Rabu, 10 September 2025

Mengenal Suku Baduy, Minta Sinyal Internet Dihapus di Wilayah Mereka, Bawa Dampak Negatif

Suku Baduy meminta supaya sinyal internet di wilayah mereka dihapus karena memberi dampak negatif. Seperti apa Suku Baduy?

Dok. Kemenparekraf via KOMPAS.com
Baduy Dalam mengenakan pakaian serba putih, dan Baduy Luar mengenakan pakaian hitam dan ikat kepala biru. Suku Baduy meminta supaya sinyal internet di wilayah mereka dihapus karena memberi dampak negatif. 

Diketahui, mata pencaharian utama warga Suku Baduy adalah bertani padi huma.

Mereka juga memanfaatkan buah-buahan dari hutan, seperti ujian, asam keranji, serta madu hutan yang terkenal, untuk mendapatkan penghasilan tambahan.

Menurut jurnal berjudul Kearifan Lokal Ekologis Suku Baduy di Kanekes, Lebak, Banten yang terbit pada 20 Oktober 2022, ada tiga desa utama tempat Suku Baduy tinggal, yaitu Dikeusik, Cikertawana, dan Cikebo.

Sementara itu, mereka terdiri dari tiga kelompok, yakni Tangtu atau Kanekes atau Baduy Dalam, Panamping atau Baduy Luar, serta Dangka yang merupakan Kanekes Dalam dan Luar yang sudah tinggal menetap di luar wilayah Kanekes.

Baca juga: Media Asing Soroti Permintaan Suku Baduy Agar Sinyal Internet Diblokir di Wilayah Mereka

Yang membedakan dari kelompok-kelompok tersebut adalah cara berpakaian.

Kekhasan Suku Baduy Dalam adalah mereka mengenakan pakaian putih alami dan biru tua, serta memakai ikat kepala putih, yang dijahit sendiri.

Sementara, pakaian Suku Baduy Luar adalah baju dan ikat kepala biru gelap.

Terkadang, mereka juga mengombinasikan pakaian mereka dengan kaus oblong atau celana jeans.

1. Suku Baduy Dalam

Warga adat suku Baduy yang berada di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak meminta pemerintah menghapus sinyal internet.
Warga adat suku Baduy yang berada di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak meminta pemerintah menghapus sinyal internet. (TribunBanten.com/Nurandi)

Baduy Dalam selama ini sangat ketat dalam mengikuti adat istiadat.

Mereka tinggal di tiga desa, yaitu Cikeusik, Cikertawana, dan Cibeo.

Diketahui, Baduy Dalam tidak diperbolehkan bertemu orang asing begitu saja.

Mereka memegang teguh adat istiadat nenek moyang mereka, di antaranya adalah:

- Tidak menggunakan kendaraan saat bepergian;

- Tidak menggunakan alas kaki;

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan