Utami
WARTA KOTA/WARTA KOTA/NUR ICHSAN
PENJUAL HEWAN KURBAN - Pemkot Tangerang melalui Dinas Ketahanan Pangan melakukan pemeriksaan hewan kurban yang dijajakan pedagang jelang perayaan Hari Raya Idul Adha, salah satunya yang berada di Kecamatan Periuk, Selasa (14/6/2022). Di tengah mewabahnya PMK, Pemkot Tangerang melarang masuk hewan kurban dari daerah ke Kota Tangerang 14 hari menjelang perayaan Hari Raya Idul Adha untuk mencegah meluasnya penyebaran wabah PMK. //WARTA KOTA/NUR ICHSAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Wabah penyakit mulut dan kaki (PMK) yang melanda, jangan sampai mengendurkan minat umat Islam untuk berkurban pada Idul Adha nanti. 

Pasalnya, dengan berkurban memiliki nilai ibadah yang tinggi, baik bagi individu maupun kemasyarakatan. 

Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso, mengatakan kurban memiliki multiplayer effect yang signifikan. 

“Secara pribadi, kurban merupakan wujud ketakwaan hamba kepada Allah. Tak ada amalan yang paling disukai Allah pada Idul Adha, selain menyembelih daging kurban,” ujar KH Chriswanto, dalam keterangannya Jumat (17/6/2022).

Chriswanto mengatakan, secara sosial, kurban mampu meringankan beban masyarakat sampai sepekan setelah hari penyembelihan.

Pengeluaran untuk pangan bisa dikurangi karena pembagian daging kurban, ini sangat membantu. 

Baca juga: Cegah Penyebaran PMK, Kementan Minta Peternak Jaga Biosecurity Kandang Ternak

Selain itu, para peternak juga mendapat keuntungan yang berlipat untuk mengembangkan modal usahanya.

Meskipun saat ini sedang terdapat pandemi wabah PMK, masyarakat tak perlu khawatir karena penyakit itu tak berbahaya bagi manusia.

Namun, ia menyarankan tetap berhati-hati, karena manusia bisa menjadi pembawa virus PMK ke hewan lain.

“Untuk itu perlu kehati-hatian, baik peternak maupun jamaah yang sedang mensurvei hewan kurban,” pungkasnya. 

Senada dengan KH Chriswanto, Medik Veteriner Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jawa Tengah drh. Slamet Kasiran mengatakan, PMK tidak berbahaya bagi manusia. 

Menurutnya, PMK atau yang dikenal juga sebagai Foot and Mouth Disease (FMD) disebabkan oleh virus Aphtaee Epizootecae. 

Masa inklubasi virus tersebut dan sangat menular 1-14 hari sejak tertular penyakit tersebut hingga timbul gejala. 

Menurutnya, penyakit yang menyerang semua hewan berkuku belah atau genap itu telah menyebar di berbagai daerah di Indonesia. 

Baca juga: Kementan: Pemerintah Siapkan 3 Juta Dosis Vaksin untuk Pencegahan PMK pada Hewan Ternak

Sebelumnya, pada tahun 1887, Indonesia pernah mengalami wabah PMK pertama kali, munculnya penyakit itu berawal di Malang kemudian menyebar ke berbagai daerah.

Halaman
123
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan