KTT G20 Bali
Daftar Negara Peserta G20 dan Perwakilannya yang akan Hadir di KTT G20 Bali
Daftar 20 anggota G20 yang akan menghadiri pertemuan puncak KTT G20 di Bali. Ada pula negara tamu yang hadir.
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Sebelum mengetahui daftar negara peserta G20, ketahui dulu apa itu G20 dan sejarahnya.
Seperti yang dikutip dari g20.org, G20 adalah platform multilateral yang menghubungkan negara-negara ekonomi maju dan berkembang di dunia.
G20 memegang peran strategis dalam mengamankan pertumbuhan dan kemakmuran ekonomi global di masa depan.
Anggota G20 mewakili lebih dari 80 persen PDB dunia, 75 persen perdagangan internasional, dan 60 persen populasi dunia.
G20 dimulai pada tahun 1999 sebagai pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral.
Kini G20 telah berkembang menjadi pertemuan puncak tahunan yang melibatkan Kepala Negara dan Pemerintahan.
Baca juga: Satgas Medis Siagakan 6 Rumah Sakit, 348 Dokter Spesialis, Hingga 35 Ambulans Mini ICU Untuk KTT G20
Selain itu, pertemuan Sherpa (yang bertugas melakukan negosiasi dan membangun konsensus di antara para Pemimpin), kelompok kerja, dan acara khusus juga diselenggarakan sepanjang tahun.
Peserta
Anggota G20 adalah:
1. Argentina
2. Australia
3. Brasil
4. Kanada
5. China
6. Prancis
7. Jerman
8. India
9. Indonesia
10. Italia
11. Jepang
12. Republik Korea (Korea Selatan)
13. Meksiko
14. Rusia
15. Arab Saudi
16. Afrika Selatan
17. Turki
18. Inggris
19. Amerika Serikat
20. Uni Eropa
Selain itu, ada pula Spanyol sebagai tamu tetap.

Baca juga: Tiba di Bali Untuk KTT G20, Kehadiran Joe Biden Disambut Tari Pendet
Setiap tahun, Presidensi mengundang negara-negara tamu, yang mengambil bagian penuh dalam acara G20.
Beberapa organisasi internasional dan regional juga berpartisipasi, memberikan forum tersebut representasi yang lebih luas.
Presidensi G20 bergilir setiap tahun di antara para anggotanya.
Negara yang memegang kursi presidensi bekerja sama dengan pendahulu dan penerusnya, juga dikenal sebagai Troika, untuk memastikan kelangsungan agenda tersebut.
Saat ini Italia (Presidensi G20 2021), Indonesia, dan India (Presidensi G20 2023) adalah negara-negara Troika.
G20 tidak memiliki sekretariat permanen.
Agenda dan koordinasi kerja diselesaikan oleh perwakilan pribadi para pemimpin G20 yang disebut sherpa bersama menteri keuangan dan gubernur bank sentral.
Puncak dari pekerjaan G20 di setiap siklus adalah komunike yang mengungkapkan komitmen dan visi anggota untuk masa depan.
Komike itu disusun dari rekomendasi yang dipilih dan hasil dari pertemuan tingkat menteri dan alur kerja lainnya.
Sejarah G20
G20 dibentuk pada tahun 1999 dengan tujuan untuk membahas kebijakan dalam rangka mencapai stabilitas keuangan internasional.
Forum ini dibentuk sebagai upaya untuk mencari solusi atas kondisi ekonomi global yang dilanda krisis keuangan global pada tahun 1997-1999 dengan melibatkan negara-negara berpenghasilan menengah dan memiliki pengaruh ekonomi yang sistemik, termasuk Indonesia.
Atas saran para Menteri Keuangan G7, para Menteri Keuangan G20 dan Gubernur Bank Sentral mulai mengadakan pertemuan untuk membahas respon terhadap krisis keuangan global yang terjadi.
Setelah itu, pertemuan tingkat Menteri Keuangan diadakan secara rutin pada musim gugur.
Sembilan tahun kemudian, pada 14-15 November 2008, para pemimpin negara-negara G20 berkumpul untuk KTT G20 yang pertama.
Pada kesempatan itu, para pemimpin negara tersebut mengkoordinasikan respon global terhadap dampak krisis keuangan yang terjadi di AS saat itu dan sepakat untuk mengadakan pertemuan lanjutan.
Untuk mempersiapkan KTT tahunan, para Menteri Keuangan G20 dan Gubernur Bank Sentral, bersama dengan para Sherpa bertemu beberapa kali dalam setahun.
Perwakilan Anggota G20 di KTT G20 Bali

Mengutip Kompas.tv, berikut daftar nama pemimpin yang hadir di KTT G20 Bali 15-16 November 2022.
Anggota
1. Argentina: Presiden Alberto Angel Fernandez
2. Australia: Perdana Menteri Anthony Albanese
3. Brasil: Menteri Luar Negeri Carlos Alberto Franco Franca
4. Kanada: Perdana Menteri Justin Trudeau
5. China: Presiden Xi Jinping
6. Prancis: Presiden Emmanuel Macron
7. Jerman: Kanselir Olaf Scholz
8. India: Perdana Menteri Narendra Modi
9. Indonesia: Presiden Joko Widodo (Tuan Rumah)
10. Italia: Perdana Menteri Giorgia Meloni
11. Jepang: Perdana Menteri Fumio Kishida
12. Republik Korea (Korea Selatan): Presiden Yoon Suk-yeol
13. Meksiko: Menteri Luar Negeri Marcelo Ebrard Casaubon
14. Rusia: Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov
15. Arab Saudi: Perdana Menteri Mohammad bin Salman bin Abdulaziz Al-Saud
16. Afrika Selatan: Presiden Cyril Ramaphosa
17. Turki: Presiden Recep Tayyip Erdogan
18. Inggris: Perdana Menteri Rishi Sunak
19. Amerika Serikat: Presiden Joe Biden
20. Uni Eropa: Presiden Ursula von der Leyen
Tamu undangan
Selain itu, pemimpin-pemimpin negara dan organisasi lain juga datang yakni:
21. Presiden Asian Development Bank (ADB) Masatsugu Asakawa
22. Ketua World Economic Forum (WEF) Klaus Martin Schwab
23. Presiden Islamic Development Bank (ISDB) Muhammad Sulaiman Al-Jasser
24. Direktur Jenderal International Labour Organization (ILO) Gilbert F. Houngbo
25. Presiden International Olympic Committee (IOC) Thomas Bach
26. Presiden World Bank Group David Malpass
27. Direktur Jenderal World Trade Organization (WTO) Ngozi Okonko-Iweala
28. Presiden Dewan Eropa Charles Michel
29. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres
30. Direktur Utama International Monetary Fund (IMF) Kristalina Georgieva
31. Presiden FIFA Gianni Infantino
32. Utusan Khusus Perdana Menteri Fiji Ratu Inoke Kubuabola
33. Presiden Senegal Macky Sall
34. Presiden Uni Emirat Arab Sheikh Mohamed bin Zayed Al-Nahyan
35. Perdana Menteri Kamboja Hun Sen
36. Presiden Pemerintahan Spanyol Pedro Sanchez
37. Presiden Rwanda Paul Kagame
38. Menteri Luar Negeri Meksiko Marcelo Ebrard Casaubon
39. Presiden Suriname Chandrikapersad Santokhi
40. Sekretaris Jenderal (Organisation for Economic Co-operation and Development) OECD Mathias Cormann
41. Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus
42. Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Long
43. Perdana Menteri Belanda Mark Rutte
44. Ketua Federal Security Service (FSB) Klaas Knot
45. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (virtual)
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)