Cerita SBY kepada Adhyaksa Dault soal Lukisannya Beraliran Realisme Plus hingga Presidensi G20
SBY mengatakan melukis menjadi salah satu kegiatan sehari-hari guna mengasah hobinya di bidang seni budaya.
Penulis:
Ilham Rian Pratama
Editor:
Johnson Simanjuntak
Adhyaksa Dault tak menyangka SBY memiliki bakat yang tak banyak diketahui oleh banyak orang.
"Di JCC itu pameran saya kira lukisan siapa, ternyata lukisan bapak, baru tahu saya itu pak," kata Adhyaksa Dault.
Baca juga: Hobi Melukis SBY selama PPKM jadi Sorotan, Karya Terbarunya Dibanjiri Pujian dari Warganet
"Termasuk teman-temang saya di akademi militer mereka juga tidak menyangka kalau saya bisa melukis. Memang saya tidak melukis dulu, saya melukis baru tahun lalu bulan Mei 2021 jadi sekarang ini baru satu tahun lebih dua bulan," kata SBY menjawab pertanyaan Adhyaksa Dault.
SBY menjelaskan, dalam waktu dekat pihaknya berharap semua lukisan-lukisan hasil karya tersebut dapat dilihat dan dinikmati oleh masyarakat secara luas.
SBY juga menegaskan bakat melukisnya adalah murni otodidak.
"Saya ingin dalam waktu dua tiga tahun lukisan saya sudah patut untuk dilihat oleh publik sambil saya terus belajar, saya tidak punya guru, saya tidak pernah sekolah melukis saya hanya dari YouTube dari video, otodidak murni," ungkap SBY.
Perang antara Rusia dan Ukraina menjadi fenomena penting dalam mempengaruhi situasi geopolitik global saat ini, dalam waktu yang hampir bersamaan Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan puncak G20.
SBY perpandangan bahwa Presidensi G20 yang akan digelar pada bulan November 2022 mendatang menjadi tantangan tersendiri bagi Negara Indonesia.
Menurut SBY, tantangan bagi Indonesia saat ini tidaklah ringan.
"Saya harus jujur bahwa tantangannya berat, mengapa? Ketika digelar G20 Summit bulan November mendatang, dunia kita seperti itu sedang panas geopolitiknya, sedang bergejolak perekonomiannya dan barangkali masing-masing negara mengutamakan kepentingannya sendiri bukan kepentingan bersama," kata SBY.

"Yang kedua, G20 sendiri sudah retak sudah terbelah tidak sama dengan era saya selama aktif dalam G20 yang hangat akrab, duduk bersama memecahkan masalah, sekarang tidak bisa begitu lagi," tambah SBY.
Oleh karena itu, tegas SBY, dirinya berharap para pemimpin saat ini dapat mampu memahami persoalan yang sesungguhnya serta dapat mencari solusi dengan cara-cara yang tak biasa.
"Saya berharap para pemimpin kita tahu persoalan ini, situasi ini dan bisa berfikir yang saya sebut thinking outside the box mencari pendekatan yang pas, diplomasi yang pas, mitigasi dan persuasi yang pas," tegas SBY.
Kendati demikian, meskipun mengalami tantangan yang tak mudah, momentum Presidensi G20 dapat menjadi peluang emas yang tak disia-siakan juga mengambil manfaat baik bagi bangsa Indonesia pada gelaran tersebut.
"Dengan demikian meskipun berat Indonesia tidak menyia-nyiakan peluang yang baik untuk nama baik Indonesia dan manfaat bagi Indonesia. Jadi berat, tetapi saya masih melihat tetap ada peluang yang bisa dimainkan oleh Indonesia. Semoga peluang itu tidak disia-siakan," kata SBY.