Jumat, 3 Oktober 2025

Pilpres 2024

Pengamat Sebut Khofifah Berpeluang Besar Jadi Cawapres Anies, Asal Bisa Kondisikan Demokrat dan PKS

Khofifah Indar Parawansa, menjadi satu di antara tiga nama yang diusulkan Partai Nasdem, menjadi bakal calon wakil presiden pendamping Anies Baswedan.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Adi Suhendi
Kolase TribunTimur.com
Eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Khofifah Indar Parawansa, menjadi satu di antara tiga nama yang diusulkan Partai Nasdem, menjadi bakal calon wakil presiden pendamping Anies Baswedan. 

Laporan Wartasan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, menjadi satu di antara tiga nama yang diusulkan Partai Nasdem, menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) untuk Anies Baswedan.

Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin berpendapat, sangat besar kemungkinan Khofifah dipilih menjadi bakal cawapres untuk Anies Baswedan, asalkan Nasdem bisa mengkondisikan rekan koalisinya yakni Demokrat dan PKS.

Pasalnya, Demokrat mengusulkan nama ketua umum mereka menjadi bakal cawapres yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Sementara, PKS menginginkan kadernya yakni Ahmad Heryawan (Aher) bisa menjadi pendamping Anies di Pilpres 2024.

"Sangat besar kemungkinannya. Tapi tinggal bagaimana mengkondisikan Partai Demokrat yang mengusulkan AHY sebagai cawapres, bagaimana untuk meredam kebatinan PKS yang katakanlah mengusulkan Aher," kata Ujang saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (26/3/2023).

Baca juga: Siapa Bakal Jadi Cawapres Anies? Nama Khofifah Menguat, AHY Bagaimana? Pengamat: Pasti Akan Kecewa

Ujang menilai rasional Nasdem mengusulkan nama Khofifah.

Pasalnya dari sisi latar belakang Khofifah memiliki basis politik yang cukup kuat.

Diketahui, Khofifah juga menjabat sebagai Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama (NU).

Terkait Khofifah yang disebut sebagai kader PKB, Ujang berpendapat hal itu tak menjadi masalah.

Ujang pun kembali mengingatkan pada Pilgub Jatim 2018 lalu, PKB tak mendukung Khofifah dalam kontestasi Pilkada.

Baca juga: PKS Sebut NasDem Ajukan Khofifah, Andika Perkasa dan Yenny Wahid Jadi Cawapres Anies

PKB justru mendukung pasangan Saifullah Yusuf (Gus Ipul)-Puti Guntur Soekarno yang merupakan lawan Khofifah di Pilgub Jatim 2018 lalu.

"Soal Khofifah kader PKB ya memang seperti itu tapi terkadang bagaimana kader NU itu bisa direposisikan menjadi capres atau cawapres," ujar Ujang.

"Kan Khofifah maju (Pilgub Jatim 2018) tanpa persetujuan PKB, juga bisa-bisa saja, selama ini kan menjadi gubernur Jatim tidak didukung PKB juga," tandasnya.

Sebelumnya, Partai NasDem ternyata mengajukan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Eks Panglima TNI Andika Perkasa dan aktivis Nahdlatul Ulama Yenny Wahid menjadi calon wakil presiden (cawapres) untuk Anies Baswedan.

Baca juga: Demokrat Nilai Lebih Menjanjikan jika Anies Bersama AHY Ketimbang Khofifah

Demikian disampaikan oleh Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Sohibul Iman. Hal itu diungkap Sohibul saat ditanya nama-nama cawapres yang bakal menjadi pendamping Anies Baswedan.

Menurutnya, masing-masing parpol yang tergabung dalam koalisi perubahan sejatinya telah mengajukan nama-nama yang layak menjadi cawapres dari Anies Baswedan.

"Ya kan sebetulnya nama-namanya udah beredar. Ya jelas dari PKS ada Kang Aher. Dari Demokrat ada AHY. Dari NasDem ada Bu Khofifah, bahkan juga sebelumnya ada Pak Andika. Kemudian ada juga Mbak Yenny, itu juga ada muncul," ujar Sohibul di Sekretariat Perubahan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (24/3/2023).

Ia menjelaskan bahwa ada pula pimpinan partai politik yang disebut akan merapat jika nantinya ditunjuk menjadi cawapres dari Anies Baswedan.

"Ya tentu sekarang ada beberapa pimpinan partai yang ingin merapat. Yang mereka kemudian mensyaratkan ketua umumnya ingin menjadi cawapres. Ya itu nama-namanya," jelasnya.

Namun begitu, dia masih enggan merinci terkait identitas ketua umum partai politik (parpol) yang mengajukan diri menjadi cawapres dari Anies Baswedan.

"Ketum parpol di luar kita. Jadi di luar tiga ini kan ada partai yang juga berkomunikasi. Mereka mengatakan siap bergabung tapi ingin jadi cawapres kan ada juga," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved