Selasa, 12 Agustus 2025

PAN Tanggapi Manuver Budiman Sudjatmiko Temui Prabowo: Kader Militan Harus Tunduk Kepada Partai

Tak hanya itu, manuver tersebut juga dikaitkan sebagai upaya Budiman mendorong duet Prabowo dan Ganjar Pranowo sebagai capres dan cawapres.

/YULIANTO
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) berjabat tangan dengan Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko (kanan) usai menggelar pertemuan di Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (18/7/2023). Prabowo Subianto menerima kunjungan Budiman Sudjatmiko dalam rangka silaturahmi dan diskusi kebangsaan. Warta Kota/YULIANTO 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Amanat Nasional (PAN) menanggapi manuver Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Budiman Sudjatmiko yang menemui Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara IV, Kebayoran, Jakarta Selatan pada Selasa (18/7/2023) malam.

Diketahui, manuver Budiman tersebut pun untuk mencairkan dan menyatukan kaum nasionalis di Indonesia.

Tak hanya itu, manuver tersebut juga dikaitkan sebagai upaya Budiman mendorong duet Prabowo dan Ganjar Pranowo sebagai capres dan cawapres.

Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga mengatakan bahwa niat Budiman Sudjatmiko sejatinya baik. Namun, Ia mengingatkan bahwa PDIP telah memutuskan mendorong Ganjar Pranowo sebagai capres.

"Ya niatnya mas Budiman Sudjatmiko baik, sikap yang Budiman hehehe. Tapi kan partai politiknya mas Budiman, PDIP telah memutuskan secara resmi bahwa capres Mas Ganjar Pranowo," kata Viva saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Rabu (19/7/2023).

Viva pun mempertanyakan alasan Budiman yang justru mengajukan proposal lain yang berbeda dengan keputusan partai. Seharusnya, Budiman tunduk dengan keputusan PDIP.

"Sebagai kader PDIP, mengapa mas Budiman menawarkan proposal lain yang berbeda dengan keputusan resmi partainya?" jelas Viva.

"Sebagai kader militan, tentunya mas Budiman harus taat dan tunduk pada partainya. Lain lagi jika sudah tidak menjadi kader PDIP," sambung Viva.

Lebih lanjut, Viva menambahkan saat ini semua bakal capres masih belum menunjuk cawapres yang akan menjadi pendampingnya. Dia pun meminta semua pihak menunggu hingga proses pendaftaran capres dan cawapres.

"Sang arjuna sedang mencari cinta agar dapat cawapres. Tentu masih ada waktu untuk proses politik menentukan paslon. Karena pintu KPU akan dibuka 19 Oktober 2023," pungkasnya.

Sebelumnya, Manuver Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Budiman Sudjatmiko ke kediaman Prabowo Subianto menjadi tanda tanya. Manuver itu pun diduga sebagai dorongan agar adanya duet Prabowo dan Ganjar Pranowo sebagai capres dan cawapres.

Diketahui, Budiman melakukan pertemuan dengan Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara IV, Kebayoran, Jakarta Selatan pada Selasa (18/7/2023) malam. Adapun pertemuan tersebut berlangsung tertutup selama dua jam.

Menurut Budiman, kedatangannya hanya untuk mencairkan dan menyatukan kaum nasionalis di Indonesia. Sebaliknya, Prabowo-Ganjar nantinya bisa dibicarakan antara pemilik kepentingan.

"Apa pun. Itu end productnya terserah nanti pembicaraannya. Tapi harus ada pencairan. Cairnya dulu," kata Budiman.

Namun begitu, Budiman enggan menegaskan apakah manuvernya sebagai upaya agar adanya duet Prabowo-Ganjar di Pilpres. Dia hanya menyatakan keinginannya pilpres dalam satu putaran.

"Pokoknya harus bersatu kesepakatan, harus ada persatuan itu, antara kaum nasionalis itu supaya solid, satu putaran, lanjutkan perjuangan programnya Pak Jokowi," jelasnya.

Ia menuturkan penyatuan kaum nasionalis menjadi hal yang penting. Sebab, Budiman tidak mau nantinya kaum nasionalis justru saling bertengkar dalam pemilu kali ini.

"Kita berbicara soal harus ada persatuan kaum nasionalis, harus ada persatuan kaum nasionalis, itu aja. Jangan berkelahi gitu loh," ungkapnya.

Ia pun menilai Prabowo dianggap sebagai tokoh senior yang bisa menyatukan kaum nasionalis tersebut. Karena itu, kedatangannya ke Kertanegara tidak bisa diartikan dukungan kepada Prabowo.

"Oh, tidak ada urusannya. Kita ingin mengatakan bahwa Indonesia ini serius, pemilu ini serius, saatnya pemimpin-pemimpin ngomong visi, sama-sama ngomong visi kapal ini mau dibawa kemana. Itu udah cukuplah selama bertahun-tahun ini sekedar sensasi," tukasnya.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan