Minggu, 24 Agustus 2025

Penyakit Cacar Monyet

Mengenal Kembali Penyakit Cacar Monyet, Gejala dan Cara Pencegahan agar Tidak Tertular

Satu warga Jawa Tengah terindikasi tertular penyakit cacar monyet atau monkeypox. Berikut penjelasan mengenai cacar monyet atau monkeypox.

freepik
Monkeypox atau cacar monyet. Satu warga Jawa Tengah terindikasi tertular penyakit cacar monyet atau monkeypox. Berikut penjelasan mengenai cacar monyet atau monkeypox. 

TRIBUNNEWS.COM - Satu warga Jawa Tengah terindikasi tertular penyakit cacar monyet atau monkeypox.

Dinas Kesehatan Jawa Tengah menyatakan, warga yang tertular cacar monyet atau monkeypox ini masih sebatas suspek atau bergejala.

Pasien tersebut saat ini menjalani isolasi dan kondisinya kini masih dalam pantauan secara intensif oleh rumah sakit setempat.

Cacar monyet saat ini memang tengah mendapat perhatian lantaran telah melanda banyak negara.

Cacar monyet sendiri disebabkan oleh virus human monkeypox (MPXV) orthopoxvirus dari famili poxviridae yang bersifat highlipatogenik atau zoonosis.

Virus Ini pertama kali ditemukan pada monyet di tahun 1958, sedangkan kasus pertama pada manusia (anak-anak) terjadi pada tahun 1970.

Baca juga: Warga Jawa Tengah Suspek Cacar Monyet, Ini Pesan Ganjar Pranowo

Lantas seperti apa gejala Cacar Monyet?

Orang yang terinfeksi penyakit cacar monyet akan terlihat beberapa tanda dan gejala.

Beberapa orang bisa merasakan gejala ringan, namun sebagian lainnya juga bisa mengalami gejala yang berat dan memerlukan perawatan di rumah sakit.

Dikutip dari laman Infeksi Emerging Kemenkes, gejala monkeypox biasanya demam, sakit kepala hebat, nyeri otot, sakit punggung, lemas, pembengkakan kelenjar getah bening (di leher, ketiak atau selangkangan) dan ruam atau lesi kulit.

Ruam atau lesi kulit ini biasanya dimulai dalam satu sampai tiga hari sejak demam.

Ruam atau lesi pada kulit ini bisa berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar, lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok.

Orang yang tekena virus monkeypox bisa mengelami lesi yang banyak pada kulitnya, namun bisa juga hanya beberapa lesi.

Adapun letak ruamnya, cenderung terjadi pada wajah, telapak tangan dan telapak kaki.

Namun ruam juga bisa saja ditemukan di mulut, alat kelamin dan mata.

Gejala ini biasanya berlangsung selama 2-4 minggu, dan biasanya dapat sembuh sendiri.

Namun pada beberapa orang, dapat menyebabkan komplikasi medis dan kematian.

Baca juga: Cacar Monyet Sebabkan Kematian di India, Bagaimana Pencegahan Monkeypox di Indonesia?

Orang yang Paling Berisiko

Virus monkeypox menyebar dari orang ke orang melalui kontak erat dengan seseorang yang memiliki ruam monkeypox.

Orang yang paling berisiko tertular cacar monyet yakni-orang yang sedang hamil, anak-anak dan orang-orang dengan penyakit kekebalan tubuh.

Virus dapat ditularkan ke janin saat dalam kandungan atau bayi baru lahir selama atau setelah lahir atau saat menyusui.

Lingkungan dapat terkontaminasi virus monkeypox, misalnya ketika orang yang terinfeksi menyentuh pakaian, tempat tidur, handuk, benda, elektronik, dan permukaan.

Bisul, lesi, atau luka di mulut dapat menular, artinya virus dapat menyebar melalui kontak langsung dengan mulut, percikan ludah/cairan hidung, dan mungkin melalui aerosol
jarak pendek.

Virus ini juga dapat menyebar dari ibu hamil ke janin melalui kontak dari kulit ke kulit saat melahirkan, atau dari orang tua dengan monkeypox ke bayi atau anak selama kontak erat.

Monkeypox atau cacar monyet
Monkeypox atau cacar monyet (freepik)

Baca juga: Monkey Pox Jadi Darurat Global, Pakar: Perlu Tingkatkan Kewaspadaan Nasional

Cara Pencegahan

Sampai saat ini pengobatan yang spesifik untuk monkeypox masih terbatas tahap pengembangan.

Langkah yang paling mudah agar tidak tertular penyakit cacar monyet atau monkeypox adalah dengan membatasi kontak.

Selalu membersihkan diri dan lingkungan tempat tinggal juga bisa menjadi alternatif agar tidak tertular monkeypox.

Orang dengan monkeypox harus menghindari menggaruk kulit dan merawat ruam dengan membersihkan tangan mereka sebelum dan sesudah menyentuh lesi dan menjaga kulit tetap kering dan terbuka.

(Tribunnews.com/Tio)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan