Pilpres 2024
Sosok KH Thoifur, Kiai Purworejo di Balik Perjodohan Anies Baswedan-Cak Imin Menuju Pilpres 2024
Terungkap sosok KH Muhammad Thoifur Mawardi, kiai asal Purworejo di balik perjodohan Anies Baswedan dan Cak Imin sebagai capres-cawapres.
Editor:
Adi Suhendi
Profil KH Thoifur Mawardi
KH Thoifur Mawardi merupakan kiai kharismatik pemilik Ponpes Darut Tauhid Kelurahan Kedungsari, Kecamatan/Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Ulama kelahiran 8 Agustus 1955 ini dikenal sebagai ahli istikharah dan dihormati kaum nahdiyin.
Ayahnya, KH R Mawardi, merupakan keturunan dari Joko Umbaran yang konon masih trah dari Sultan Agung.
Keilmuan dan karomah KH Thoifur kesohor hingga ke Timur Tengah.
Perjalanan keilmuannya melanglang buana dalam menuntut ilmu di daerah Jawa, seperti di Pondok Sugihan Kajoran, Magelang, Pondok Lasem, Pondok Rembang, Jawa Tengah.
Ia juga sempat menjadi santri cukup lama di Rushaifah, Makkah, di tempat Imam Ahlussunnah wal Jamaah Abad 21, Al-Qutb Al-Irsyad wad Da’wah As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani, dan menjadi salah satu santri terbaik di sana pada periode tahun 1976 hingga 1988.
Kiai kondang ini juga berjuluk ahli mimpi bertemu Rasulullah SAW, karena seringnya bermimpi berjumpa Nabi Muhammad.
Salah satu karomah yang dimilikinya adalah penemuan Sumur Thoifur di Pesantren Rushaifah.
Sumur itu menjadi sumber air bersih untuk kebutuhan sehari-hari para santri.
Penemuan sumber air ini terjadi saat ia menjadi santri di sana, saat pasokan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari begitu sulit.
Ia pun bahkan tak mandi berhari-hari mengingat sulitnya mencari air kala itu.
Di tengah upaya banyak pihak untuk menemukan air, KH Thoifur melakukan shalat Istikharah untuk mencari sumber air.
Hingga, ia bermimpi bisa melihat sebuah sumur, lalu menimba air di sumur tersebut.
Saat menimba itu, ia merasakan tali yang ditariknya sangat berat, hingga nampaklah sosok tubuh Baginda Nabi Muhammad SAW.
Mimpi itu diceritakan pada gurunya, Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki.
Akhirnya, Sayyid Miuhammad memerintahkan untuk menggali sesuai petunjuk dari mimpi KH Thoifur.
Ajaibnya, galian belum sedalam dua meter, didapatilah sumber mata air yang diharapkan.
Begitulah. keluasannya dalam banyak bidang keilmuan membuatnya dijuluki sebagai "Kitab Berjalan", Para ulama dan habib pun menaruh hormat pada kealimannya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.