Ridwan Saidi Meninggal Dunia
Rekam Jejak Ridwan Saidi, Budayawan Betawi yang Tulis Sejumlah Buku hingga Ikut Dialog Internasional
Inilah rekam jejak Budayawan Betawi, Ridwan Saidi yang meninggal dunia di RSPI Bintaro, Tangsel pada Minggu (25/12/2022) pagi.
Penulis:
Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Inilah rekam jejak Ridwan Saidi yang dikenal sebagai budayawan Betawi.
Selama ini, Ridwan Saidi diketahui telah menghasilkan karya tulisan, seperti 'Anak Aktor, Seniman Betawi Diburu Intel Yahudi' pada 1996.
Kemudian, Ridwan Saidi juga sering mengikuti konferensi dan dialog internasional.
Di sisi lain, Budayawan Betawi ini kerap melontarkan pernyataan kontroversi.
Seperti pernyataan tak ada kerajaan Galuh di Ciamis yang disampaikan Ridwan Saidi pada Rabu (12/2/2020) di sebuah kanal Youtube.
Pria kelahiran Jakarta ini, juga menyebut, ada kekeliruan soal penamaan Sunda Galuh hingga mendapatkan protes dari warga Ciamis.
Kini, budayawan Betawi ini, diketahui telah meninggal dunia di RSPI Bintaro, Tangerang Selatan pada Minggu (25/12/2022) pagi.
Baca juga: BREAKING NEWS: Budayawan Betawi Ridwan Saidi Meninggal Dunia di RSPI Bintaro Jakarta Selatan
Kabar meninggalnya Ridwan Saidi atau kerap dipanggil Babe Ridwan Saidi disampaikan disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon di Twitter, Minggu (25/12/2022).
"Selamat jalan Bg Ridwan Saidi … Innalillahi wainnailaihi raajiun. Kabar dr putra-putri beliau Bang Ridwan Saidi telah wafat pagi ini jam 08.35 WIB di RSPI Bintaro. Insya Allah husnul khotimah."
"Bang RS seorg teman diskusi yg luar biasa, wawasan pengalamannya luas. al Fatihah," tulis @fadlizon, Minggu (25/12/2022).
Rekam Jejak Ridwan Saidi
Ridwan Saidi merupakan seorang budayawan ternama Betawi.
Selain budayawan, Ridwan Saidi juga dikenal sebagai sejarawan juga tokoh intelektual Islam.
Selain sebagai budayawan dan politisi Ridwan Saidi juga seorang penulis yang produktif.
Ia telah menghasilkan karya di antaranya 'Anak Aktor, Seniman Betawi Diburu Intel Yahudi' pada 1996.
Sementara itu, Ridwan juga kerap mengikuti konferensi dan dialog internasional.
Di antaranya Babylonian Cultural Festival di Irakm Muktamar Rakyat Islam se-Dunia di Irak, hingga Australia-Indonesia Dialogue di Canberra, Australia.
Ridwan Saidi juga kerap kali muncul di layar kaca, menyampaikan pendapatnya.
Bahkan, pernyataan kontroversinya pernah mendapat protes dari warga.
- Pernah Sebut Tak Ada Kerajaan di Ciamis hingga Diprotes Keras Warga Ciamis
Dikutip dari TribunJabar.id, Budayawan Betawi, Ridwan Saidi, pernah mengatakan di Ciamis tidak ada kerajaan dan Galuh artinya brutal pada Februari 2020.
Buntut pernyataan itu, ratusan warga Ciamis dari berbagai elemen menggelar aksi di Alun-Alun Ciamis pada Jumat (14/2/2020) lalu.
Aksi tersebut, menyikapi pernyatan Babeh Ridwan Saidi di channel Youtube yang dinilai telah mengusik harga diri warga Tatar Galuh Ciamis.
Di tengah berlangsungnya aksi, tiba-tiba Bupati Ciamis, DR H Herdiat Sunarya MM dan Wakil Bupati Ciamis Yana D Putra, serta sejumlah pejabat lainnya langsung mendatangi massa.
Menyikapi kejadian tersebut, Bupati Herdiat meminta warga Tatar Galuh Ciamis bersabar, jangan sampai bersikap berlebihan, apalagi sampai brutal.

Pernyataan Ridwan Siadi:
"Mohon maaf ya dengan saudara-saudara di Ciamis. Di Ciamis itu enggak ada kerajaan," kata Ridwan Saidi pada tayangan video tersebut.
Menurut Saidi, petunjuk adanya kerajaaan bisa dilihat dari indikator ekonomi dan dia mempertanyakan apakah ada penghasilan dari daerah Ciamis.
"Ciamis penghasilannya apa? Pelabuhan di selatan kan bukan pelabuhan niaga. Sama dengan pelabuhan di Teluk Bayur. Bukan pelabuhan niaga. Hanya pelabuhan penumpang. Di Ciamis juga sama, lalu dagang apa?" kata Saidi.
Adapun untuk membiayai sebuah kerajaan, lanjut Saidi, harus ada indikator ekonomi tersebut.
Saidi juga menyampaikan, penamaan kata Galuh agak keliru. Kata dia, karena Galuh berarti brutal.
"Sunda Galuh saya kira agak keliru penamaannya," katanya.
Baca juga: Profil Ridwan Saidi, Budayawan Betawi yang Meninggal Dunia di Usia 80 Tahun
- Pernah Sebut Kerajaan Sriwiyaja Fiktif
Pada Agustus 2019 lalu, Ridwan Saidi secara tegas menyebut, Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan fiktif.
Pernyataan tersebut, dikatakan Ridwan Saidi di sebuah kanal Youtube yang diunggah pada Jumat (23/8/2019).
Bahkan, Ridwan Saidi mengklaim telah 30 tahun mempelajari bahasa kuno guna menelisik jejak-jejak keberadaan Kerajaan Sriwijaya.
Kemudian, hasil penelusuran itu, membawanya pada satu hipotesis bahwa kerajaan itu, fiktif.
“Saya sudah 30 tahun mempelajari bahasa-bahasa kuno. Banyak kesalahan mereka (arkeolog), prasasti di Jawa dan Sumatera adalah bahasa Melayu, tapi sebenarnya bahasa Armenia," kata Ridwan ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (28/8/2019).
Merespons hal tersebut, Sejarawan Sumatera Selatan, Vebry Al Lintani, mengatakan berdirinya kerajaan Sriwijaya bisa dilihat dari prasasti Kedukan Bukit, Talang Tuo dan Telaga Batu.
Menurutnya, seluruh prasasti itu telah ada sejak abad ke-7 Masehi.
"Ada juga catatan sejarah peninggalan I-Tsing atau Yi Jing, soerang biksu dari Tiongkok dalam bukunya Nanhai menyebutkan pernah singgah ke Kerajaan Sriwijaya. Artinya jelas ada, dan besar (kerajaan Sriwijaya)," ucapnya.
Vebry mengatakan, dirinya mempertanyakan maksud dan tujuan Saidi menyampaikan pendapat tersebut.
Sebab, pendapat Ridwan Saidi dinilai tanpa didukung fakta sejarah.
"Kita tidak tahu apa maksud dan tujuannya mengatakan demikian. Menurut saya itu pendapat pribadi," kata Vebry.
Vebry menjelaskan, sudah banyak bukti dan fakta sejarah tentang keberadaan Kerajaan Sriwijaya.

- Karya Tulisan Ridwan Saidi
Ridwan Saidi juga seorang penulis yang produktif dan telah menghasilkan sejumlah karya.
Seperti 'Anak Aktor, Seniman Betawi Diburu Intel Yahudi' pada 1996.
Berikut ini daftar hasil karya tulisan Ridwan Saidi, dikutip Tribunnews.com dari TribunnewsWiki.com:
- Fakta dan Data Yahudi di Indonesia (2008)
- Status Piagam Jakarta: Tinjauan hukum dan sejarah (2007)
- Profil Orang Betawi: Asal muasal, kebudayaan, dan adat istiadatnya (1997)
- Anak Betawi Diburu Intel Yahudi (1996)
- Golkar Pascapemilu (1992)
- Perjalanan Karier Ridwan Saidi
Berikut ini perjalanan karier Ridwan Saidi sebagai politisi dan budayawan Betawi:
- Kepala Staf Batalion Soeprapto Resimen Mahasiswa Arief Rahman Hakim tahun 1966
- Sekretaris Jendral Persatuan Mahasiswa Islam Asia Tenggara tahun 1973-1975
- Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) tahun 1973-1978
- Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) tahun 1974-1976
- Anggota DPR RI Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tahun 1977-1982
- Anggota DPR RI Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tahun 1982-1987
- Wakil Ketua Komisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 1977-1982
- Wakil Ketua Komisi X tahun 1982-1987
- Ketua Umum Partai Masyumi Baru tahun 1995-2003
- Ketua Steering Comittee Kongres Kebudayaan tahun 2003
- Direktur Eksekutif Indonesia Democracy Watch
- Ketua Komite Waspada Komunisme
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, TribunJabar.id/Andri M Dani/Widia Lestari, TribunnewsWiki.com, Kompas.com)
Simak berita lainnya terkait Ridwan Saidi Meninggal Dunia