Senin, 29 September 2025

ICSF: Ratusan Warga Garut Kena Pinjol Jadi Dampak Nyata Kebocoran Data Pribadi

Ketua ICSF Ardi Sutedja menyampaikan kebocoran data pribad salah satu contohnya yakni kasus ratusan warga di Garut yang identitasnya dicatut.

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Arif Fajar Nasucha
Kompas TV
Kepala Indonesia Cyber Security Forum, Ardi Sutedja. Ia menyampaikan kebocoran data pribadi berbahaya dan merugikan bagi pemiliknya. Salah satu contoh nyatanya, kata Ardi, yakni kasus ratusan warga di Garut yang identitasnya dicatut dan berujung dipakai pihak tak bertanggung jawab untuk membuat utang ke pinjaman online (pinjol). 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) Ardi Sutedja menyampaikan kebocoran data pribadi berbahaya dan merugikan bagi pemiliknya.

Salah satu contoh nyatanya, kata Ardi, yakni kasus ratusan warga di Garut yang identitasnya dicatut dan berujung dipakai pihak tak bertanggung jawab untuk membuat utang ke pinjaman online (pinjol).

“Dampak dari kebocoran data itu contohnya yang terjadi di Garut di mana satu desa itu data-data pribadi masyarakatnya disalahgunakan untuk dipakai pinjol. Itu salah satu dampak,” kata Ardi dalam diskusi daring Polemik Trijaya bertajuk 'Data Warga Siapa yang Salah?' pada Sabtu (22/7/2023).

Namun kata Ardi, dampak kebocoran data yang paling mengerikan adalah peretas cukup memerlukan 3 unsur untuk meretas berbagai tempat atau akun dari si pemilik data. Unsur yang diperlukan hanya nama lengkap, ID card, NPWP, hingga domisili hukum.

“Tapi yang paling mengerikan, kalau dalam data itu bukan sekedar sekian ratus juta data bocor, tapi namanya data pribadi itu cuma perlu 3 unsur untuk bisa masuk ke berbagai tempat, misalnya nama lengkap, ID card, NPWP, terus juga domisili hukum sesuai yang terdaftar,” katanya.

Baca juga: Kapolres Sebut 333 Warga Garut Terverifikasi Punya Utang Fiktif di PT PNM, Ini Jumlah Pinjamannya

Kata Ardi, hanya dengan 3 unsur data tersebut peretas bisa menggunakannya untuk mengakses ke rumah sakit, hingga perbankan.

“Itu aja sudah bisa seorang peretas, apalagi dibantu teknologi semakin canggih seperti sekarang untuk masuk ke berbagai tempat, antara lain ke rumah sakit, ke perbankan,” ungkap dia.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan