Sabtu, 23 Agustus 2025

HUT PDIP

Tema HUT ke-50 PDIP dan Rangkaian Acara Perayaan yang Digelar pada 10 Januari 2023

Simak tema peringatan HUT Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ke-50 tahun 2023, serta tujuan serangkaian acara yang digelar pada 10 januari.

Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto - Simak tema peringatan HUT Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ke-50 tahun 2023, serta tujuan serangkaian acara yang digelar. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut tema peringatan HUT ke-50 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada 2023.

HUT PDIP diperingati setiap 10 Januari yang tahun ini jatuh pada hari, Selasa (10/1/2023).

Peringatan HUT PDIP 2023  bertepatan dengan hari pendiriannya, yaitu pada 10 Januari 1973 yang kala itu masih bernama PDI.

Sehingga pada tahun ini, PDIP merayakan hari ulang tahunnya yang ke-50 tahun.

Lantas apa tema peringatan HUT PDIP ke-50 tahun 2023 ini?

Simak pernyataan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto terkait tema HUT PDIP ke-50 tahun 2023, dikutip dari kompas.com, berikut ini.

Baca juga: Dalam Rangka Merayakan HUT PDIP 2023, Inilah Visi dan Misi PDI Perjuangan

Tema HUT PDIP ke-50 tahun 2023

Pada peringatan HUT PDIP 2023, Hasto mengatakan ada tema besar dan sub tema untuk merayakannya.

Adapun tema HUT ke-50 PDIP tahun 2023 adalah "Genggam Tangan Persatuan dengan Jiwa Gotong Royong dan Semangat Api Perjuangan yang Tak Kunjung Padam"

"PDI-P akan membawa tema Genggam Tangan Persatuan dengan Jiwa Gotong Royong dan Semangat Api Perjuangan yang Tak Kunjung Padam untuk merayakan HUT ke-50," kata Hasto, Selasa (3/1/2023).

Sementara sub tema pada HUT ke-50 PDIP tahun 2023 adalah "Persatuan Indonesia untuk Indonesia Raya".

Berkaitan dengan tema HUT ke-50 PDIP tahun 2023, Hasto tidak menjabarkan lebih mendalam makna dari tema tersebut.

Menurutnya penjabaran dari tema HUT PDIP ke-50 tahun 2023 akan dijelaskan oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

"Karena, sangat jelas nanti dijelaskan oleh Ibu Ketum (Megawati Soekarnoputri) dalam pidato politik Beliau," ujar Hasto.

Rangkaian acara HUT PDIP ke-50 tahun 2023

Pada perayaan HUT ke-50 PDIP tahun 2023 akan ada sejumlah acara untuk meramaikannya.

Adapun acara dalam rangka HUT ke-50 PDIP tahun 2023 yang sudah digelar yakni Makan Bareng 10.000 Warga DKI Jakarta.

Acara tersebut digelar di Tanah Tinggi, Jakarta Pusat oleh DPD PDIP DKI Jakarta pada Minggu (8/1/2023).

PDIP juga mengadakan kegiatan membersihkan sungai serentak pada acara HUT ke-50.

Puncak peringatan HUT ke-50 PDIP akan digelar di JI Expo Kemayoran, Jakarta pada Selasa (10/1/2023).

Puncak acara HUT ke-50 PDIP secara outdoor dan indoor.

Diberitakan, acara HUT ke-50 PDIP akan dihadiri oleh 25.000 orang.

Seluruh jumlah tamu tersebut, termasuk tamu VIP dan VVIP.

Wakil Ketua DPD PDIP DKI Jakarta sekaligus Ketua Seksie Acara HUT PDIP, Chica Koeswoyo menyampaikan peserta acara juga berasal dari luar negeri.

Peringatan HUT PDIP juga dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo beserta Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Pihak PDIP mengatakan bahwa acara ini bersifat internal.

Rangkaian acara HUT PDIP ke-50 juga akan diisi oleh berbagai acara, salah satunya penampilan hiburan dan acara musik serta penyampaian pidato Megawati.

Para peserta dan tamu HUT PDIP yang berada di luar ruangan akan juga bisa menyaksikan penampilan atraksi dari Baguna, marching band dan Satgas PDIP, serta Badan Kebudayaan Nasional (BKN).

Baca juga: Hasto Ungkap Ada Surprise dari Megawati di HUT PDIP 2023

Tujuan perayaan HUT PDIP ke-50 tahun 2023

Momen HUT ke-50 PDIP tahun 2023 akan menjadi cara menggelorakan semangat juang partai berlambang banteng tersebut.

Selain itu momen ini juga dapat digunakan untuk melihat sepak terjang partai hingga lahirlah PDIP.

Menurut pihak PDIP acara ini juga bertujuan untuk menjawab panggilan sejarah PDIP untuk masa depan bangsa dan negara Indonesia.

Awal mula berdirinya PDIP

Melansir dari pdipejuanganlampung.id, PDIP semula bernama Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang dibentuk pada 10 Januari 1973.

Pembentukan partai ini adalah gabungan dari partai PNI (didirikan oleh Ir Soekarno) dengan Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Partai Murba), Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI), Partai Kristen Indonesia (Parkindo) dan Partai Katolik.

Tetapi sejak partai ini terbentuk, PDI mengalami banyak konflik internal.

Konflik terus terjadi dan diperparah dengan adanya intervensi dari Pemerintah.

Hingga tercetus solusi dari konflik ini adalah mendukung anak kedua Ir. Soekarno yaitu Megawati untuk menjadi ketua umum (Ketum) PDI.

Namun ternyata solusi ini membuat konflik makin memanas.

Pasalnya, pemerintahan Suharto tidak menyetujui dukungan tersebut.

Lalu dalam Kongres Luar Biasa (KLB) yang dilaksanakan pada 2-6 Desember 1993 di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur, Soeharto menerbitkan larangan untuk mendukung pencalonan Megawati.

Namun, larangan yang diterbitkan oleh Soeharto tersebut bertentangan dengan keinginan para peserta KLB.

Setelah itu, Megawati Soekarnoputri secara de facto ditetapkan sebagai ketum DPP PDI periode 1993-1998.

Penetapan tersebut membuat Megawati dikukuhkan sebagai Ketum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI secara de jure pada Musyawarah Nasional (Munas) 22-23 Desember 1993 di Jakarta.

Namun, konflik internal PDI belum meredam dan semakin menjadi-jadi.

Adapun konflik yang terjadi hingga diselenggarakan Kongres pada 22-23 Juni 1996 di Asrama Haji Medan.

Sebelumnya, para pendukung Megawati sempat melakukan unjuk rasa pada 20 Juni 1996.

Tidak hanya itu, unjuk rasa tersebut terjadi hingga mengakibatkan bentrok dengan aparat keamanan yang menjaga kongres.

Baca juga: HUT ke-50, PDIP Konsisten Pegang Teguh Ideologi Namun Adaktif Lewat Aplikasi Media Pintar Perjuangan

Di sisi lain, pemerintah Suharto mengukuhkan Suryadi sebagai Ketum DPP PDI pada 15 Juli 1996.

Mengetahui itu, para pendukung Megawati kemudian menggelar Mimbar Demokrasi di halaman kantor DPP PDI, Jalan Diponegoro Nomor 58, Jakarta Pusat pada 27 Juli 1996.

Ketika para pendukung Megawati sedang menggelar Mimbar, muncullah rombongan berkaus merah kubu Suryadi.

Hingga akhirnya terjadi bentrok di antara kedua kubu tersebut.

Peristiwa bentroknya kedua kubu tersebut dikenal sebagai Kerusuhan Dua Puluh Tujuh Juli atau disingkat menjadi Peristiwa Kudatuli.

Setelah terjadinya peristiwa itu, PDI hanya mendapat 11 kursi DPR saat di bawah kepemimpinan Suryadi.

PDI di bawah pimpinan Megawati semakin kuat ketika pemerintahan Suharto lengser pada reformasi 1998.

Pada Kongres ke-V di Denpasar, Bali, Megawati akhirnya ditetapkan sebagai ketum DPP PDI periode 1998-2003.

Megawati juga mengubah nama PDI menjadi PDIP Perjuangan, sejak 1 Februari 1999,

Tujuan perubahan nama partai itu tidak lain agar dapat mengikuti Pemilihan Umum (Pemilu).

Nama PDIP disahkan oleh Notaris Rahmat Syamsul Rizal dan kemudian dideklarasikan pada 14 Februari 1999 di Istora Senayan, Jakarta.

Pada 27 Maret-1 April 2000, PDIP melakukan kongres I di Hotel Patra Jasa, Semarang, Jawa Tengah.

Hasil dari kongres I PDIP adalah Megawati ditetapkan sebagai Ketum DPP PDIP periode 2000-2005.

Megawati kembali dikukuhkan sebagai ketum PDIP Periode 2015-2020 pada Kongres IV PDIP yang diselenggarakan di Bali pada 8-12 April 2015.

PDIP kemudian mendapatkan suara sebanyak 35.689.073 pada pemilu 1999 dan menjadi pemenang.

Kemudian PDIP mendapatkan 135 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat.

(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka/ Oktavia WW)(Kompas.com/Nicholas Ryan Aditya)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan