Selasa, 26 Agustus 2025

Pembunuhan Beracun di Bekasi dan Cianjur

Muslihat Jahat Wowon Gaet Para Korban Penipuan, Duloh dan Dede pun Ikut Kena Tipu

Wowon merancang sejumlah modus untuk mengelabui para korban. Bahkan partner in crime-nya, Duloh dan Dede pun ikut kena tipu Wowon.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Arif Fajar Nasucha
Ist
Penampakan tiga tersangka pembunuh berantai atau serial killer bermodus supranatural di Bekasi hingga Cianjur bernama Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh dan M. Dede Solehudin. Wowon merancang sejumlah modus untuk mengelabui para korban. Bahkan partner in crime-nya, Duloh dan Dede pun ikut kena tipu Wowon. 

TRIBUNNEWS.COM - Polisi membongkar muslihat atau siasat jahat yang dilakukan pelaku pembunuhan berantai di Bekasi dan Cianjur, Wowon Erawan alias Aki dalam menggaet para korban penipuannya.

Bahkan dua tersangka lain yang merupakan partner in crime Wowon, yaitu Solihin alias Duloh dan M Dede Solehuddin pun ikut kena tipu.

Pada korban penipuan, Wowon mengaku bisa menggandakan uang di dalam amplop pada saat pertama kali mereka bertemu.

"Mereka ini pola penipuannya kepada para korban awalnya bertemu dengan tersangka Wowon," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi kepada wartawan, Selasa (24/1/2023).

"Kemudian Wowon bisa seolah-olah mengubah jumlah uang yang ada dalam amplop. Misalnya Rp 1000, tiba-tiba dibuat sedemikian rupa isinya bisa menjadi Rp 10 ribu," lanjut Hengki.

Selain itu, kata Hengki, para korban penipuan juga diyakinkan dengan harta-harta Wowon seperti mobil hingga rumah yang sebenarnya bukan miliknya.

Baca juga: Siasat Wowon Jadi Sosok Sakral Aki Banyu untuk Bunuh Korban, Ubah Suara Tipu Duloh dan Dede

Dengan modus seperti itu, para korban yang kesemuanya merupakan tenaga kerja wanita (TKW) percaya dan mengirimkan uangnya kepada Wowon.

Mereka berharap, uang tersebut bisa digandakan.

"Ada salah satu yang datang kepada Wowon, ditunjukkan ini rumahnya, ini mobilnya. Setelah ditelusuri itu adalah mobil dan rumah milik orang lain. Tapi untuk meyakinkan supaya korban tetap mengirimkan," ungkapnya.

Hengki juga menyebut korban penipuan Wowon berjumlah 11 orang.

"Ternyata hasil pemeriksaan kami, sementara ada 11 orang TKW yang menjadi korban penipuan," kata Hengki.

Dalam hal ini, dua orang menjadi korban penipuan dibunuh Wowon cs, yaitu atas nama Farida dan Siti.

Siasat lain yang dipakai Wowon cs untuk menjaring korban adalah menggunakan sistem multi level marketing (MLM).

Hengki mengatakan, korban penipuan yang percaya akal busuk Wowon cs akan mengajak korban lainnya untuk dikuras harta kekayaannya.

"Sistemnya seperti MLM, mereka ada downline (garis turunan), dari Siti misal mengajak temannya lagi untuk menggandakan uangnya," ujar Hengki.

Baca juga: TKW Korban Penipuan Wowon Cs Berjumlah 11 Orang, Transfer Uang Via Rekening Hingga Wesel

Satu di antara orang yang ikut merekrut para korban adalah istri Wowon, Ai Maimunah.

Namun, Ai Maimunah justru dibunuh Wowon dengan cara diracun bersama dua anaknya karena dianggap mengetahui kejahatan Wowon cs.

Mereka yang tertipu muslihat Wowon lantas mengirimkan uangnya kepada tersangka M Dede Solehudin melalui dua cara yakni transfer atau wesel.

"Ada dua jenis melalui rekening maupun melalui Western Union sejenis wesel yang bisa diambil di kantor pos, di kantor pegadaian," lanjutnya. 

Saat ini, para korban penipuan yang sudah teridentifikasi itu masih ada yang berada di luar negeri, ada pula yang sudah kembali ke Indonesia.

Sementara korban yang masih belum dapat dihubungi, penyidik akan melakukan penelusuran dengan mencari keluarga TKW yang ada di Indonesia. 

"Beberapa orang sudah kembali ke indonesia dan dalam perjalanan ke Polda Metro Jaya untuk kita ambil keterangan tiga orang. Sisanya sedang kami cari," ucap Hengki.

Baca juga: Wowon Cs Gunakan Sistem MLM untuk Kuras Harta Korban Penipuannya

Kelabui Duloh dan Dede

Trio tersangka pelaku pembunuhan berantai yang sangat keji di Cianjur dan Bekasi, Jawa Barat, yang menelan banyak korban meninggal dengan modus penipuan dan pembunuhan berencana. Dari kiri ke kanan: Solihin alias Duloh (63), Wowon Erawan alias Aki (60), dan M Dede Solehudin (35). Polisi sudah menahan ketiganya sejak pertengahan Januari 2023.
Trio tersangka pelaku pembunuhan berantai yang sangat keji di Cianjur dan Bekasi, Jawa Barat, yang menelan banyak korban meninggal dengan modus penipuan dan pembunuhan berencana. Dari kiri ke kanan: Solihin alias Duloh (63), Wowon Erawan alias Aki (60), dan M Dede Solehudin (35). Polisi sudah menahan ketiganya sejak pertengahan Januari 2023. (dok. Kompas.com)

Selain para korban penipuan, Wowon juga mengelabui dua rekannya yang ikut terlibat dalam pembunuhan berantai, yaitu Duloh dan Dede.

Wowon membuat figur fiktif bernama Aki Banyu yang diperankannya sendiri.

"Ternyata tersangka Wowon berperan sebagai Aki Banyu yang merupakan figur fiktif," ucap Hengki.

Sosok Aki Banyu, disebut Hengki, juga yang selama ini melontarkan tipu daya kepada korban dengan menyarankan menceburkan diri ke laut apabila ingin mendapat kesuksesan.

Bahkan berdasarkan pendalaman yang polisi lakukan, seorang saksi sempat curiga pada saat diperintahkan untuk bergerak ke pinggir kapal saat dalam perjalanan menyeberang pulau.

"Ternyata saat dikonfirmasi kepada tersangka benar 'saya memerintahkan bila ingin sukses maka harus nyemplung ke laut'," jelas Hengki.

Karena itu, oleh para korban bahkan Duloh dan Dede, Aki Banyu dianggap sebagai sosok yang sangat sakral.

Ya, Duloh dan Dede yang ikut menjadi tersangka dalam kasus ini tak mengetahui, sosok Aki Banyu adalah Wowon.

"Jadi tokoh yang dianggap sakral yang sudah ditemui itu padahal Wowon."

"Bahkan tersangka Duloh dan Dede setelah sekian lama baru tahu kalau Aki Banyu itu Wowon setelah dia tertangkap," katanya.

Dikutip dari TribunJakarta.com, Duloh dan Dede bisa terkena tipu karena Wowon dapat mengubah suaranya.

Sebab, Wowon memiliki profesi lain dengan menjadi dalang.

"Sekarang pertanyaannya mengapa bisa terperdaya Duloh maupun Dede? Karena suaranya itu memang berbeda."

"Kenapa bisa berbeda? Ternyata si Wowon ini punya profesi lain yaitu dalang."

"Jadi suaranya bisa berubah-ubah, dipraktikkan pada saat pemeriksaan kemarin," imbuhnya.

Baru Bisa Buka Tabir Saat Mendalang

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi memberikan keterangan terkait kasus pembunuhan berantai atau serial killer Wowon cs, Selasa (24/1/2023).
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi memberikan keterangan terkait kasus pembunuhan berantai atau serial killer Wowon cs, Selasa (24/1/2023). (Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti)

Dilansir Kompas TV, Wowon memiliki kemampuan bersandiwara mengelabui para korban bahkan terhadap dua rekannya karena memiliki latar belakang seorang dalang.

Wowon mampu mengubah nada suaranya sedemikian rupa lewat sambungan telepon sehingga mereka percaya bahwa itu suara perintah dari Aki Banyu.

Uniknya saat diinterogasi polisi, Wowon tak serta merta bisa bersedia membuka tabir pembunuhan berantai yang telah dilakukannya bersama Duloh dan Dede.

Polisi kesulitan untuk mengungkap petunjuk baru saat menanyai pembunuh berantai tersebut.

"Si Wowon itu kalau ditanya langsung susah, tapi kalau disuruh dalang kebuka semua sambil mendalang dia. Di mana korban disimpan dia tunjukkan. Ini fakta penyidikan," kata Hengki.

Kasus Pembunuhan Berantai Terungkap dari Peristiwa Keracunan

Kasus pembunuhan berantai Wowon Cs terungkap setelah ada peristiwa keracunan satu keluarga di Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat.

Dalam peristiwa tersebut korban bernama Ai Maemunah dan kedua anaknya Ridwan Abdul Muiz (20) serta M Riswandi (16) tewas karena keracunan.

Namun, belakangan diketahui mereka ternyata diracun dengan pestisida hingga racun tikus.

Sementara itu, seorang anak bernama Neng Ayu (5) selamat dari tindakan biadab Wowon Cs.

Sementara seorang pelaku bernama M Dede Solehudin yang ikut menenggak racun guna mengaburkan pembunuhan tersebut selamat karena kadar racun yang diminum sedikit.

Setelah terbongkar aksi jahat tersebut, polisi pun menangkap tiga tersangkanya yakni Wowon Erawan, Duloh, dan Dede.

Singkat cerita, ternyata ada aksi pembunuhan lain yang dilakukan para tersangka.

Wowon cs ternyata pernah melakukan pembunuhan di Cianjur dan Garut, Jawa Barat.

Di Cianjur, terdapat lima orang korban, empat di antaranya merupakan keluarga dari pelaku.

Wowon membunuh istrinya, Wiwin.

Dia juga membunuh anaknya, Bayu (2) dan mertuanya yang juga ibu korban Wiwin yakni Noneng.

Satu orang lainnya yang dibunuh yakni bernama Farida.

Farida diketahui merupakan seorang tenaga kerja wanita (TKW) yang dijanjikan dapat menggandakan uang oleh para tersangka.

Keempat jenazah itu dimasukan di tiga lubang di sekitar rumah Wowon di Cianjur bersama semua barang-barangnya.

Tersangka menuntup lubang itu dengan cara dicor dan dikeramik agar jejak korban tak terlihat.

Selanjutnya, satu korban lainnya bernama Halimah yang merupakan istri kelima Wowon.

Halimah diketahui dibunuh Duloh.

Duloh saat itu mengaku kepada keluarga jika Halimah meninggal dunia karena sakit.

Padahal, Halimah tewas akibat dicekik Duloh.

Jasad Halimah pun kemudian dimakamkan di kampung halamannya di Cilicin, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Lalu, satu korban lainya bernama Siti dibuang ke laut di daerah Surabaya, Jawa Timur oleh Wowon cs dengan meminta tolongan Noneng.

Jasad Siti ditemukan dan dimakamkan secara layak di Garut.

Siti dibunuh karena menagih janji ke Wowon soal penggandaan harta kekayaan miliknya.

Hingga kini total korban yang dibunuh Wowon cs berjumlah sembilan orang.

Atas perbuatannya Wowon, Solihin alias Duloh, dan M Dede Solehudin kini mendekam di tahanan Polda Metro Jaya.

Para pelaku dijerat Pasal 380 KUHP tentang pembunuhan, juncto Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana.

Mereka terancam pidana 20 tahun penjara, atau penjara seumur hidup atau pidana mati.

(Tribunnews.com/Sri Juliati/Fahmi Ramadhan/Abdi Ryanda Shakti) (TribunJakarta.com/Annas Furqon Hakim)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan