Minggu, 10 Agustus 2025

Kelompok Bersenjata di Papua

Status Operasi Jadi Siaga Tempur Lawan KKB, DPR: TNI Tak Boleh Terpancing Ambil Langkah Berlebihan

DPR mengungapkan TNI tidak boeh terpancing mengambil langkah berlebihan untuk lawan KKB, tetap fokus upaya pembebasan sandera.

Penulis: Rifqah
Istimewa
Anggota Komisi I DPR RI Fraksi Partai Golkar, Christina Aryani - DPR mengungapkan TNI tidak boeh terpancing mengambil langkah berlebihan untuk lawan KKB, tetap fokus upaya pembebasan sandera. 

TRIBUNNEWS.COM - Anggota Komisi I DPR RI, Christina Aryani beranggapan masalah baru bisa timbul akibat status siaga tempur yang diperintahkan oleh Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono.

Tanpa status siaga tempur pun, kata Christina, TNI dan Polri akan sanggup mengatasi situasi di Papua setelah diadakan evaluasi, terutama pasca kejadian di Pos Mugi, Kabupaten Nduga yang menewaskan prajurit.

Christina mengatakan bahwa TNI tidak boleh terpancing untuk mengambil langkah yang berlebihan.

Ia berharap, TNI fokus pada upaya pembebasan sandera.

"Kami juga berharap TNI tidak terpancing untuk mengambil langkah serang berlebihan tetapi fokus pada upaya pembebasan sandera," ungkap Christina.

Baca juga: Daftar 16 Personel TNI Selamat dan 4 Prajurit Gugur Pasca Serangan KKB di Nduga

Selain itu, dikatakan Christina bahwa status siaga tempur tersebut bisa menimbulkan efek ketakutan pada masyarakat.

Meskipun sebelumnya sudah dijelaskan kebijakan itu hanya diberlakukan di daerah-daerah rawan saja.

Maka dari itu, Christina meminta Panglima TNI memikirkan ulang status siaga tempur atas peningkatan eskalasi konflik di Papua.

"Dalam kemelut konflik Papua yang sangat kompleks kami memandang perlu bagi TNI untuk memikirkan ulang keputusan memberlakukan Siaga Tempur," kata Christina kepada wartawan Kamis (20/4/2023).

Status Tempur untuk Bangun Naluri Tempur TNI 

Kolase foto Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) Pratu Miftahul Arifin gugur akibat serangan Kelompok Separatis Teroris (KST) terhadap prajurit TNI di wilayah Mugi-Mam, Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu (15/4/2023) dan pimpinan KKB Egianus Kogoya, yang menjadi dalang penyerangan terhadap Satgas TNI Yonif R 321/GT yang bertugas di wilayah Mugi-Mam, Nduga. Egianus Kogoya, Pimpinan Kelompok Kriminal Bersejata (KKB) di wilayah Kabupaten Nduga, Papua - DPR mengungapkan TNI tidak boeh terpancing mengambil langkah berlebihan untuk lawan KKB, tetap fokus upaya pembebasan sandera.
Kolase foto Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) Pratu Miftahul Arifin gugur akibat serangan Kelompok Separatis Teroris (KST) terhadap prajurit TNI di wilayah Mugi-Mam, Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu (15/4/2023) dan pimpinan KKB Egianus Kogoya, yang menjadi dalang penyerangan terhadap Satgas TNI Yonif R 321/GT yang bertugas di wilayah Mugi-Mam, Nduga. Egianus Kogoya, Pimpinan Kelompok Kriminal Bersejata (KKB) di wilayah Kabupaten Nduga, Papua - DPR mengungapkan TNI tidak boeh terpancing mengambil langkah berlebihan untuk lawan KKB, tetap fokus upaya pembebasan sandera. (Kolase Tribunnews/ist/surya/TribunPapua)

Laksamana Yudo Margono mengatakan tetap melaksanaan operasi penegakan hukum soft approach (pendekatan lunak) dalam operasi penegakan hukum di wilayah Mugi-mam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Yudo Margono menambahkan, hal tersebut khususnya untuk daerah rawan yang diubah menjadi operasi siaga tempur darat.

"Kita tetap melaksanakan operasi penegakan hukum soft approach (pendekatan lunak)."

"Tentunya kondisi seperti ini khusunya daerah rawan kita ubah menjadi operasi siaga tempur," ungkap Yudo Margono, dikutip dari Tribun-Papua.com, Selasa (18/4/2023) saat konferensi pers di Markas Lanud Yohanis Kapiyau.

Dikatakan Yudo Margono, hal itu dilakukan agar naluri tempurnya terbangun.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan